Mohon tunggu...
LangitBiru
LangitBiru Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

POST-STRUCTURISM

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Wacana: Representasi Presiden Jokowi di Berita Terkait Persoalan Tanah Kendeng

3 Juli 2020   15:17 Diperbarui: 3 Juli 2020   15:10 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pada paragraf kelima, kata bertolak belakang yang merupakan kalimat kiasan dimana artinya adalah berbeda sama sekali menunjukan bahwa Presiden Jokowi mengingkari janjinya kepada masyarakat Kendeng pada Agustus 2016 silam.

Kompas.com melakukan pengutipan secara langsung untuk menyuarakan pernyataan Presiden Jokowi dari ucapan Gunarti yang mengandung makna bahwa Presiden Jokowi menyatakan kesanggupan atas pengajian ulang dan penghentian operasional di wilayah Kendeng.

Dalam paragraf sembilan, Kompas.com menunjukkan Presiden Jokowi terkesan acuh dengan persoalan izin operasional PT. Semen Indonesia dengan melemparkan persoalan tersebut kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Diperkuat dengan pengutipan langsung Kompas.com terhadap pernyataan Gunarti pada paragraf kesepuluh: "Pak Jokowi bilang, 'ya itu kalau mengenai izin harus tanyanya sama Gubernur. Selama ini sudah komunikasi sama Gubernur atau belum?' Jangankan, bukan hanya komunikasi, kami itu sampai melakukan apapun, jangan sampai Pak Ganjar itu mengeluarkan izin dulu. Tapi, gubernurnya sudah ngotot".

Dalam empat paragraf terakhir, Kompas.com melakukan penekanan dengan melakukan pengulangan pada kata "sedih", "menangis", dan "jawaban Jokowi". Didasarkan pada kalimat di paragraf kesepuluh jawaban tersebut menunjukkan bahwa Presiden Jokowi mengecewakan masyarakat Kendeng.


Bagaimana Kompas.com menyebutkan nama Presiden Indonesia dengan sapaan "Jokowi" juga menunjukkan posisi Presiden Jokowi sebagai sosok yang akrab, alih-alih seseorang dalam jabatan tinggi yang sangat dihormati. Penyebutan "Jokowi" menjadi bukti bahwa berita ini membangun kedekatan dengan Presiden Jokowi dan bahwa masyarakat menyampaikan keluh kesah kepada presiden seperti kepada orang yang sudah akrab dengannya, misalnya teman. Presiden Jokowi dalam berita ini digambarkan sebagai teman curhat masyarakat.

Analisis Messo

1. Produksi Teks

Setelah mendapatkan berbagai data tentang orang-orang yang terlibat dalam pemberitaan Kendeng, sistem produksi berita Kendeng di Kompas.com adalah bermula dari sang jurnalis (Ihsanuddin) yang menuliskan berita, lalu di serahkan kepada editor (Sandro Gatra) untuk di periksa tulisannya dan di serahkan lagi kepada pimpinan redaksi (Wisnu Nugroho) untuk melihat apakah tulisan yang di buat oleh sang jurnalis sudah sesuai dengan visi, misi, dan pedoman yang dimiliki Kompas.com. 

Untuk sang jurnalis sendiri (Ihsanuddin), ia merupakan seorang wartawan yang dapat dikatakan pro Presiden Jokowi. Bisa dilihat dari beberapa 'cuitan' tweeternya yang mendukung Presiden Jokowi. Maka tidak heran jika pemberitaan tentang Presiden Jokowi yang ditulis oleh Ihsanuddin terkesan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan penulis berita,Ihsanuddin memang tidak melihat secara langsung pertemuan antara Jokowi karena berlangsung di dalam istana dan singkat. Penulis hanya melakukan wawancara dengan Gunarti mengenai mengenai apa yang dibicarakan dari pertemuan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun