Semua berlalu aku meneguk hari-hariku dengan dahaga yang sungguh luar biasa, aku terbiasa meniduri siang dan malam secara bersamaan
tapi aku tidak tahu sore dan senja menaruh cemburu padaku begitupun pagi sebulan ini ia tak mau menjawab sapaanku tanpa kuketahui alasannya
aku menangis tetapi tangisan itu malah menertawakan aku, aku tertawa seperti orang gila tetapi tawa itu malah meraung-raung menangisi aku melebihi orang gila manapun
aku bertanya pada pengetahuan tetapi jawaban yang keluar adalah ketidakmengertian dan keragu-raguan
dan kini aku kembali mempertanyakan "Kasih itu apa?"
Aku berjalan bimbang tetapi aku berlari menjauh karena kebimbangan itu mau melahapku bulat-bulat
tetapi aku berhenti berlari aku mendekat dan menantangnya "Telanlah aku maka hanya luka yang akan kau kecap!" ucapku lantang
"seperti halnya ketika aku mengecap di awal permulaan pasti ingin kau lepehkan jauh-jauh aku"
Dan akhirnya ia pun membuangku jauh-jauh kemudian aku melangkah setahap demi setahap mendekatiNya
dan aku tetap bertanya-tanya "Kasih itu apa? lalu apa bedanya aku dengan itu?"
bersambung..........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H