Mohon tunggu...
Egi David Perdana
Egi David Perdana Mohon Tunggu... -

https://www.facebook.com/egibest.egi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Paris, 4 Mei

28 Juli 2014   02:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:01 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku segera menuju paris, para teroris itu juga ayah pasti berada disana" ucap Bernard kepala salah seorang sepupunya yang sedang melayat.

"Aku siap untuk menjadi salah satu korban, jika bertambahnya satu korban membuat ayahku puas meski korban itu adalah anaknya sendiri aku rela” tambah Bernard dan pada detik itu pula Bernard langsung berlalu pergi.

****

Bernard menyetop taksi karena semua kereta jurusan menuju Paris jadwalnya sudah dibekukan, dengan tenang Bernard masuk ke dalam taksi dan tanpa basa-basi ia memberitahukan tempat tujuannya yaitu jembatan kota Paris karena dalam ingatannya komisaris Trauffaut berkata jembatan kota Paris-lah yang akan diledakkan pertama kali.

Supir taksi terkejut setelah ia tahu kemana tujuan Bernard, ia mencoba mengusir Bernard dari dalam mobilnya tetapi Bernard tidak bergeming ia tetap diam di dalam mobil akibatnya si supir taksi menjadi berang ia menghajar Bernard tetapi Bernard melawan sehingga terjadi perkelahian di dalam mobil yang berakibat pingsannya si supir taksi karena pukulan telak ke bagian dagu, si supir taksi pun dipindahkan ke kursi sebelah dan Bernard mengambil alih kemudi.

Bernard mengemudikan taksi dengan amat kencang, ia sudah tidak peduli ketika sebuah mobil patroli polisi mengejarnya karena curiga ada taksi yang melanggar batas kecepatan berkendara apalagi arahnya menuju kota Paris, Bernard panik ia kini tidak sadar di jalan manakah ia berada, tiba-tiba terjadi benturan dan beberapa jam kemudian Bernard tersadar dan anehnya ia kini sudah ada di perbatasan kota Paris dan Montpellier, dengan masih terheran-heran Bernard keluar dari mobil dan berusaha masuk ke dalam kota Paris dan berdesakan dengan banyak orang dan kendaraan yang ingin segera keluar dari kota Paris, mereka terlihat panik, mereka meninggalkan harta benda dan beberapa lagi meninggalkan kendaraan mereka, mereka yang berlari kemungkinan masyarakat yang tinggal dekat perbatasan dan sudah tidak peduli pada kendaraan mereka karena saking paniknya.

Bernard terpukul dengan kepanikan massal yang begitu besar ia tidak menyangka sang ayah tega berbuat hal seperti itu, ia sudah dapat membayangkan vonis seperti apa yang akan didapatkan sang ayah, walau hati Bernard begitu hancurnya ia tetap berusaha tegar dengan tidak mengeluarkan air mata, ia pun akhirnya bisa merangsek masuk melawan arah arus massa dan akhirnya bisa masuk ke dalam kota Paris.

Beberapa polisi yang berjaga berusaha mengusir Bernard tetapi setelah Bernard berbohong dan berkata bahwa ia ingin mencari istri dan anaknya yang ketinggalan polisi-polisi itu pun mengizinkan.

Bernard terus berjalan menuju jembatan kota Paris yang jaraknya sekitar 1 kilometer, suasana kota amat lengang, semuanya sudah berkumpul di perbatasan, hanya ada beberapa polisi yang berada di sepanjang jalan, mereka semua berusaha mengusir Bernard dari kota dan setelah Bernard lagi-lagi mengatakan kebohongan yang sama ia pun diizinkan untuk tetap berada di dalam kota.

Kemudian terlintas dalam pikiran Bernard untuk melihat sekali lagi surat copy-an yang dikirimkan ayahnya, ia pun menatap surat sang ayah dalam-dalam, setelah membaca surat tersebut ia memang merasakan bahasa yang amat familiar. Bernard pun memandang tanda tangan sang ayah dalam surat itu sekali lagi kemudian ia mengeluarkan pulpen dari sakunya dan mengguratkan sesuatu, Bernard terhenyak kaget dan secara refleks ia langsung menjatuhkan surat dan pulpen kemudian meletakkan kedua tangan di belakang kepalanya, berjalan ke arah beberapa polisi yang sedang berjaga-jaga tak jauh dari situ dan berkata:

“Aku menyerah”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun