Berkembangnya arus globalisasi yang begitu pesat di Indonesia, tak hanya ilmu pengetahuan, teknologi yang berkembang dengan cepat juga mengakibatkan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia terutama pada remaja. Pilihan gaya hidup yang di lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain yaitu gaya hidup hemat dan gaya hidup konsumtif.
Gaya hidup hemat merupakan keinginan seseorang untuk menggunakan dan mengkonsumsi uang, barang, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan secara berlebihan dan tidak terlalu dibutuhkan tetapi hanya untuk kesenangan sementara. Sikap hemat sangat penting, karena tujuan kebahagiaan tidak hanya mencapai kecerdasan yang maksimal namun juga memerlukan sikap kita dalam mengatur keuangan atau perekonomian.
Hidup hemat dikenal dengan istilah frugal living, dalam artian seseorang menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang baik di masa depan. Berhemat memanglah tidak mudah dan juga tidak sesulit itu, tetapi jika tidak memiliki komitmen yang kuat, hasil akhirnya akan mengalami kegagalan dan menghabiskan lebih banyak uang. Dibutuhkan strategi dan beberapa cara untuk menerapkan prinsip hidup hemat dengan lancar.
Konsumerisme adalah pemahaman dimana seseorang atau kelompok melakukan pemakaian barang secara berlebihan, mereka menjadikan kekonsumtifan sebagai gaya hidup dan menganggapnya sebagai prestasi. Alasan mengapa perilaku konsumerisme lebih mudah menyerang remaja, salah satunya adalah proses mencari jati diri. Dimana dalam masa ini biasanya kebanyakan remaja ingin mencoba segala sesuatu yang baru dalam hidupnya, emosi yang tidak stabil. Agar dianggap keberadaan di lingkungan tersebut, para remaja mengukur kebahagiaan dari segi kepemilikan barang.
Perilaku konsumtif atau konsumerisme menurut Setiaji (1995) adalah kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol keistimewaan.
Kemampuan mengurus keuangan itu sangat penting, terutama saat merencanakan masa depan. Hidup hemat memerlukan banyak cara untuk menerapkannya, namun prioritas pengeluaran setiap orang berbeda-beda, cara menghemat diri sendiri belum tentu efektif dengan orang lain. Berikut ini adalah cara menerapkan gaya hidup hemat:
1. Membuat perencanaan
Langkah pertama dalam menjalani frugal living adalah membuat perencanaan. Rangkum apa saja kebutuhan penting selama satu bulan, lalu memperhitungkan pendanaan untuk memenuhi kebutuhan anda dari dana yang tersedia.
2. Mencatat pengeluaran
Pengeluaran bulanan bisa saja tidak stabil dengan artian dapat berubah dan berbeda tiap bulannya karena ada kemungkin terdapat kebutuhan yang mendadak. Namun, mencatat pengeluaran bisa membantu untuk meminimalisir adanya pembengkakan dan dapat membantu anda indentifikasi seberapa efektif anda dalam mengelola keuangan.
3. Memanfaatkan promo
Memanfaatkan promo memang tidak salah tetap anda harus bijak, seperti promo buy one get one, tampaknya dapat menghemat uang namun jangan lupa untuk tetap memperhatikan pengeluaran.
4. Target tabungan
Menetapkan target tabungan membuat akan ada dorongan dalam diri untuk mengurangi pengeluaran agar mencapai target tabungan. Namun ada kalanya pengeluaran akan menggunakan uang tabungan, dengan itu beri anggaran yang harus anda tabung setiap bulannya.
5. Tidak memaksa mengikuti tren
Menerapkan prinsip gaya hidup frugal living, artinya harus siap untuk tertinggal tren-tren masa kini, seperti tren fast fashion yang tidak akan ada habisnya.
6. Menghindari penggunaan kartu kredit
Kartu kredit dapat membuatmu menjadi konsumtif atau individu yang senang membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang. Mungkin anda akan berpikir menggunakan kartu kredit tidak akan membuat uang berkurang saat itu juga.
Â
Gaya hidup hemat
Menyisihkan sebagian penghasilan atau keuangan merupakan salah satu cara untuk belajar gaya hidup hemat. Gaya hidup hemat tidak berarti kekurangan atau pelit, tetapi menjadi hemat akan membayar anda dengan baik di masa depan. Berikut adalah manfaat dari gaya hidup hemat, di antaranya:
1. Membuat hidup lebih bahagia
pemborosan hanya akan membuat anda membuang-buang uang karena disaat uang yang anda miliki habis, anda akan merasa menyesalinya. Sedangkan berhemat akan membuat anda bahagia.
2. Menggunakan untuk yang lebih penting dan bermanfaat
Pengahasilan atau keuangan yang ada harus dikelola dengan baik, jika tidak maka uang yang anda punya akan habis dengan sia-sia. Dengan menabung, anda bisa lebih berhati-hati dengan uang yang anda miliki dan memilih untuk kebutuhan lain terlebih dahulu.
3. Hidup berkucupan di masa depan
Kebutuhan masa depan akan mudah terpenuhi jika anda sudah memulai hidup hemat dari sekarang. Hidup hemat yang anda lakukan di masa remaja akan terlihat hasilnya di masa depan.
4. Jarang membuang barang
Jika anda membiasakan diri hanya membeli barang-barang yang diperlukan, anda hanya akan menyimpan barang yang berharga dan berguna.
5. Rumah lebih rapi
Dengan membeli barang-barang yang penting saja, rumah anda akan terlihat lebih bersih. Rumah yang lebih rapi membuat hidup anda lebih damai, karena penampilan yang rapi membuat mata dan hati menjadi lebih sejuk.
6. Pintar mengatur keuanganÂ
Hidup pemborosan menciptakan kurangnya perencanaan keuangan yang baik. Hal lain lagi, dengan keuntungan hidup hemat dan sederhana, pengahsilan sepertinya selalu mencukupi. Karena anda tahu cara menangani uang dengan bijak.
Berbagai fasilitas dan hiburan di kota-kota besar menyebabkan banyak anak muda tergiur dengan gaya hidup konsumtif, tren yang sedang terjadi menjadi alasan gaya hidup boros bagi anak-anak muda. Tren dan gengsi menjadi faktor utama dari kehidupan konsumtif, ada nilai gengsi tersendiri apabila remaja mengikuti tren yang sedang terjadi di masyarakat. (William Abraham, 2022)
Gaya hidup boros memberikan dampak negatif yang dapat berpengaruh di kehidupan yang akan datang seperti krisis finansial adalah keadaan dimana tidak dapat membiayai kebutuhan sehari-hari. Tidak dapat memperhatikan arus keluar dan masuk dana, maka dapat mengakibatkan keborosan finansial. Serta selalu merasa kekurangan, dimana seseorang memiliki keinginan yang tidak terpuaskan akan selalu menjadi penyebab pemborosan.
Gaya hidup atau budaya konsumtif yang marak di kalangan remaja saat ini tidak lepas dari perkembangan budaya kapitalisme yang memposisikan konsumsi sebagai titik sentral kehidupan dalan tatanan sosial masyarakat. Awalnya, ini hanya memenuhi kebutuhan yang sepertinya perlu, namun seiring berjalannya waktu, sifat mengkonsumsi semakin menjadi dan individu menjadi cenderung membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI