Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kecurangan adalah Bumbu dalam Pertandingan, Timnas Harus Lebih Siap Berkompetisi

16 Januari 2024   10:49 Diperbarui: 16 Januari 2024   13:40 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
momen gol Osama Rashid (Irak) diklaim offside (foto: pojoksatu.id)

Sebelumnya kita harus mengapreasisi para pemain timnas Indonesia yang telah berjuang keras tadi malam saat melawan Irak, permainan tim garuda juga sangat baik dan minim kesalahan sehingga sangat menegangkan untuk di tonton. Pelatih Shin Tae yong sepertinya harus memoles kembali lini depan yang dimana banyak membuang-buang peluang.

Sayangnya permainan indah tadi malam berubah menjadi tempramental akibat keputusan wasit yang kontroversi, dimana gol kedua Irak di menit 45+7' di sahkan wasit. Jika dilihat dari siaran ulang dan VAR sebenarnya posisi Osama Rashid sangat jelas offside tapi apa dikata lagi jika wasit memutuskan gol tersebut sah.

Hakim garis pun sedikitpun tidak memberikan reaksi terkait posisi offside Osama Rahshid, ini adalah kerugian besar yang harus diterima timnas Indonesia di laga perdanyan di grup D.

Permainan timnas pun kini berubah pasca gol kontroversi tersebut, dimana biasanya pemain kita dapat bermain terbuka kini mulai tertekan dan juga sering membuang-buang kesempatan di lini depan lawan.

Kenapa Masih Ada Keputusan Kontroversi Meskipun Ada VAR?

Sebenarnya kesalahan-kesalahan kontroversi seperti ini tidak hanya terjadi pada Indonesia saja, sudah banyak kejadian seperti ditemukan di liga-liga maupun tingkat nasional. 

Video Assistent Reffere (VAR) memang berfungsi sebagai pembantu wasit dalam mengambil keputusan sulit di lapangan yang bisa disebabkan kurang telitinya mata wasit dalam melihat bentuk-bentuk pelanggaran yang terjadi. VAR digadang-gadang akan menjadi wasit adil yang tidak akan merugikan kedua belah pihak manapun.

Namun sayangnya itu hanya sebuah teknologi yang masih dikendalikan manusia dalam menganalisa kejadian di dalam lapangan, jadi bisa saja ada kesalahan-kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Tanpa VAR pun kita bisa melihat posisi Osama Rashid adalah offside, karena telihat jelas dia menunggu bola bukan mengejar bola. Inilah yang membuat dirinya harus diganjar offside.

Perlu untuk diketahui, tidak hanya hakim lapangan saja yang harus disalahkan, wasit garis dan wasit VAR juga harus ikut disalahkan. Karena mereka teledor dalam mengambil keputasan yang jelas-jelas merugikan Indonesia. 

Sangat disayangkan ada keputusan kontroversi seperti ini di turnamen terbesar benua Asia yang digelar empat tahun sekali, pihak Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) harus segera membenahi diri lagi agar tidak terjadi kasus seperti ini di laga-laga lainnya.

Kecurangan Adalah Bumbu Dalam Pertandingan

Berbicara kecurangan dalam kompetisi sudah menjadi rahasia publik, dalam artian kecurangan dapat ditemukan di beberapa kompetisi olahraga termasuk sepak bola. Timnas Indonesia harus lebih siap mental dalam berkompetisi meskipun mendapatkan beberapa kecurangan.

Tidak perlu lagi menyalahkan wasit setelah menerima kekalahan 3-1 dari Irak, karena masih ada dua laga lagi yang harus dimainkan timnas di grup D. Para pemain harus mempersiapkan diri untuk menghadapi rivalnya di AFF yaitu Vietnam dan satu lagi Jepang dari asia timur.

Para pemain yang terlalu ambil pusing dari kekalahan atas Irak, karena itu hanya akan merusak moralitas diri saja. Masih ada waktu untuk mendapatkan satu tiket ke babak 16 besar jika bisa mengalahkan Vietnam dan menahan imbang Jepang.

Kita juga tau, jika Vietnam adalah tim tangguh Asia Tenggara yang sangat sulit untuk dikalahkan. Vietnam juga memainkan permainan kasar dan curang, jadi kita harus siap mental menghadapi itu semua. Mengeluh bukanlah solusi agar diperhatikan wasit, jika mental lemah maka para pemain akan terpancing kedalam jebakan lawan.

Pelatih Shin Tae yong Harus Fokus Melawan Vietnam

Jujur, permainan Indonesia melawan Irak tadi malam itu sangat epik apalagi kalau lebih ditingkatkan terkhusus di lini depan. Formasi ini sepertinya ideal untuk mengalahkan Vietnam di pertandingan kedua grup D. Jika timnas dapat memetik kemenangan atas Vietnam dan Irak kalah melawan Jepang maka peluang kita mendapatkan tiket ke babak 16 besar masih terbuka lebar Jika Vietnam berhasil mengalahkan atau menahan imbang Irak di laga terakhirnya.

Selain itu, timnas juga masih memiliki peluang  masuk kedalam zona klasmen tiga terbaik grup. Jadi, pelatih Shin Tae yong tidak boleh menyiah-nyiahkan peluang emas ini saat berhadapan dengan Vietnam. Unggul gol banyak juga dapat membantu mengamankan klasmen tiga terbaik, jadi selain mengincar poin penuh timnas juga harus bisa panen gol.

Bermain menyerang mungkin alternatif utama pelatih Shin Tae yong, mengingat kualitas bek kita sudah sangat baik dan cukup sulit ditembus hanya dengan serangan balik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun