Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengingat Kembali Investasi Bodong dan Penipuan "Sistem Downline" Era 2008-an

19 Februari 2022   11:42 Diperbarui: 26 Februari 2022   11:05 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin para Kompasianer pernah mendengar dan mengetahui perusahaan siluman (yang tidak jelas profil perusahaannya), perusahaan siluman menawarkan sistem downline sebagai pendapatan karyawannya dan juga menawarkan investasi bodong bagi calon karyawan.

Pengalaman saya ini terjadi di era tahun 2008-an saat saya masih kuliah semester -I di salah satu kampus Akademik di kota Medan, perlu untuk diketahui jika tulisan ini hanya berbagi pengalaman saya yang pernah terjerumus oleh bujuk rayuan para karyawan perusahaan siluman tersebut.

Sistem investasi saat itu masih valuta asing (Valas) dan belum mengenal apa itu crypto karena menurut beberapa sumber crypto bitcoin baru muncul di tahun 2009.

Dan mungkin masyarakat kita waktu itu masih gagap teknologi atau gaptek internet jadi tidak terfokus kesana untuk melakukan investasi NFT. 

Sebagian besar para orang-orang kaya sangat mengikuti tren-tren pasar dunia lebih menyukai memainkan uangnya ke valas melalui perusahaan-perusaha pialang.

Karena trenya metode trading valas membuat lahan segar bagi para calon penipu dan perusahaan pialang siluman pun banyak bermunculan di waktu itu, gak tau kalau di luar kota Medan.

Jadi, perusahaan-perusahaan siluman waktu itu menipu orang dengan menggunakan sistem downline, karena sistem ini sangat-sangat simpel dimana para karyawan tugasnya hanya mencari downline sebanyak mungkin.

Mau tak mau para karyawan perusahaan siluman tersebut pun ikut menipu para pencari kerja dengan embel-embel gaji di atas 3-10 jutaan untuk mendapatkan gaji dari hasil menipu. 

Dalam artian pencari kerja yang menjadi korban penipuan kemudian cari calon korban lagi untuk memulangkan uangnya yang tertipu dan juga sebagai penghasilannya dan begitulah seterusnya.

Untuk para penginvestasi yang ingin menanamkan uangnya di perusahaan siluman ini akan mengiming-imingkan persentase keuntungan yang tinggi, dan untuk tugas investasi ini akan disalurkan ke mitra perusahaan siluman ke perusahaan pialang siluman.

Dari mana saya tau? Karena dijelaskan secara langsung oleh mentor atau salah satu karyawan perusahaan siluman tersebut. Cara kerjanya yaitu menjalankan uang investor ke valas dengan metode trading (pialang berjangka).

Kembali lagi ketopik, sistem downline ini benar-benar sangat manjur saat itu sebagai sarana untuk merekrut para calon korbannya, yang artinya kita harus cari pengikut sebanyak-banyaknya agar mendapatkan pendapatan yang sangat besar dari hasil merekrut calon korban.

Begitu sebaliknya, anggota kita juga akan merekrut anggota baru lainnya untuk dijadikan downline-nya, bisa dikatakan sistem berakar. Semakin banyak akarnya semakin jaya diatasnya dan semakin besar pula penghasilannya.

Percaya tidak percaya, perusahaan siluman yang juga membuat investasi bodong ini sangat marak di kota Medan dan saya kurang tau kalau di kota-kota lainnya. 

Dan liciknya para rekrutmen perusahaan siluman tersebut menggunakan media koran dan iklan liar (maksudnya iklan liar adalah, diprint di kertas lalu ditempeli di pepohonan di jalanan, tiang listrik, warung-warung di seputaran pangkalan transportasi ataupun ojek). Dan ini harus di akui sebagai jebakan jitu, dimana mereka dengan mudah menyebarkan informasi lowongan kerja mereka kepada masyarakat. 

Pada umumnya isi lowongan pekerjaan tersebut sangat menggiurkan dan persyaratannya juga gampang sekali, biasanya mereka menuliskan jenjang pendidikan terakhir adalah minimal tamatan SMP dan iming-iming lainnya seperti;

1. Gaji pokok 3- 5 juta
2. Bonus dan tunjangan bisa sampai 10 jutaan
3. Mess di sediakan
4. Persyaratannya juga simpel hanya menghubungi nomor yang tertera di koran atau tepatnya kolom lamaran kerja.

Sempat tergiur dengan tawaran yang tertera di kolom lowongan pekerjaan di koran tersebut, saya mencoba menelpon nomor yang terdaftar tersebut dan kebetulan yang mejawab adalah seorang perempuan sebut saja namanya mbak "Pirang" karena terdengar jelas suaranya saat berkomunikasi via telepon. 

Saat telepon berlangsung, kemudian saya di suruh untuk memperkenalkan diri layaknya wawancara profesional gitulah dari telpon.

Setelah melakukan tanya jawab kemudian mbak Pirang bertanya "apakah bapak mau melamar kerja atau mau sambil menginvestasikan uang bapak?", Saya pun menjawab "ingin melamar kerja buk".

Kemudian mbak Pirang ini memberikan persyaratan yang harus dilengkapi, yaitu;

1. Bawa ijazah terakhir
2. Bawa alat tulis
3. Uang senilai Rp 250.00 ribu.

Dan terakhir ia berkata, saat sudah sampai di kantor beritahu kepada customer service-nya dan bilang ingin bertemu dengan mbak Pirang. 

Kemudian saya pun keesokan harinya bergegas kekantor tersebut dengan penuh semangat dan percaya diri, saat mengatahui alamat yang saya tuju tersebut merupakan sebuah ruko bertingkat dan itupun hanya satu ruko saja yang digunakan (mungkin sewaan). 

Dan kemudian saya coba cari plang kantornya tidak ada, bahkan banner di depan rukopun tidak ada yang menggambarkan nama, alamat dan bidang perusahaan. 

Mulai timbul kecurigaan pada diri saya, berhubung yang mengantri di sana cukup banyak pelamar, saya kemudian mengopi di warung sekitar dan bertanya-tanya pada pemilik warung.

Saat itu saya bertanya "buk, kantor di seberang sana itu sudah lama ya beroperasi?" ibu warung tersebut berkata "setau saya itu baru sebulanan gitu pak, kalau tidak salah itu kantor dulunya bekas distro baju."  

Mendengar penjelasan si ibu tersebut, perasaan saya semakin gundah dan semakin timbul kecurigaan, karena sudah mendengar penjelasan dari ibu di warung tadi saya tetap masuk untuk mengetahui fakta sebenarnya.

Saat saya masuk, dan saya pun di tanyain oleh petugas stanby (berbaju putih dan celana hitam antara satpam benaran atau tidak saya tidak tau) dan ia berkata, "mau ketemu dengan sama siapa pak?" Saya pun menjawab "ingin bertemu dengan mbak Pirang pak"

Kemudian saya diarahkan ke bilik penerimaan berkas dan kemudian petugas menyuruh saya absen manual tanda tangan dan mengisi nama, alamat dan nomor telepon/HP, setelah itu petugas yang menerima absen para calon karyawan tersebut mengeluarkan berkas untuk ditandatangani lagi.

Saat saya baca, ternyata isinya tentang pengenalan pialang dan cara sistem pialang dan tidak ada menggambarkan bidang perusahaan dan nama perusahaan yang valid. 

Dan saat itu saya hanya disuruh menanda tangani di depan berkas tersebut jika benar saya telah membaca isi berkas yang di jilid tersebut, saya pun mengabaikan hal tersebut dan menanda tanganinya karena isinya hanya a tentang trading yang cukup tebal dan membuang waktu saja.

Dan ini mungkin salah satu cara pengalihan calon korbannya, karena pastinya para pelamar malas membaca berkas tersebut.

Kemudian petugas tersebut memberikan kembali selembar kertas untuk di isi biodatanya mirip daftar riwayat hidup gitulah, sebelum saya menandatangani berkas tersebut petugas tersebut mengeluarkan materai Rp 6.000.

Saya juga sempat kepo dan berkata "kenapa harus pakai materai pak?" Kemudian petugas menjawab "hanya untuk laporan dan arsip daftar riwayat hidup pelamar pak dan akan dikirimkan ke pusat biodatanya pak", ujar petugas tersebut.

Dan setelah saya tandatangani berkasnya, kemudian saya disuruh bayar biaya materai Rp. 7.000 rupiah. Wah, semakin ngawur ini perusahaan siluman.

Kemudian petugas mengatakan "untuk naik ke lantai atas harus ada bet pak, untuk pembuatan bet dan KTA biayanya Rp 250.000, dan ini wajib dibawa setiap masuk kerja nanti pak". Dalam hati saya (sudah mulai ngawur lagi ini perusahaan siluman), karena penasaran dan tanpa pikir panjang saya pun membayar bet dan KTA tersebut.

Dalam hitungan menit bet dan KTA tersebut selesai dicetak (semuanya hanya dari kertas HVS yang kemudian di laminating).

Setelah itu, saya di arahkan ke lantai atas dan akhir bertemu dengan mbak Pirang, kemudian menyapa dan ia mempersilahkan saya duduk di bangku plastik yang ada sandarannya.

Ia menceritakan sistem pekerjaan di sini hanya merekrut orang-orang baru untuk dijadikan pengikut atau downline dan setiap orang yang berhasil di rekrut akan mendapatkan imbalan sekitar Rp 50 ribu. Si mbak Pirang berkata "bayangkan bapak bisa rekrut satu hari 5-10 orang, bapak sudah berpenghasilan 250-500 ribu dalam satu hari"

Kemudian ia membandingkan gaji buruh harian saat itu hanya 50-60 ribu perhari dan gaji karyawan biasa di perusahaan hanya sekitar 1,3-1,5 jutaan perbulan, dan disini bapak hanya duduk santai sambil membuat lowongan pekerjaan saja atau mengajak kenalan bapak untuk gabung bisa bergaji fantastis, kata mba Pirang tersebut.

Sebelum bapak ingin menjadi bekerja bersama kami, bapak terlebih dahulu harus menanamkan modal di perusahaan kita sebagai syarat utamanya. Untuk minimalnya menanamkan modal besarannya Rp 250 ribu, semakin kecil investasi bapak semakin terbatas jumlah downline bapak nantinya. 

Untuk investasi 250 ribu downline-nya hanya batas 5 orang saja, kalau mau banyak downline investasi harus besar diatas 10 jutaan untuk 100 orang downline. Super investasi diatas 100 juta pak tidak ada batasan downline. Jadi pengikut bapak bebas berapa pun banyaknya artinya downline bisa berakar-akar dan bercabang-cabang dan tidak ada batasan.

Mbak pirang kemudian menyarankan agar bisa diatas 100 downline-nya, saya pun dibujuknya untuk meminjam modal awal dari keluarga terlebih dahulu dan bla..bla..bla.. lainnya.

Saat saya bertanya, berapa lama batas investasi bisa ditarik "mbak Pirang berkata, diatas dua tahun ya pak" untuk bunga investasi tergantung pasar saham, nanti kalau sudah terkumpul 100 juta kita akan uang tersebut dikelola trader pak.

Sebelum uang nasabah terkumpul hingga 100 juta, maka uang tersebut akan disimpan di perusahaan siluman dan saat terkumpul baru bisa di trading-kan.

Karena sudah tidak ada yang beres di sini kemudian saya memutuskan tidak mengambil kesempatan tersebut dan pamitan keluar.

Kemudian saya langsung turun dan keluar dari ruang jebakan Batman tersebut, dan membuang bet dan KTA bodong tersebut. Apesnya niat cari uang malah keluar uang Rp 257.000, betapa sialnya di saat itu.

Beruntung dijaman tersebut media sosial belum terkenal hanya sebatas friendster saja dan Mirc jadi tidak bisa di viralkan.

Saat pulang ke kost kemudian saya meratapi kebodohan saya, dan berpikir bagitu banyak orang yang mendaftar setiap harinya. Jika ada sekitar 50-an orang datang dikalikan Rp 250.000 sudah dapat sekitar Rp 12.500.000 dari hasil menipu.  

Mau melapor juga tidak ada gunanya karena trik mereka menjual bet dan KTA dengan harga selangit, dan setelah beberapa bulan ada rumor tentang uang investasi lenyap dibawa kabur oleh mereka.

Dan dugaan saya pun benar jika lowongan pekerjaan dan investasi mereka tersebut adalah bodong. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun