Mohon tunggu...
Lamhot Situmorang
Lamhot Situmorang Mohon Tunggu... Petani - Freelancer

Pegangguran yang suka menulis disaat Ultramen tidur

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengingat Kembali Investasi Bodong dan Penipuan "Sistem Downline" Era 2008-an

19 Februari 2022   11:42 Diperbarui: 26 Februari 2022   11:05 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Bawa ijazah terakhir
2. Bawa alat tulis
3. Uang senilai Rp 250.00 ribu.

Dan terakhir ia berkata, saat sudah sampai di kantor beritahu kepada customer service-nya dan bilang ingin bertemu dengan mbak Pirang. 

Kemudian saya pun keesokan harinya bergegas kekantor tersebut dengan penuh semangat dan percaya diri, saat mengatahui alamat yang saya tuju tersebut merupakan sebuah ruko bertingkat dan itupun hanya satu ruko saja yang digunakan (mungkin sewaan). 

Dan kemudian saya coba cari plang kantornya tidak ada, bahkan banner di depan rukopun tidak ada yang menggambarkan nama, alamat dan bidang perusahaan. 

Mulai timbul kecurigaan pada diri saya, berhubung yang mengantri di sana cukup banyak pelamar, saya kemudian mengopi di warung sekitar dan bertanya-tanya pada pemilik warung.

Saat itu saya bertanya "buk, kantor di seberang sana itu sudah lama ya beroperasi?" ibu warung tersebut berkata "setau saya itu baru sebulanan gitu pak, kalau tidak salah itu kantor dulunya bekas distro baju."  

Mendengar penjelasan si ibu tersebut, perasaan saya semakin gundah dan semakin timbul kecurigaan, karena sudah mendengar penjelasan dari ibu di warung tadi saya tetap masuk untuk mengetahui fakta sebenarnya.

Saat saya masuk, dan saya pun di tanyain oleh petugas stanby (berbaju putih dan celana hitam antara satpam benaran atau tidak saya tidak tau) dan ia berkata, "mau ketemu dengan sama siapa pak?" Saya pun menjawab "ingin bertemu dengan mbak Pirang pak"

Kemudian saya diarahkan ke bilik penerimaan berkas dan kemudian petugas menyuruh saya absen manual tanda tangan dan mengisi nama, alamat dan nomor telepon/HP, setelah itu petugas yang menerima absen para calon karyawan tersebut mengeluarkan berkas untuk ditandatangani lagi.

Saat saya baca, ternyata isinya tentang pengenalan pialang dan cara sistem pialang dan tidak ada menggambarkan bidang perusahaan dan nama perusahaan yang valid. 

Dan saat itu saya hanya disuruh menanda tangani di depan berkas tersebut jika benar saya telah membaca isi berkas yang di jilid tersebut, saya pun mengabaikan hal tersebut dan menanda tanganinya karena isinya hanya a tentang trading yang cukup tebal dan membuang waktu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun