Mohon tunggu...
Lamboroada
Lamboroada Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari kebenaran dibalik pembenaran

Mahasiswa bodoh pecinta literasi, pembelajar sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Monster Kota si Pemerkosa

4 Maret 2019   17:20 Diperbarui: 4 Maret 2019   17:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya yang dapat menikmati pertumbuhan Ekonomi di desa kami adalah mereka yang datang dari kota, dan sebahagian mereka makhluk desa yang punya pengetahuan, pendidikan. Tapi pengetahuan atau pendidikannya tak berarti buat kami sesama penghuni desa, melainkan hanya untuk dirinya dan kepentingannya sendiri.

Mereka Makhluk desa yang berpendidikan dan berpengetahuan luas malah bersahabat dengan Monster Kota, sementara saudara yang telah lama tinggal bersama di desanya sendiri malah dia tidak peduli. Mereka hanya mementingkan diri sendiri. Lantas masih pantaskah aku menyebut mereka Manusia yang Manusia. Mungkin itu yang disebut Pendidikan Bodoh.

Iya, Pendidikan dijadikan untuk modal membodoh-bodohi makhluk desa. Sungguh Tak berguna dan tak pantas aku sebut kalian sarjana.

Ini salah siapa?
Tentu bukan salah satu pihak saja, melainkan salah kita semua yang membiarkan monster kota tumbuh dan berkembang.

Ini salah kita semua, kurang memperhatikan mereka yang lihai mengandalkan pendidikan, sementara kita acuh terhadapnya.

Ini salah kita semua, yang punya pengetahuan membiarkan mereka makhluk desa ternganga melihatnya.

Ini salah kita semua, membiarkan penguasa berbuat semaunya

Monster kota pandai merayu, makhluk desa suka dirayu.

Monster kota, Monster Kota. Pria itu jatuh dari tempat tidurnya sambil mengigau "Monster Kota" ternyata dia baru mimpi. Langsung dia berlari keluar dari rumah melihat desa dan sawah.

"Alhamdulillah monster kota ternyata hanya dalam mimpi" ucapnya dalam hati.

Semoga semua itu tak terjadi, dan berharap makhluk desa mulai mampu menyadari.

Tak tertipu dengan janji-janji,apalagi sama mereka yang ingin mengambil untung sendiri. (Lamboroada)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun