Â
Aku mencintainya melebihi diriku sendiri..
Aku mencintainya seperti orang gila..
Dia..
Dia adalah suamiku..
***
Jarum jam tepat diangka delapan ketika kami. Maksudku aku dan suamiku. Duduk di ruang makan. Aku membuat sesuatu yang istimewa. Makanan kesukaanya. Steak ikan salmon.
Aku memotongnya dan menyuapinya. Seperti anak kecil, dia menerima suapan demi suapan dari tanganku.
"Aku mencintaimu seperti orang gila".
Kataku.
Dia tersenyum. Aku selalu jatuh cinta dengan senyum itu. Senyum miliknya yang seharusnya hanya untukku.
Ponsel di sebelah piringnya bergetar. Aku menatap layarnya sejenak dan beralih ke matanya. Aku tersenyum dan mengangguk. Memberi dia ijin untuk pergi dan mengangkat telepon. Suamiku beranjak ke dari ruang makan. Dan aku menghabiskan makanan sendirian.
Dia adalah orang yang membuatku jatuh cinta berkali-kali meski telah lima tahun kami menikah. Dia seseorang yang istimewa dan memberi warna dalam hidupku. Dia... Segalanya untukku.
Dan nama itu. Nama yang selalu muncul di layar ponselnya, adalah nama yang sudah aku lihat selama dua tahun belakangan. Rekan bisnis katanya. Aku tak ingin tau. Aku tak mau tau. Aku sungguh-sungguh tak mau tau!
Pada akhirnya, kepercayaanku padanya adalah sang pemenang. Bukan. Bukan kepercayaan. Tapi cinta.