Mohon tunggu...
Lunna See
Lunna See Mohon Tunggu... -

"Pergilah ke mana hati membawamu" // Facebook : Lunna See

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Janda Kembang!

29 November 2015   11:56 Diperbarui: 29 November 2015   21:00 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sum.. Sum.. Candaan macam apa yang sedang kamu lontarkan kepadaku? Bukan aku yang pilih-pilih, tapi tak ada yang sudi dengan jejaka bau lutung macam aku, Sum. Yang kerjaanya nyari pakan kambing dari kebon ke kebon, dari hutan ke hutan..

Lagian siapa yang nggak mau nikah? Aku juga kepingin. Kepingin sekali malahan. Tapi apakah pernikahan semudah kalimat yang meluncur begitu saja dari bibir merahmu? Kamu juga tau jawabanya, Sum.

"Mas, apakah menurutmu kematian suamiku ada yang aneh?"

Inilah pertanyaan Sumi yang membuat aku tak mampu menjawab. Tapi kepalaku mengangguk-angguk tanda "Iya". Ada yang aneh dengan kematian suaminya.

"Sejak awal aku sudah curiga, mas. Bagaimana mungkin orang mati masih mengeluarkan darah dari mulutnya, dan anu, mas..."

"Apa, Sum?"
Aku tak sabaran.

"Aku melihat ada tiga buah jarum yang keluar bersamaan dengan darah dari mulutnya..."
Lanjutnya.

Aku terbelalak. Inilah jawaban dari kecurigaanku selama ini. Lantas siapa yang melakukan?

"Mas, mas Paidi mau bantu aku kan?"
Tanyanya.

"Ya, Sum. Bantu apa?"
Aku makin penasaran.

"Nanti malam temani aku ya, Mas. Kita ketemu di sini"
Sumi berbisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun