Yeaah. Rea teman satu apartemenku. Kami dekat sejak SMP hingga sekarang ketika kami sama-sama sudah disibukkan dengan pekerjaan masing-masing di kota besar ini. Rea adalah sahabat yang paling mengerti diriku luar - dalam. Termasuk keanehan yang ada padaku. Hanya padanya aku berani berterus terang bahwa aku bisa melihat penampakan-penampakan hantu.
Kamu juga pasti tidak percaya.
Semua orang mungkin akan menganggapku gila. Termasuk kamu tentu saja.
"Lunna"
Hampir saja aku terjengkang dari kursi favorit ini. Mendengar suara yang tiba-tiba saja muncul di hadapanku.
Sudah lama aku tak melihat penampakanya, aku pikir ia sudah tenang di alam sana dan tak akan pernah muncul lagi. Sesosok hantu galau dengan penampilan khas anak muda jaman sekarang. T-shirt berwarna cream dan jeans belel. Ia mati tidak sengaja. Pada sebuah penerbangan dari Surabaya menuju Singapore. Saat itu ia mau melamar kekasihnya.
Wajahnya masih sama. Menampilkan kegalauan.
"Kenapa lagi sekarang?" Aku mulai membuka percakapan. Entah sejak kapan aku menjadi tempat curhat para hantu ini. Ngobrol dengannya. Ngopi. Hiks..
God..
Kadang aku merasa hidup ini sungguh kejam...
"Dia sudah punya pacar..." Katanya lirih.
Tuh kan... Hantu saja bisa sedih.
"Relakan. Duniamu dan dunianya sudah berbeda" Kataku
"Tapi aku masih mencintainya"
Aku tersenyum mencoba memahami apa yang dia rasakan.
"Tapi kamu hantu. Kamu bukan lagi manusia sepertinya. Biarkan dia hidup bahagia dengan orang lain"
Ia tersenyum getir.
"Lunna..." Ia menatapku
"Pernahkah kamu merasakan patah hati"