Mohon tunggu...
Husnul Basri
Husnul Basri Mohon Tunggu... Lainnya - 04

Investasikanlah pikiranmu dengan cara menulis. @jendral_004 @yii mamiq 0017454005 (Sinarmas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"kupilih dua-duanya" sepenggal kisah KKN-ku

29 Juni 2024   20:05 Diperbarui: 1 Juli 2024   15:45 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuawali kisah ini dengan melafadzkan Bismillahirrahmanirrahim, karena sebaik-baiknya kalimat pembuka adalah kalimat basmalah. Aku bingung untuk memulai kisah ini dari mana, karna kisah yang akan kuceritakan disini merupakan  sebuah pengalaman sebagai Mahasiswa ketika melaksanakan kegiatan yang bernama kuliah kerja nyata (KKN).

Perkenalkan namaku Ali Murtadha, biasa dipanggil ali atau al. aku merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta di daerah Jawa Timur. aku mempunyai tinggi badan 170cm, dengan rambut bergelombang khas orang Indonesia, dan dengan paras yang bisa dibilang tidak ganteng-ganteng banget (biasa aja).

Awal dari kuliah kerja nyata (KKN) yang akan kuceritakan kali ini bermula disaat aku semester 6 kala itu. pihak kampus mewajibkan semua mahasiswa yang semester 6 untuk mengikuti kegiatan yang bernama kuliah kerja nyata (KKN) dan dari banyaknya jurusan yang ada dikampus, per jurusan diambil satu mahasiswa khususnya mahasiswa yang semester 6. Singkat cerita, dibuatlah kelompok-kelompok sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan dan aku ditempatkan dikelompok 12 yang setiap kelompoknya beranggotakan 10 orang mahasiswa terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan.

Setelah menjalani berbagai proses tahapan-tahapan seperti pembekalan dll, tibalah saatnya hari pemberangkatan mahasiswa menuju lokasi yang ditelah ditentukan oleh pihak kampus. Pada saat itu aku mendapatkan tempat di suatu desa di daerah Jawa Timur . Desa ini merupakan salah satu desa yang letaknya jauh dari alun-alun kota. Suasana yang asri, nyaman, adem khas pedesaan langsung menyambut kedatangan dari kelompok kami pada saat itu. Pun juga masyarakatnya, antusiasme mereka menyambut kami dengan seyum yang menyungging penuh dengan kegembiraan membuat kami seolah-seolah sedang berada didesa tempat tinggal kami sendiri.

Setelah melewati berbagai proses penyambutan, diakhiri dengan proses serah terima antara pihak kampus dengan kepala desa setempat dan mulai hari itu kami resmi melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di desa tersebut. setelah selesai acara peyambutan, kepala desa mempersilahkan kami untuk menuju ke tempat peristirahatan (posko) yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Untuk megantisispasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan perlu kalian tau juga, bahwasanya kampus kami ini merupakan salah satu kampus dibawah naungan salah satu pondok pesantren ternama di Jawa Timur. Untuk itu, posko antara mahasiswa dan mahasiswinya dibedakan.

Hari demi hari silih berganti, tidak terasa aku sudah satu minggu berada di desa ini, program-program kerja yang telah kami sepakati sebelum berangkat menuju desa ini berjalan sebagaimana mestinya lancar tanpa ada hambatan. Masuk diminggu kedua, semuanya masih berjalan sebagaimana biasanya. hingga pada suatu hari, salah satu teman kelompokku sebut saja namanya andi mengajakku untuk mengambil seragam dikampus.

"al, ikut aku sebentar yuk, ngambil seragam ke kampus, katanya seragam udah bisa diambil,"

"oh iya ndi, kapan rencananya mau berangkat ?"

"nanti sore aja ya, sekalian kita mampir makan sebentar,"

"ok syiap boss,,,"

(Andi sucipto biasa dipanggil andi merupakan salah satu teman kelompokku, tinggi badannya 170cm sama dengan aku, rambutnya lurus, kulitnya putih, dan agak gemuk. Dia dari jurusan informatika )

Akhirnya pada sore itu kami berdua berangkat menuju kampus, perlu diketahui jarak antara lokasi tempat kami KKN dengan kampus sendiri lumayan jauh yaitu 1 jam 30 menit. Sepanjang perjalanan menuju kampus, kami berdua terus berbincang satu sama lain,

"jurusan kamu apa al?"

"jurusanku Hukum Ekonomi Islam ndi, kamu sendiri jurusanmu apa?"

"kalau jurusanku KPI al, eh kamu udah ada incaran cewek belum dikelompok kita?"

"maksudmu gimana ndi?"

"ya nggak, Cuma nanyak aja, siapa tau kamu udah ada target incaran gitu, soalnya banyak orang-orang termasuk juga kating-kating pada bilang, kalau KKN itu momentum untuk cari pasangan gtu al,"

"masak iya ndi? Perasaan biasa-biasa aja"

"iya al, kebanyakan orang-orang bilang gitu, makanya aku nanyak kamu, udah ada incaran belum?"

"nggak ada ndi, berteman biasa aja semuanya menurutku, kalau kamu gimna ndi, sudah ada incaran belum?"

"jujur ya al, sebenarnya aku malu untuk menceritakan hal ini, Cuma gpp lah, aku yakin kamu bisa jaga rahasia, kamu bisa jaga rahasia kan al?,"

"syiap 86 boss,"

"jadi gini al, aku sebenarnya sudah lama memendam rasa sama si Firda, semenjak awal pembentukan kelompok, aku udah sering memperhatikan dia, karena wajahnya itu sangat tidak asing bagi diriku, dia itu mirip mantan aku yg dulu al"

(perlu diketahui Firda ini merupakan salah satu mahasiswi dari fakultas pendidikan, dia memiliki tinggi badan kurang lebih 160 dengan paras yang putih bersih.)

"trus udah sampai mana perkembangannya sekarang ndi, udah dapet blum?"

"nah itu yang menjadi problemnya al, kayaknya dia tidak peka,"

"maksudnya tidak peka gimana ndi?"

"iya al, soalnya aku udah mencoba untuk melakukan pendekatan dengan cara sering whatsapp dia, kadang beliin makanan kesukaan dia, tapi sampai saat ini sikapnya masih biasa-biasa aja, malah terkesan dia itu menjauhi aku lo al,"

"lah kok bisa gtu ndi?"

"aku juga nggak tau al, makanya aku berani ngomong begini ke kamu karena ingin minta bantuanmu, kamu kan satu kelompok TPQ sama dia,"

"ohh gitu, syiap boss, saya akan usahakan nanti ya ndi,"

Sesampainya di kampus, aku dan andi langsung mengambil seragam yang sudah disediakan oleh pihak kampus, kemudian kami makan sebentar disalah satu kantin yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus. selesai makan, kami langsung cap cus balik dan tepat pada pukul 17.00 aku dan andi sudah sampai di posko tempat kami KKN. Perjalanan hari ini cukup melelahkan bagiku, sesampai diposko aku langsung merebahkan diri dan tidak butuh waktu lama, akupun sudah terlelap. 

Keesokan harinya aku terbangun, kembali melaksanakan aktifitas sebagaimana biasanya, aku terkejut setelah melihat ada pesan notifikasi yang masuk ke Hpku ternyata dari no baru,

"al, tadi malam kamu kemana, kok gak ikut evaluasi?"

"mohon maaf ini siapa?"

"lah, kamu gak nyimpen no ku ?

"iya maaf, hehehe,"

"parah sih kamu al, ini aku temen kelompokmu Firda,"

"ohh Firda maaf ya fir, tadi malem aku ketiduran, soalnya kecapean habis diajak ke kampus sama andi kemarin sore ngambil seragam,"

"oh gitu, pantesan kok gak ada tadi malem,"

"emang kenapa fir, ada yang penting nggak tadi malem pembahasannya?"

"gak ada kok, everything is good al,"

"ohh bagus sudah kalau begitu fir,"

Itulah percakapanku pertama kali dengan salah satu cewek teman kelompokku yang bernama Firda. 

Sejak pembentukan kelompok pertama kali yang dilakukan oleh kampus, aku dari awal memang tidak pernah menyimpan no kontak dari temen-temen cewek, berbanding terbalik dengan teman-teman cowok, semua no kontak mereka sudah aku simpan dan bahkan bisa dibilang sudah akrab semua. 

Aku melakukan demikian bukan tanpa alasan, setidaknya ada dua alasan yang melatarbelakangiku kenapa melakukan demikian, pertama: ada hati yang dijaga, sebenarnya sebelum KKN, aku sudah memiliki pasangan, Kedua : aku itu termasuk orang yang memang jarang berinteraksi dengan teman-teman cewek, kecuali dalam hal-hal yang penting.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 15.30, kembali kulihat layar Hp yang berbunyi, ada notifikasi pesan yang belum dibaca dari nomer yang sama sebelumnya yaitu Farida.

"al, jangan lupa habis ini TPQ, hadir ya "

"syiap ibuk sekjen, aku kan orangnya paling rajin heheh,"

"awas ya kalau nggak hadir, aku males ditanyain sama anak-anak, mereka kemarin nyariin kamu terus soalnya,"

"ohh gitu, kamu gak nyariin aku fir?"

"eh apa sih al, orang serius malah dibecandain,"

"ampuun ibuk sekjen, becanda sekali-kali gpp lah,"

"terserah deh, pokoknya kamu harus hadir,"

"syiap buk boss,"

Sebelum berangkat menuju ke tempat lokasi TPQ masing-masing, kami semua terlebih dahulu berkumpul diposko teman-teman cewek untuk membahas terkait dengan materi apa yang akan kita bawakan pada hari ini. Setelah selesai semuanya, kami langsung berangkat dengan kelompok masing-masing menuju lokasi TPQ yang telah ditentukan. Ketika mau berangkat, aku berpapasan dengan andi yang sudah bersiap-siap juga untuk berangkat ke lokasi TPQ nya.

"loh ndi tumben berangkat TPQ,"

"apaan sih al, aku lo rajin TPQ nya,"

"emang iya rajin? Perasaan baru kali ini kamu berangkat TPQ,"

"lah gak percaya, tanyain aja temen-temen kelompokku,"

"yaudah iya, gak usah serius gitu kali ndi, orang cuma becanda,"

"ya kamu sih, gak percaya dikasih tau,"

"al ayok berangkat udah telat nih," sela firda ditengah percakapanku dengan andi

" ohh iya ayok fir,"

"ndi, aku berangkat dulu ya, itu firda udah teriak-teriak,"

"oke al, hati-hati ya,"

"aman, eh iya lupa ndi, ceweknya tak pinjam dulu ya hehehe,"

"apaan sih al, awas lecet,"

"heheh aman boss,"

Akhirnya pada sore itu aku berangkat menuju lokasi TPQ bersama firda dan 2 teman lainnya. Berhubung aku ketika KKN tidak membawa kendaraan, otomatis ketika berangkat menuju lokasi TPQ, aku selalu barengan alias boncengan dengan firda, karena dia satu kelompok dengan aku TPQ nya dan dia membawa kendaraan sendiri selama KKN.

"eh al, kamu tadi ngomongin apaan sama andi,"

"nggak ngomongin apa-apa kok fir,"

"jangan bohong kamu al, tadi aku denger ya percakapan kalian"

"percakapan apa sih, orang aku bilang ke andi tadi, dia kok tumben berangkat TPQ,"

"iya itu memang aku denger, Cuma maksudmu apaan bilang ke andi tadi cewekmu tak pinjam dulu,"

"itu becandaan aja fir,"

"becandaan apaan, aku gak seneng ya al kamu ngomong gitu,"

"iya fir aku minta maaf ya,"

"iya, awas ya jangan diulangi lagi, aku tuh gak ada hubungan apa-apa sama si andi, dia lo baru aku kenal semenjak kita satu kelompok KKN,"

"ohh aku kira kamu ada hubungan fir sama si andi, soalnya anak-anak juga pada bilang gitu, kalau kamu itu ada hubungan sama andi,"

"nggak ada ya al, aku kan udah bilang, aku tuh nggak ada hubungna apa-apa sama andi, pokoknya kamu jangan dengerin anak-anak,"

"oke syiap fir,"

Sesampai dilokasi tempat kami TPQ, sebagiamana biasanya kami langsung disambut anak-anak, dan langsung memulai kegiatan belajar mengajar seperti biasa dilakukan dihari-hari sebelumnya.

Kegiatan TPQ hari itu sebagaimana hari-hari sebelumya, berjalan dengan lancar. Mungkin saking seringnya bareng, aku dan firda makin hari makin akrab satu sama lain, obrolan kami sekarang tidak hanya sebatas ketika kami bertemu saja, tapi berlanjut ke whatsapp juga. Jujur aku gak tau, kenapa makin hari aku dan firda semakin akrab, tapi meskipun begitu, aku pada saat itu masih menganggap firda adalah teman kelompok KKN, tidak ada perasaan yang lebih.

Aku juga masih mengingat percakapanku sama andi sebelumnya, tentang bagaimana perasaan dia ke firda. tentu, salah satu tujuanku mau akrab sama firda juga karena ingin menjembatani hubungan mereka, ingin membantu andi menyampaikan perasaannya selama ini ke firda.

Hari demi hari silih berganti, aku dan firda semakin tambah akrab. Dulu isi percakapan kami di whatsapp sebatas hal-hal terkait dengan kegitan KKN, tapi semenjak semakin akrab, aku semakin berani menanyakan hal-hal terkait dengan pribadinya. 

Setelah kutanyakan terkait dengan status dia pada waktu itu, apakah dia single atau sudah punya pasangan, di luar dugaanku ternyata dia menjawab single. Mendengar jawaban itu, aku kembali menanyakan terkait rumor yang beredar di temen-temen tentang hubungannya dengan andi. Tanpa pikir panjang, dia langsung menjawab tidak ada hubungan apapun, hanya sebatas pertemanan, that's it. Malahan dia mengatakan gak suka kalau anak-anak menganggapnya ada hubungan sama andi, bahkan dia juga gak suka melihat tingkah andi yang berlebihan seperti itu, memperlihatkan kepada teman-teman kalau dia itu memiliki perasaan sama firda.

Firda juga menanyakan terkait dengan statusku, apakah aku single atau sudah memiliki pasangan, dan jujur aku berbohong pada waktu itu sama dia, meskipun nanti juga akan ketahuan kalua aku berbohong sama dia, pada saat itu aku menjawab kalau aku sedang sendiri atau tidak memiliki pasangan. Mendengar jawaban itu, firda tidak menaruh curiga sama sekali kepaku dan mungkin dia percaya dengan apa yang aku katakan.

Makin hari, kami berdua semakin akrab satu sama lain, tapi keakrabanku dengan dia itu hanya sebatas di sosia media, kami tidak membawa keakraban itu dikehidupan nyata. Karena kita satu sama lain sudah sepakat degan hal itu, disisi lain kita berdua tidak mau nantinya ada rumor yang aneh-aneh beredar di teman-teman.

aku juga gak mau ketahuan dengan salah satu teman kelompokku yang bernama ila, teman-teman pasti bingungkan, ila itu siapa?

Jadi, ila itu juga termasuk satu kelompok denganku di KKN, dia dari fakultas Manajemen. Sebenarnya kalau kita flash back ke cerita awal, ketika andi menanyakan kepadaku mengenai tentang apakah aku sudah ada incaran selama KKN, jujur memang pada saat itu aku belum sama sekali ada incaran atau target.

Tapi semenjak itu, aku jadi kepikiran terus dengan perkataan andi yang bilang kalau KKN itu adalah momentum untuk mencari pasangan.

Mulai dari situ akhirya aku tertantang untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh andi pada saat itu, dan targetku jatuh ke ila. Hubunganku dengan ila pun tidak jauh berbeda sama hubunganku dengan firda, artinya sudah akrab satu sama lain. Sama dengan hubunganku sama firda, dengan ila pun kita berdua juga sudah sepakat untuk bener-bener menjaga keakraban kita ini, jangan sampai temen-temen tau ataupun curiga, jadi baik firda maupun ila keakraban ini hanya sebatas di social media, tidak sampai di real life. 

Hubungan tanpa status itu terus kami jalani, dan semua berjalan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, hingga pada suatu ketika pacarku yang bernama diana datang berkunjung secara tiba-tiba ke lokasi tempatku KKN. 

Entah apa yang aku rasakan pada saat itu, yang jelas degup jantungku tidak normal seperti biasanya dan posisiku yang awalnya rebahan pada saat itu, langsug duduk seketika setelah menerima telfon dari diana. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan, pikiranku kemana-mana, yang jelas kebohonganku selama ini terhadap firda dan ila pasti akan terbongkar semuanya. Aku takut menemui diana, aku bingung, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka ketika mengetahui kalua aku selama ini telah berbohong dan sebenarnya sudah memiliki pasangan.

Tapi kalau aku tidak kesana menemui diana, pasti diana akan sangat marah kepadaku, karena dia sudah bela-belain datang mengunjungki. Ditengah kebingungan dan kekalutan pikiranku, aku meyakinkan diri untuk datang menemui diana, apapun yang terjadi, aku harus menerima konsekwensinya, karena ini memang ulahku sendiri.

Sesampainya di posko temen-temen cewek, aku disambut dengan pemandangan yang sangat mengerikan bagiku, dan mungkin pemandangan itu tidak akan pernah aku lupakan selamanya. Bayangkan aku melihat sosok diana sedang ngobrol asyik bersama temen-temen cewek disitu tidak terkecuali dengan firda dan ila, apa yang aku takutkankan sebelumya langsung dijawab pada saat itu juga. Ketika aku masuk menyela obrolan mereka dengan ucapan salamku, aku bergidik melihat 2 pasang sorot mata yang begitu tajam menatapku layaknya tatapan seekor induk singa yang marah ketika melihat anaknya diserang. Meskipun pada saat itu pikiranku kemana-mana dan sekaligus takut, tapi aku berusaha untuk mengontrol diri, berusaha bersikap sebiasa mungkin kepada mereka. Melihat kedatanganku, mereka hanya menatapku sebentar dengan tatapan yang sudah aku gambarkan diatas, mungkin positif thinkingku mereka tidak enak hati langsung melabrakku pada saat itu, kemudian stelah menatapku, mereka semua beranjak pergi dan hanya menyisakan aku dengan pacarku, diana.

Obrolanku dengan diana pada saat itu lumayan lama dan dalem. meskipun jujur, pikiranku pada saat itu masih kemana-mana, tapi aku berusaha untuk tetap terlihat biasa-biasa saja. Setelah ngobrol yang lumayan panjang, akhirnya diana pamit untuk balik ke tempat KKN nya berhubung jam pada saat itu juga sudah hampir magrib. Setelaah berpamitan kesemua temen-temen cewek, aku juga ikut mengantarnya sampai halaman, stelah dia hilang dari pandangan, akupun juga bergegas kembali ke poskoku pada saat itu.

Dimalam harinya, pikiranku masih kemana-mana, perasaan bersalah terhadap firda dan ila masih menggantung dibenakku. Berusaha menidurkan diri dengan harapan supaya tidak kepikiran lagi ternyata tidak berhasil sama sekali. Akhirnya aku putuskan pada saat itu untuk menelpon keduanya. Orang yang pertama kali aku telfon adalah ila, stelah menunggu cukup lama akhirnya ila mengangkat telefonku.

"ada apa al," dengan nada ketus

"maaf ya mengganggu waktumu sebentar,"

"oh iya gpp al, kenapa?"

"e,,, anu ila, aku pengen minta maaf ke kamu,"

"minta maaf kenapa al,"

"nggak, aku kan sebelumnya pernah ngomong kalau aku tuh single nggak ada pasangan sama kamu ila,"

"ohh masalah itu, biasa aja kali al, ngapain harus minta maaf sih,"

"ya aku nggak enak aja sama kamu ila, makanya aku minta maaf,"

"yaudah lupain, lets gone be bye gone al, everything is good kok,"

"terimakasih ya ila, sekali lagi aku minta maaf,"

"iya al its ok, tapi untuk kedepannya kamu jangan sering-sering nelfon dan ngchat aku lagi ya, kecuali kalau ada hal-hal penting, aku nggak enak sama pasanganmu, dia orangnya baik banget lo, jadi kamu jangan sakitin dia ya al,"

(Medengar jawaban ila tersebut, aku gak bisa ngomong apa-apa lagi, aku hanya bisa menjawab)

"I,,,ya ila terimaksih,"

"sama-sama al, yaudah aku tutup ya, bye"

Hal yang aku rasakan setelah selesai ngobrol via telfon dengan ila pada saat itu campur aduk, ada rasa bersalah, menyesal, dan ada senangnya juga. Aku merasa bersalah karena sudah membohongi dia selama ini, kemudian menyesal karena aku tidak bisa mendapatkan hatinya dia, ketahuan duluan bohongnya, dan mungkin itu cara tuhan menyelamatkan dia dari seorang laki-laki sepertiku, dan terahir, aku senang dia mau memaafkan aku meskipun aku tau ada hati yang menangis dibalik keteguhan sikapnya itu, tapi apapun itu, aku senang dia memberikan maafnya kepadaku. Dari hasil telefonanku sama ila, mendengar jawaban-jawaban dia, aku meyimpulkan, kalau ila sudah tidak bisa untuk diusahakan lagi, alias game over.

Selanjutnya tinggal satu orang lagi yang belum aku hubungi, yaitu firda. Tanpa pikir panjang aku langsung menghubungi firda pada saat itu dengan niatan yang sama dengan ila sebelumnya yaitu untuk meminta maaf.

Setelah menuggu lumayan lama, akhirnya firdapun mengangkat telfonnya,

"iya al, ada apa," dengan nada datar.

"maaf ya fir malem-malem begini aku nelfn kamu,"

"oh iya al gpp, emang ada apa?"

"gak ada apa-apa sih sebenarnya fir, Cuma aku mau minta maaf ke kamu,"

"minta maaf kenapa al,"

"iya aku kan berbohong sama kamu fir, dulu aku pernh bilang ke kamu kalau aku itu tidak punya pasangan,"

"oh tentang itu, kenapa sih al, kamu tega berbohong ke aku,"

"jujur ya fir, memang aku salah sudah berbohong sama kamu, tidak jujur pada saat itu mengatakan kalua aku sudah punya pasangan, tapi kamu harus tau alasanku fir, kenapa aku melakukan hal tersebut, semenjak bertemu sama kamu, awalnya aku biasa-biasa saja fir, menganggapmu sebatas teman satu kelompok. Tapi entah kenapa fir makin lama aku makin nyaman sama kamu,"

"maksudmu gimana al,"

"aku tau ini salah fir, tapi jujur aku itu suka sama kamu. aku tau, kamu juga pasti akan menolakku dikarenakan aku sudah mempuyai pasangan. Tapi gak masalah, yang penting aku sudah mengungkapkan perasaanku kekamu fir,"

"ini beneran ali kan?"

"iya siapa lagi fir,"

"takutnya orang lain, soalnya kok omongannya gini,"

"kamu jawab aja fir, mau atau nggak kamu jadian sama aku,"

"aduhh al, aku tuh gak tau, aku bingung mau jawab apa,"

"tinggal bilang mau atau nggak aja apa susahnya sih fir, aku gpp kok kalau kamu nggak mau, aku juga paham kok alasanmu, jadi santai aja.

"ihhh bukan gitu al, aku sebenarnya malu ngomongin ini sama kamu,"

"maksudmu gimna sih fir, malu kenapa,"

"jujur ya al, aku sebenarnya ada rasa juga sama kamu, Cuma aku takut dan gak enak sama pacarmu,"

"deg, ka,,m,,u serius fir?"

"iya serius, tapi aku bingung al,"

"berarti kamu mau jadi pacar aku?"

"hmmm gimana ya, aku takut al,"

"aduh fir, jangan berbelit-belitlah, mau mau, nggak nggak gitu lo,"

"iya al, aku mau,"

Pada saat itu aku tidak menyangka dengan jawaban firda yang mau menerima perasaanku, sebenarnya aku udah menyimpulkan, jikalau aku mengutarakan perasaanku kepada mereka kalau aku menyukai mereka, aku yakin firda atau ila akan menolak mentah-mentah dikarenakan mereka sudah tau aku berbohong, ternyata selama ini aku sudah mempunyai pasangan. Makanya pada saat itu niatku bukan untuk mengungkapkan perasaan, tapi memang untuk minta maaf atas kebohonganku kepada mereka. Tanggapan ila memang sesuai dengan prediksiku, dia mungkin bisa saja memaafkanku, tapi pasti menolak untuk menerima perasaanku.

Sebenarnya firda juga sama, aku berkeyakinan dia mungkin saja memaafkanku tapi mungkin tidak akan menerima perasaanku. Maka dari itu, tujuan utama memang hanya meminta maaf kepada mereka that's it. Bedanya ila dengan firda adalah ila itu sudah tidak memberikan ruang sama sekali kepadaku untuk dapat mengungkapkan perasaanku kepadanya, jadi sebelum aku ngomongin tentang itu, dia sudah mematikan langkahku terlebih dahulu. Sedangkan firda nggak, jawaban dari firda bisa dibilang ada kebingungan didalamnya, ada pertengkaran hati dan pikiran dalam dirinya, sehingga jawabannya selalu menggantung dan umpan lambung. Melihat kesempatan itu, akupun tidak menyia-nyiakan, meskipun aku yakin dia pasti akan menolak, tapi diluar dugaan, dia malah menerima cintaku, padahal dia udah tau kalua aku sudah punya pasangan dan berbohong  kepadanya selama ini.

"Pagi ini, langit di ufuk timur dipenuhi dengan rona jingga,

Tidak terasa sang mentaripun ingin menunjukkan eksistensinya,

Curhatanku yang begitu panjang tadi malam bersama sang malam, tentang seseorang yang mampu membuatku terbang, tentang seseorang yang mampu membuatku melayang, tentang seseorang yang mampu membuatku terbayang-bayang.

Iya kamu benar, aku sedang jatuh cinta padanya malam, perintahkan angin malam untuk menyampaikan salamku kepada tuhan, terimakasih atas rasa yang telah diberikan.

Berawal dari pertemuan dua pasang mata yang berlainan, menyalurkan isyarat hati akan kehangatan dan kerinduan. Mulut diam tanpa sepatah kata, tapi mata mewakili segalanya, bahkan mampu berkata, Aku Mencintaimu ......"

(sepenggal puisi yang kubuat setelah berhasil mendapatkan cintanya firda malam itu)

Akhirnya kami berdua resmi pacaran pada saat itu, tapi dengan kesepakatan hubungan ini harus dirahasiakan, tidak boleh bocor kesiapapun. Dan selama KKN berlangsung, kami tetap merahasiakan hubungan itu, meskipun kadang sering dicurigai sama temen-temen bahkan andi sendiri juga curiga kepadaku, tapi aku terus meyakinkan mereka tentunya dengan caraku.

sebenrnya cerita ini sangat panjang, banyak drama, banyak cerita-cerita yang seru yang belum aku ceritakan, bahkan sebenarnya ini hanya gambaran singkat saja, justru yang paling epic itu setelah perasaanku diterima sama firda, aku menjalani hubungan dengan dua orang, tapi yang temen-temen tau, aku itu berhubungan degan satu orang saja, dan sampai kita selesai KKN, rahasia itu masih tetap terjaga, tapi saya rasa tidak mungkin juga saya menceritakan itu secara detail meskipun bisa saja aku lakukan, akan tetapi meskipun teman-teman cukup membaca cerita yang aku tulis ini, aku yakin teman-teman juga bisa menyelami dan masuk ke cerita ini seolah-olah menyaksikan langsung sepenggal kisah drama KKN ku. 

perlu diketahui oleh teman-teman terkadang perasaan cinta itu hadir di waktu dan dengan cara yang tidak disangka-sangka, aku juga tidak pernah lupa dengan curhatan andi temanku tentang perasaanya kepada firda, 

Terakhir, aku mengucapkan terimakasih kepada kompasiana yang telah menyelenggarakan event ini, mungkin tanpa adanya event ini, kisahku hanya tersimpan di file kenangan, tapi dengan adanya event ini, kisah KKN ku akhirnya tertuang dalam bentuk tulisan. Kepada siapa saja yang nantinya akan membaca sepenggal true story ini, saya berharap kalian bisa menikmatinya, kalaupun tidak, aku berharap mohon dimaafkan.

Sekian dan terimakasih......

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun