Mohon tunggu...
lalu salappudin
lalu salappudin Mohon Tunggu... Guru - lahir di Mataram

descargar musica gratis online descargar musica gratis de youtube Menyukai musik slow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

LANGKAH KECIL FITRI

26 Februari 2015   04:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Benar deh, Va. Aku bai-baik saja. Tak kurang suatu apa pun,” imbuhnhya.

Tak lama kemudian Ibu guru masuk ke kelas kami. Kami pun belajar di kelas sebagaimana biasanya.

Jam istirah berbunyi.

Aku dan teman-teman yang lain bergegas ke kantin sekolah.

“Ke kantin, Fit?” tawar Bina kepada Fitri.

“Tidak. Aku di kelas saja. Masih kenyang. Kalian saja.”tolak Fitri.

“Fit. Sudah deh. Tak usah begitu. Lihat  mukamu pucat begitu. Ke kantin, yuk, ” ajak Erva.

“Kalau tongpes. Biar Erva yang bayar, ” kucandai Fitri dan Erva.

Fitri tetap menolak.

“Sudah deh kalau tak mau. Yuk. Cacing-cacing di perutku  sudah demo nih,” kata Erva sambil mengelus perutnya.

“Fitri cerita tidak sama kamu, Va?” tanya Rose pada Erva saat di perjalanan menuju kantin sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun