Selain itu, Anies juga ingin bahwa nantinya peran Rumah Sehat dapat ditambah pula dari segi promotif dan juga preventifnya. "Selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit. Jadi, datang untuk sembuh, untuk itu harus sakit dulu," kata Anies Baswedan.
Melihat penjelasan Menkes dan penjelasan Gubernur DKI Jakarta, branding Rumah Sehat untuk Jakarta, sepertinya menjadi langkah cerdas dari seorang pemimpin dalam edukasi sekaligus imbauan soal menjaga kesehatan kepada warganya.Â
Yang perlu digarisbawahi, tidak ada regulasi yang dilanggar, kemudian branding ini bertujuan positif baik terhadap masyarakat untuk menjaga kesehatan maupun terhadap kinerja 31 RSUD di ibu kota. Lalu apa yang menjadi persoalan?
Saya menduga, para KOL yang tidak sepakat dengan penjenamaan ini lebih disebabkan faktor politik. Semua orang tahu dari pemberitaan di media soal bakal calon presiden 2024. Salah satunya Anies Baswedan yang digadang-gadang menjadi salah satu bakal calon presiden 2024. Guliran politiknya semakin kencang, termasuk sikap kritis dari pihak lain terhadap langkahnya dalam melakukan branding Rumah Sehat.
Bahwa para pengkritik menyampaikan yang terpenting bukan perubahan nama/logo atau branding, yang terpenting adalah kualitas layanan kesehatan. Saya meyakini semua orang termasuk Gubernur sendiri sepakat dengan sikap para pengkritik ini. Di satu sisi, kualitas layanan kesehatan penting, di sisi lain branding, promosi juga sangat penting bukan?
Pentignya Branding
Dalam era digital saat ini, informasi sangat banyak (information overload) dan mudah diakses sehingga memengaruhi sikap publik. Para pemilik brand (merek) juga gencar beriklan di berbagai platform seperti media mainstream (media cetak, online, elektronik, digital), dan media sosial.Â
Di sinilah pentingnya sebuah merek (brand) untuk menjadi sebuah identitas perusahaan (baik perusahaan swasta, BUMN, maupun BUMD serta unit layanan dan program pemerintah). Begitu juga dengan RSUD di Jakarta yang perlu menyikapi disrupsi era digital saat ini agar mampu menjaga kinerjanya tetap cemerlang, khususnya dalam peningkatan pelayanan kepada pasien.
Logo existing RSUD di DKI mungkin sudah bertahan dalam beberapa tahun, bahkan puluhan tahun terakhir atau jangan-jangan sejak awal RSUD itu berdiri. Logo biasanya terkait dengan visual, tipografi, komposisi warna, simbol, ketajaman, dan gambar (image) yang sangat menarik. Tentu ini menjadi bagian para designer spesialis logo dan branding yang sangat memahami logo yang menarik seperti apa.
Tidak sedikit institusi yang melakukan penyegaran logo, tagline, dan lainnya.Â
Misalnya penyegaran logo menjadi lebih sederhana dengan menyederhanakan logo existing sehingga mudah dimengerti dan ditangkap dalam waktu yang relatif singkat. Penyegeran logo juga bertujuan agar dapat diaplikasikan ke berbagai media grafis (easily adaptable for all graphic media) untuk kegiatan promosi dan pemasaran baik secara digital ataupun fisik.
Penyegaran logo RSUD di Jakarta diharapkan dapat memperkuat brand/merek penuh dengan filosofi dari RSUD tersebut.