Mohon tunggu...
Nabila Aulia Hasrie
Nabila Aulia Hasrie Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

BA (Hons) - Queen's University of Belfast, the UK MA - Columbia University, the US

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

K9: Howitzer Penguasa Pasar Senjata Artileri SPH Dunia. Bagaimana Prospeknya di Mata Pussenarmed TNI AD?

20 Mei 2024   18:23 Diperbarui: 20 Mei 2024   18:33 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Artileri swagerak yang berjenis K9 Thunder sebenarnya sangat cocok untuk diakuisisi oleh Indonesia.

Walaupun sudah ada alutsista CAESAR 6X6 155 mm dan M109A4-BE di Pussenarmed TNI AD, peran K9 Thunder dianggap masih dapat memperkuat Militer Indonesia. Mengingat bahwa beberapa artileri Indonesia saat kini sudah berumur tua dan layak digantikan, terutamanya oleh K9 Thunder buatan Korea Selatan (Korsel) yang kualitasnya dapat dibuktikan.

Namun begitu, baik pihak Kementerian Pertahanan RI maupun Pussenarmed TNI AD, hingga kini belum mewacanakan pembelian senjata artileri jenis ini.

Hal ini menurut penulis pribadi, adalah langkah yang tepat. Pasalnya, untuk mengakuisisi K9, Pusat Kesenjataan Artileri Medan tidak hanya semerta-merta meninjau kapabilitas yang ditawarkan oleh produk tersebut, melainkan juga dari ketersediaan dana anggaran dan prioritas pemerintah.

Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki M109 AS. Skala produksinya berada di tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan K9 Thunder, sehingga harga jual dari M109 berada jauh di bawah K9 Thunder karena cost dapat ditekan. Ini dengan catatan bahwa M109 yang dimiliki oleh TNI AD saat ini umumnya diakuisi dari Angkatan Bersanjata Belgia, sehingga alutsista yang bersangkutan sudah bisa dipastikan merupakan barang bekas dan bukan didapatkan dari Amerika Serikat. Hal ini bersangkutan kuat dengan keterbatasan dana yang dianggarkan untuk militer.

Selain itu, terdapat prioritas yang TNI AD sudah kunci; yaitu untuk memperbarui persenjataan lawas yang sulit untuk dipertahankan (aspek maintenance) karena minim suka cadang. Jauh lebih efisien jika senjata-senjata ini lah yang dimodifikasi menggunakan fitur-fitur dan kecanggihan yang lebih modern.

Perlu juga dipahami bahwasannya, artileri SPH pada dasarnya merupakan anggota dari satu keluarga besar. Satu senjata adalah produk modifikasi dari senjata yang lain, dan seterusnya. Dalam hal ini misalnya, K9 merupakan upgrade-an tertinggi dari K55A1. Sementara, K55A1 sendiri merupakan salah satu versi dari K55 yang juga adalah lisensi dari M109A2. Sehingga pada level teknikalnya, satu produk dengan yang lain tidaklah jauh berbeda. Sebelum kebutuhan prioritas terpenuhi, belum ada urgensi bagi Pussenarmed TNI AD untuk membeli K9 Thunder.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun