Dijuluki "The Thunder,"Â artileri K9 bisa dibilang telah menjadi senjata swagerak howitzer yang terbukti paling mumpuni dan ikonik di dunia. Tak banyak yang tahu, senjata ini pada awalnya didesain dan dikembangkan oleh Samsung Aerospace Industries, yang masih merupakan anak perusahaan dari Samsung Group, korporasi yang terkenal akan produk elektroniknya seperti telepon genggam, TV, dan lain sebagainya.
Dikembangkan pada tahun 1998 oleh Badan Pengembangan Pertahanan Hanwha, Korea Selatan, howitzer berkaliber 155mm/52 ini mulai beroperasi pada tahun 1999. Senjata swagerak tersebut kemudian dikerahkan di garis depan sebagai pencegah utama terhadap serangan musuh. Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara sejak Perang Korea tahun 1950-1953 yang berakhir dengan gencatan senjata, memantik urgensi pemerintah untuk membangun kekuatan artileri yang kuat.
The Thunder menunjukkan kekuatannya yang mengesankan pada bulan November 2010 lalu ketika Korea Utara membombardir Pulau Yeonpyeong dekat perbatasan laut barat Korea. Enam unit K9 merespons serangan mendadak tersebut dengan menembakkan delapan puluh peluru ke arah barak musuh dan menyebabkan banyak korban di pihak Korea Utara.
Karena Zona Demiliterisasi (DMZ) yang membagi Korea sempat berisiko bertransisi menjadi lahan meletusnya perang artileri yang intens, kemampuan K9 sangatlah esensial. Pasca peristiwa tersebut, sistem artileri telah ditingkatkan dalam hal letalitas serangan, mobilitas, perlindungan, dan pertahanan diri.
K9 dirancang terutamanya untuk memenuhi konsep taktis "Shoot & Scoot". Dalam istilah awam, Shoot & Scoot berarti senjata bergerak ke posisi menembak, menyelesaikan misi penembakan tersebut, kemudian meninggalkan posisi menembak sebelum musuh dapat membalas serangan.
K9 sendiri berbobot 47 ton dan memiliki jangkauan tembak 40+ km dengan amunisi konvensional 155 dan dapat bergerak secepat 67 km/jam per jam. Dilengkapi dengan sistem pengendalian penembakan otomatis, artileri howitzer ini dapat menembak dalam waktu 30 detik dari posisi diam dan dalam waktu 60 detik saat bergerak. Laju tembakan tiga putaran dapat dicapai dalam waktu kurang dari 15 detik, dengan laju tembakan maksimum enam hingga delapan putaran per menit terus menerus selama tiga menit.
Karena Thunder dibuat untuk beroperasi di pegunungan terjal di dekat wilayah DMZ, kendaraan ini dilengkapi dengan suspensi hidro-pneumatik canggih untuk mendukung pergerakan di medan berbatu. Berkat mesin berkekuatan 1.000 tenaga kuda, Thunder memiliki rasio power-to-weight yang lebih tinggi dibandingkan banyak howitzer lain seperti M109 Paladin buatan AS.
Yang membuat K9 lebih istimewa adalah operasi gabungannya dengan Kendaraan Pasokan Amunisi K10. K10 sendiri adalah sistem transfer amunisi otomatis pertama di dunia, yang memfasilitasi pasokan amunisi tanpa memaksa kru untuk keluar dari perlindungan lapis baja. Menggunakan sasis yang sama dengan K9, kendaraan pemasok dapat memasok K9 di medan perang dengan perlindungan; menggunakan jembatan otomatis untuk menghubungkan kedua kendaraan. Ia dapat menampung hingga 104 peluru dan mentransfernya ke howitzer dengan kecepatan sekitar 12 peluru per menit.
Perkembangan K9 di Masa Depan
Sebagai sebuah varian modifikasi, K9A1 telah digunakan oleh Angkatan Darat Korea Selatan sejak tahun 2018. K9A1 dilengkapi dengan Unit Daya Tambahan (Auxiliary Power Unit atau APU) yang memungkinkan kendaraan dioperasikan dan ditembakkan tanpa menjalankan mesin utama, sehingga menghemat jam kerja mesin. Penggunaan APU juga berarti awak kapal dapat beroperasi tanpa terkena kebisingan mesin.
Modifikasi lain pada K9A1 mencakup periskop malam untuk pengemudi yang dilengkapi dengan kamera inframerah pandangan depan yang terhubung dan dapat diakses melalui monitor, serta kamera pandang belakang untuk membantu memastikan keselamatan kru.