Dua tetes air mata membasahi pipi yang tua, menandai kejadian waktu itu.
Analisis Tokoh pada cerpen "Jakarta"
Keseluruhan tokoh:
- Pak Waluyo (Pak Pong)
- Pak Jendral (Paijo)
- Ibu (Simbok)
- Penjaga
- Pak mentri
Tokoh utama/ Protagonis:
Singkatnya, tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung alur pada tema. Pada urutan alur peristiwa yang dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh protaginisnya antara lain:
- Ibu (Simbok)
- Pak Waluyo/ Pak Pong
Tokoh Antagonis:
Kebalikan dari tokoh proagonis. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang menentang alur pada tema. Dapat disimpulkan bahwa tokoh antagonis pada cerpen tersebut adalah
- Pak Jendral (Paijo)
- Analisis tema
Jika dilihat pada penjabaran di atas, yang membuat semua ini terjadi adalah rasa rindu Ibu kepada anaknya. Lalu Simbok membuatkan batik tersebut sebagai ungkapan rasa rindu dan simbol ikatan tali bersaudaraan dari Pak Waluyo.
Puncak masalah dari sebuah cerpen adalah klimaks, dan klimaks menentukan sebuah tema. Pada cerpen ini, saat pak waluyo memberikan titipan Simbok kepada jendral, jendral justru menjawab "nanti saja" seolah menolak bingkisan dari Simbok.Â
Di sini tokoh antagonis menolak bingkisan (alasan terjadinya peristiwa) dari tokoh protagonis. Yang menandakan putusnya tapi kekeluargaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tema dari cerpen "Jakarta" adalah "Putusnya tali kekeluargaan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H