Mohon tunggu...
Laksmi Haryanto
Laksmi Haryanto Mohon Tunggu... Freelancer - A creator of joy, a blissful traveler who stands by the universal love, consciousness, and humanity.

As a former journalist at Harian Kompas, a former banker at Standard Chartered Bank and HSBC, and a seasoned world traveler - I have enjoyed a broad range of interesting experience and magnificent journey. However, I have just realized that the journey within my true SELF is the greatest journey of all. I currently enjoy facilitating Access Bars and Access Energetic Facelift sessions of Access Consciousness - some extraordinary energetic tools of cultivating the power within us as an infinite being.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kelana Laut yang Gamang, Akankah Kalian Bertahan?

26 Maret 2020   16:41 Diperbarui: 28 Maret 2020   14:52 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Orang Suku Laut? Anda akan menulis tentang Orang Suku Laut?!" Seorang ibu yang duduk di sampingku di kapal feri yang berlayar dari Tanjung Pinang ke Pulau Senayang di Kepulauan Riau itu tampak kaget ketika mengetahui maksud perjalananku di siang hari, 8 Maret 2020 lalu. 

"Bicara dengan Orang Suku Laut itu harus hati-hati ya. Mereka masih kental mejiknya."

Aku melongo. Kudeteksi nada kekhawatiran dalam suaranya mengingatkanku untuk berhati-hati. Siang itu kebetulan aku berada dalam rombongan dokter relawan DoctorSHARE yang akan melakukan pelayanan medis untuk masyarakat terpencil di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. 

Wilayah itu adalah episentrum masyarakat Suku Laut yang dulunya merupakan pelaut-pelaut nomaden yang disegani.

Di Pulau Senayang telah bersandar rumah sakit apung dr. Lie A. Dharmawan -- sebuah kapal phinisi yang diubah fungsinya sebagai rumah sakit. Di situlah para dokter akan melakukan pengobatan dan berbagai operasi mayor dan minor pada masyarakat kepulauan secara gratis. 

Targetnya terutama adalah Orang Suku Laut. DoctorSHARE adalah sebuah lembaga nirlaba yang didirikan oleh dr. Lie A. Dharmawan yang mengemban misi menyediakan layanan medis ke pelosok-pelosok daerah di tanah air yang selama ini tak terjangkau.

"Lihat, itu perkampungan Orang Suku Laut!" Tiba-tiba ibu di sebelahku itu menunjuk ke luar jendela kapal. "Rumah-rumah mereka berkelompok di tepi pantai. Baru beberapa tahun ini saja mereka dibuatkan rumah oleh pemerintah. Sebelumnya mereka hidup di atas sampan secara berkelompok, berkelana ke sana-sini sesuai musim laut."

Deretan rumah-rumah Orang Suku Laut di pantai. | Sumber gambar: Dokumentasi pribadi.
Deretan rumah-rumah Orang Suku Laut di pantai. | Sumber gambar: Dokumentasi pribadi.
Aku memandang ke luar jendela. Di tepi pantai tampak sederetan gubuk kayu berwarna kecoklatan yang sangat sederhana kalau tak hendak dikatakan kumuh. Lebih tepatnya rumah-rumah itu dibangun di atas perairan dekat pantai. 

Ditopang oleh pilar-pilar penyangga yang terbuat dari bambu atau kayu dengan atap segitiga, rumah-rumah panggung itu menjulang di atas laut, menyatu dengan laut, berpintu ke laut. 

Di antara rumah-rumah terdapat pelatar atau jalan kayu yang menghubungkan satu dengan lainnya. Rumah-rumah itu terlihat kosong dan sepi. Tepatnya, tampak merana.

"Meski sudah punya rumah, mereka tetap sering melaut dalam sampan-sampannya," ujar ibu tadi. "Kecuali pada musim gelombang besar angin utara, barulah mereka tinggal di rumah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun