Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Beginilah Cara Mendidik Anak di Korea

8 September 2016   17:02 Diperbarui: 8 September 2016   17:09 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sekul anak SD di Korea, dokpri

Orang Korea beranggapan pendidikan adalah hal yang utama dalam kehidupan seseorang. Makin tinggi pendidikanya maka makin cerah kehidupanya kelak. Dan makin pintar disekolah maka makin bangga orangtuanya karena si anak berpeluang diterima diperguruan tinggi yang paling bagus di Korea. Dan orang Korea percaya kesuksesan bakalan menghampiri si anak.

Mungkin sebagian dari kita tahu bahwa sistem pendidikan di Korea termasuk dalam sistem pendidikan terbaik di dunia. Walau begitu banyak juga pemberitaan yang mengatakan bahwa anak-anak di Korea adalah anak-anak yang paling stress diantara negara maju lainya.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Banyak orang tua di Korea yang memaksakan anak-anaknya untuk kursus ini dan kursus itu serta bisa ini dan bisa itu pada anaknya. Melihat lingkungan yang terlalu memaksakan anak-anaknya untuk terus belajar agar tak ketinggalan kepandaianya dengan teman sebayanya.  Jadi kompetisi anak disekolah benar-benar membuat para orang tua nekat memaksakan anak-anaknya agar "belajar belajar dan belajar"

Mengingat para orangtua tidak menghendaki anaknya tidak punya kepandaian apapun disekolah jadilah si anak banyak yang digenjot agar berhasil dalam studynya. Paradigma keluarga di Korea yang menerapkan cara mendidik anak seperti itu jelas tidak semua setuju  karena jaman telah berubah dan banyak keluarga yang juga melek tentang dunia luar dimana untuk menjadikan anak menjadi berhasil bukan hanya itu satu satunya jalanya. Hanya keluarga yang ikut-ikutan lingkungannya saja yang tetap mempertahankan cara mengajarkan anak seperti itu. 

Hal inilah yang membuat saya dan suami salah satu keluarga yang lebih memilih menjadi anak yang pandai tanpa harus dipaksakan. Saya hanya mengarahkan sebaiknya anak itu bagaimana sementara keputusan sepenuhnya mereka yang menjalankan. Nasehat, wejangan dan mungkin cerita-cerita legenda dan dongeng yang menginspirasi si anak yang akan membuatnya  menjadi pribadi yang menyenangkan. Tidak harus memaksakan si anak untuk bisa ini dan bisa itu, toh tanpa di paksapun jika kita mampu menumbuhkan  kesadaran  mereka untuk mau belajar jelas mereka bisa pandai seperti mereka. 

Karena bukan pentingnya pandai dalam study karena yang lebih terpenting adalah bagaimana kami bisa memberikan pendidikan agama dengan baik seperti membiasakan diri untuk solat 5 waktu, mengaji dan memberikan pemahaman tentang agama yang kami anut dengan benar. Karena tinggal di negri Korea yang minoritas muslim membuat kami ekstra memberikan pemahaman tentang agama karena pendidikan agama islam jelas tidak diterima di sekolah. Hidup di dunia ini sebentar toh kesuksesanpun hanya Dia Yang Maha Memberi, jadi jelas untuk apa mengejar duniawi tapi melupakan surgawi hehe (sokalimya)

Kembali lagi soal cara mendidik anak di Korea,  anak-anak di Korea sudah mulai sekolah sejak usia 3 tahun bahkan ada juga yang menyekolahkan anaknya di bawah usia 3 tahun. Kadang saya suka berfikir duh tega sekali ya mereka? Namun setelah saya pikir ulang apa boleh buat kehidupan yang keras menjadikan ayah dan ibunya harus bekerja jika ingin anak-anaknya memiliki biaya untuk studynya. Jadi tak salah jika banyak orang Korea yang berkata "Dibilang kejam ya kejam juga, namun apa boleh buat ini semua demi kepentingan mereka juga." Jadi kalau di Korea banyak ibu yang menjadi raja tega meninggalkan anaknya yang masih mungil di penitipan anak -_-

Tapi makin kesini saya lihat ada juga  orang tua yang ibunya tidak bekerjapun tetap menyekolahkan anaknya di bawah usia itu walaupun tidak setiap hari sekolahnya. Biasanya  ini mereka lakukan karena si ibu yang ada keperluan pergi kesini dan ke situ tanpa mau direpotkan dengan membawa anaknya jadilah pilihan yang tepat ya menitipkan (menyekolahkan) balitanya. 

SD di Korea ditempuh selama 6 tahun, SMP dan SMA 3 tahun serta Universitas 4 tahun. Cara menentukan si anak masuk sekolah dilihat dari usianya bahkan bulan kelahiranpun berpengaruh. Untuk SD dan SMP biaya  sekolah gratis, orangtua hanya membayar baju seragam untuk SMP sementara untuk SD karena tidak ada baju seragam maka tidak dikenakan biaya apapun. Satu-satunya biaya yang wajib dibebankan oleh para orangtua adalah biaya makan siang  selama 1 bulan. Besarnya biaya makan masing-masing sekolah berbeda-beda. Sementara SMA setengahnya biaya pendidikan mendapat bantuan dari pemerintah ditambah dengan biaya uang makan selama satu bulan.

Di Korea tidak bisa asal daftar masuk sekolah karena biasanya disesuaikan dengan wilayah tempat alamat tinggal kecuali mau masuk ke sekolah swasta. Jika masuk sekolah swasta maka tidak ada subsidi dari pemerintah artinya bayarnya full.

jalanan menuju ke sekolah sd di Korea, dokpri
jalanan menuju ke sekolah sd di Korea, dokpri
Karena anak-anak sekolahnya tidak jauh dari tempat ia mukim maka anak-anak hanya akan jalan kaki untuk menuju ke sekolah. Sepanjang jalan mendekati sekolah bisanya ada pembatas pagar besi agar anak-anak aman. CCTV di Korea banyak tersebar dimana-mana jadilah sepele apapun kejahatan yang menimpah anak-anak akan dengan mudah di ketahui.

Satu hal yang jangan pernah anda lakukan pada anak-anak sekolah di Korea adalah mengambil foto mereka tanpa seijin orangtuanya. Karena hal itu menjadi larangan, jikapun sudah mengambil jangan sekali-kali menguplod tanpa mengaburkan wajah mereka. Jika sampai terjadi siap-siap saja jika orangtua dari si anak tidak terima foto anaknya sampai di publikasikan.

Sebenarnya bukan hanya anak-anak sih kalau lihat di tv para pelaku kejahatan kriminalpun tidak akan dilihatkan wajah seutuhnya alias di blurkan atau pelaku kejahatan di tutupin wajahnya dengan topi.

Ok kembali lagi dengan pendidikan di Korea, banyak  orangtua yang berharap anaknya bisa kuliah di universitas bergengsi maka tak heran jika para orangtua telah mempersiapkan pendidikan anaknya sejak masih kecil.

lapangan olahraga yang mantap
lapangan olahraga yang mantap
Rata-rata sekolah di Korea baik negri maupun swasta memiliki fasilitas yang super duper lengkap, saya tak meragukanya. Alat peraga didalam kelas mulai dari alat musik sampai alat praktek dan fasilitas olah raga semuanya tersedia. Lapangan sepak bola yang luas bahkan kolam renangpun kadang ada ^_^

Di Korea anak-anak masuk sekolah mulai jam 8.30 sesuai jam kantor orang Korea dan berakhir waktu jam sekolah sampai jam 14.50 ada juga yang lewat dari itu. Setelah jam sekolah berakhir biasanya sekolah memiliki program kusus yaitu penitipan untuk anak-anak yang memilik orangtua pekerja.  Waktunya adalah dimulai jam pulang sekolah sampai jam 17.00. Program penitipan anak ini sangat membantu orangtua yang kedua-duanya bekerja. Karena daripada dirumah tidak ada yang menjaga sebaiknya di titipkan saja.

ruang kelas yang nyaman dan bersih
ruang kelas yang nyaman dan bersih
Selama jam penitipan anak-anak akan dibantu mengerjakan PR dan melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat seperti belajar bermain musik dan  lainya. Jadi ketika pulang kerumah anak-anak sudah tidak perlu disibukkan dengan tugas sekolah. Anak-anakpun diberi makan.

Program penitipan ini tidak wajib bagi setiap anak untuk ikut karena jika tidak ikut juga tidak menjadi soal. Khusus untuk anak yang ikut program penitipan akan dikenakan biaya tambahanya besar kecilnya biaya masing-mesing sekolah akan berbeda-beda. Jika ingat sistem penitipan anak di sekolah Korea ini jadi ingat wacana bapak mentri pendidikan yang baru yang ingin menerapkan sistem sekolah yang full day. Alih alih ingin membuat sistem pendidikan di Indonesia lebih baik ehhh malah membuat sistem pendidikan acak kadut. karena bukan hanya kesiapan si guru atau pihak sekolah saja yang diperhatikan tetapi kesiapan anak murid dan orangtua muritpun menjadi perhatian khusus.

Program penitipan anak berlaku hanya sampai SD karena untuk jenjang SMP ataupun SMU programnya adalah kursus. Karenanya tak heran banyak anak yang mengejar ketinggalan belajar disekolah mengikuti program kursus ini. Kalau lihat cara belajar mereka yang keras dan gigih membuat saya puyeng sendiri. Duhh moga anak saya tidak mengalami nasip seperti mereka yang harus tertekan belajar belajar dan belajar agar mampu bersaing menjadi siswa yang pandai di sekolah. 

Info ini sesuai pengalaman pribadi jika ada yang sama atau yang berbeda bisa jadi karena sama-sama satu negara dan kalau ada yang berbeda wilayah Korea itu  mencakup 85 lebih kota yang aktif dan masing-masing wilayah masyarakatnya berbeda-beda pemahamanya tentang cara mendidik anaknya. 

Salam Sya, 2016.09.08

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun