Orang Korea beranggapan pendidikan adalah hal yang utama dalam kehidupan seseorang. Makin tinggi pendidikanya maka makin cerah kehidupanya kelak. Dan makin pintar disekolah maka makin bangga orangtuanya karena si anak berpeluang diterima diperguruan tinggi yang paling bagus di Korea. Dan orang Korea percaya kesuksesan bakalan menghampiri si anak.
Mungkin sebagian dari kita tahu bahwa sistem pendidikan di Korea termasuk dalam sistem pendidikan terbaik di dunia. Walau begitu banyak juga pemberitaan yang mengatakan bahwa anak-anak di Korea adalah anak-anak yang paling stress diantara negara maju lainya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Banyak orang tua di Korea yang memaksakan anak-anaknya untuk kursus ini dan kursus itu serta bisa ini dan bisa itu pada anaknya. Melihat lingkungan yang terlalu memaksakan anak-anaknya untuk terus belajar agar tak ketinggalan kepandaianya dengan teman sebayanya. Jadi kompetisi anak disekolah benar-benar membuat para orang tua nekat memaksakan anak-anaknya agar "belajar belajar dan belajar"
Mengingat para orangtua tidak menghendaki anaknya tidak punya kepandaian apapun disekolah jadilah si anak banyak yang digenjot agar berhasil dalam studynya. Paradigma keluarga di Korea yang menerapkan cara mendidik anak seperti itu jelas tidak semua setuju karena jaman telah berubah dan banyak keluarga yang juga melek tentang dunia luar dimana untuk menjadikan anak menjadi berhasil bukan hanya itu satu satunya jalanya. Hanya keluarga yang ikut-ikutan lingkungannya saja yang tetap mempertahankan cara mengajarkan anak seperti itu.
Hal inilah yang membuat saya dan suami salah satu keluarga yang lebih memilih menjadi anak yang pandai tanpa harus dipaksakan. Saya hanya mengarahkan sebaiknya anak itu bagaimana sementara keputusan sepenuhnya mereka yang menjalankan. Nasehat, wejangan dan mungkin cerita-cerita legenda dan dongeng yang menginspirasi si anak yang akan membuatnya menjadi pribadi yang menyenangkan. Tidak harus memaksakan si anak untuk bisa ini dan bisa itu, toh tanpa di paksapun jika kita mampu menumbuhkan kesadaran mereka untuk mau belajar jelas mereka bisa pandai seperti mereka.
Karena bukan pentingnya pandai dalam study karena yang lebih terpenting adalah bagaimana kami bisa memberikan pendidikan agama dengan baik seperti membiasakan diri untuk solat 5 waktu, mengaji dan memberikan pemahaman tentang agama yang kami anut dengan benar. Karena tinggal di negri Korea yang minoritas muslim membuat kami ekstra memberikan pemahaman tentang agama karena pendidikan agama islam jelas tidak diterima di sekolah. Hidup di dunia ini sebentar toh kesuksesanpun hanya Dia Yang Maha Memberi, jadi jelas untuk apa mengejar duniawi tapi melupakan surgawi hehe (sokalimya)
Kembali lagi soal cara mendidik anak di Korea, anak-anak di Korea sudah mulai sekolah sejak usia 3 tahun bahkan ada juga yang menyekolahkan anaknya di bawah usia 3 tahun. Kadang saya suka berfikir duh tega sekali ya mereka? Namun setelah saya pikir ulang apa boleh buat kehidupan yang keras menjadikan ayah dan ibunya harus bekerja jika ingin anak-anaknya memiliki biaya untuk studynya. Jadi tak salah jika banyak orang Korea yang berkata "Dibilang kejam ya kejam juga, namun apa boleh buat ini semua demi kepentingan mereka juga." Jadi kalau di Korea banyak ibu yang menjadi raja tega meninggalkan anaknya yang masih mungil di penitipan anak -_-
Tapi makin kesini saya lihat ada juga orang tua yang ibunya tidak bekerjapun tetap menyekolahkan anaknya di bawah usia itu walaupun tidak setiap hari sekolahnya. Biasanya ini mereka lakukan karena si ibu yang ada keperluan pergi kesini dan ke situ tanpa mau direpotkan dengan membawa anaknya jadilah pilihan yang tepat ya menitipkan (menyekolahkan) balitanya.
SD di Korea ditempuh selama 6 tahun, SMP dan SMA 3 tahun serta Universitas 4 tahun. Cara menentukan si anak masuk sekolah dilihat dari usianya bahkan bulan kelahiranpun berpengaruh. Untuk SD dan SMP biaya sekolah gratis, orangtua hanya membayar baju seragam untuk SMP sementara untuk SD karena tidak ada baju seragam maka tidak dikenakan biaya apapun. Satu-satunya biaya yang wajib dibebankan oleh para orangtua adalah biaya makan siang selama 1 bulan. Besarnya biaya makan masing-masing sekolah berbeda-beda. Sementara SMA setengahnya biaya pendidikan mendapat bantuan dari pemerintah ditambah dengan biaya uang makan selama satu bulan.
Di Korea tidak bisa asal daftar masuk sekolah karena biasanya disesuaikan dengan wilayah tempat alamat tinggal kecuali mau masuk ke sekolah swasta. Jika masuk sekolah swasta maka tidak ada subsidi dari pemerintah artinya bayarnya full.