Mohon tunggu...
Laili Muttamimah
Laili Muttamimah Mohon Tunggu... -

Love to capture everything I see, draw everything I dream, and write everything I feel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Biru pada Januari

7 Desember 2014   21:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:51 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat pertanyaan itu terlontar, Syiana tidak bisa menahan kekecewaannya lagi. “Karena gue nggak bisa percaya sama cinta.”

Mendengar itu, Harly menatap Syiana bingung, “Kenapa nggak bisa? Ayolah, Na, lo sudah 29 tahun. Seharusnya lo sudah berkeluarga sekarang. Lo bukan lagi ‘Syiana SMA’ yang sering galau nangisin cowok.”

“Dan satu-satunya cowok yang sering gue tangisin waktu SMA, nggak lain adalah lo, Har. Lo percaya?”

Kerutan di dahi Harly bertambah, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar, “Maksud lo, Na?”

“Ayolah, Har, lo bukan lagi anak SMA yang harus diperjelas dengan ungkapan ‘gue sayang lo’ untuk membuktikan cinta, kan?”

Hujan turun semakin deras, mengundang tetesan yang meluncur pelan di sudut mata Syiana. Perlahan, perempuan itu menghapusnya dan menatap laki-laki di depannya setegar yang ia bisa.

“Lo tahu? Cinta memang lucu. Gue yang bertahun-tahun ada di dekat lo, gue yang selalu dengar curhatan lo, gue yang bersama lo di waktu susah senang, justru menjadi salah seorang yang nggak pernah terlihat di mata lo.” Syiana tertawa getir.

“Gue nggak pernah tahu soal itu, Syiana,” balas Harly.

“Kalau pun lo tahu, memangnya semuanya bakal berubah? Sejak dulu gue sudah menduga kalau lo nggak punya perasaan yang sama, Har. Dan dugaan gue itu terbukti ketika lo jujur soal perasaan lo sembilan tahun lalu.”

Harly terbungkam. Ia hanya menatap Syiana dengan manik mata yang berkaca-kaca. Ia tidak pernah menyangka bahwa ajakan pertemuan yang diawali dengan maksud reuni akan berubah menjadi satu hal yang mengejutkannya.

“Dari sekian banyak perempuan di dunia ini, kenapa harus dia, Har? Kenapa? Kenapa lo nggak pernah sekali aja melihat gue?” Syiana tak kuasa untuk menumpahkan seluruh kekecewaannya. Ia membiarkan dirinya membebani Harly dengan banyak pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun