Aku kembali memberhentikan motorku di pinggir jalan yang kurasa cukup jauh dari lorong macan tempat pemeriksaan lalu lintas itu.
"Ya Allah Rafida, mimpi apa aku semalam." Aku menarik nafas panjang, ia tersenyum melihatku.
"Paling itu plat motormu ditutupi sama malaikat Din."
"Iya Fi, berkat shalawatmu itu kali ya," jawabku.
"Lain kali jangan ceroboh Din, cek dulu sebelum berangkat. Bagaimanapun sebenarnya malam ini kita ada di posisi yang salah, sekalipun kamu nggak lupa bawa STNK tetep aja kita kena tilang karena motormu mati."
"Iya itu Fi, intinya kita selamat malam ini, oke aku janji gak bakal ulangi." Iapun mengangguk dan kembali melihat layar handphonenya.
"Din jam 8, gerak cepat."
Kembali aku merapikan helmku, serta Rofida memperbaiki posisi duduknya. Aku yakin Faisal dan yang lain tengah gelisah menanti kami.
Rafida, beruntung sekali kamu yang duduk di belakang kemudiku malam ini. Mungkin berkah shalawatmu yang tak pernah henti itu menghantarkan keajaiban untuk kita malam ini. Tetaplah demikian Rafida, darimu aku mengerti arti barokah, darimu aku mengerti tak semua perjalanan itu terhitung dengan logika. Terimakasih Rofida.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI