Mohon tunggu...
Lailatus Sholihah
Lailatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCUBUANA- MAHASISWI UNIVERSITAS MERCUBUANA

Nama : Lailatus Sholihah Nim : 43220010184 Mata Kuliah : Teori Akuntansi Dosen Pembimbing : Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak - UNIVERSITAS MERCUBUANA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2_Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika Menurut Roland Barthes

23 Mei 2022   14:25 Diperbarui: 23 Mei 2022   15:23 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4, Pengertian Teori Laporan Keuangan Sebagai Semiotika, Dokpri

Hal ini dapat dimaksudkan dengan pernyataan Belkoui (1989: 282) yang mengatakan bahwa "Kami mengidentifikasi dua komponen bahasa, simbol atau karakteristik leksikal dan aturan tata bahasa". Mengingat efek komunikatif merupakan sasaran penyampaian informasi dari penyedia informasi kepada pengguna informasi, maka mengungkapkan bahasa haruslah tepat sehingga maknanya dapat diinterpretasikan sebagaimana dengan makna yang dimaksud. 

Bahasa dalam akuntansi menggunakan istilah tanda atau simbol ataupun dokumen seperti dalam laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan (Errol, 1971: 53). Salah satu tanda adalah laba (Macintosh et al, 2000: 38). Laba pada profesi yang berbeda memiliki makna yang berbeda, misalnya laba bagi guru memiliki makna yang berbeda dengan laba bagi seorang akuntan (Sari, 2010). 

Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki perasaan, pengalaman atau pengetahuan dan latar belakang yang berbeda sehingga menghasilkan persepsi yang berbeda-beda. Dalam tulisan kritis filosofisnya, Macintosh et al. (2000) mengemukakan bahwa saat ini akuntansi berhadapan langsung dengan transaksi-transaksi ekonomi yang semakin kompleks atau rumit, termasuk dalam penggunaan nilai moneter sebagai unit pengukuran dari suatu transaksi tersebut. 

Dalam keadaan tersebut, simbol laba (income) dan modal (capital) tidak memiliki denotasi pada objek dan peristiwa yang nyata. Dalam kajian Macintosh et al., simbol laba akuntansi hanya merupakan tidak memiliki dasar realitas murni (pure simulacra), yang berarti bahwa referen atau denotasi laba akuntansi adalah pada ehidurpan sendirinya dan yang dapat berputar pada dirinya sendiri membentuk dunia hiperrealitas. 

Macintosh et al. (2000) juga memiliki pendapat bahwa tidak hanya terbatas atau tidak ada pada simbol laba tetapi banyak simbol akuntansi yang tidak memiliki penjelasan lebih lanjut secara jelas dan benar pada objek pada peristiwa atau kejadian yang benar-benar ada buktinya, sehingga akuntansi tidak secara menyeluruh menjalankan fungsinya sesuai logika representasi, pertanggungjawaban, atau penyajian informasi ekonomi secara transparan dan menyeluruh.

 Berbeda dengan Macintosh et al. (2000), tetapi masih dengan subtansi yang sama, Mattessich (2003, 452) mengemukakan bahwa semua simbol akuntansi - kata dan angka - selalu memiliki relasi dengan realitas denotasinya, namun realitas denotasinya memiliki berada pada tingkatan yang berbeda-beda. 

Khususnya untuk simbol laba (income) misalnya, Mattessich menyatakan bahwa realitas denotasi atas simbol laba tersebut tidak berada pada tingkatan realitas ragawi, tetapi berada pada tingkatan "realitas sosial" (social reality) yang artinya, realitas tersebut menjadi "tersedia" karena kesepakatan yang terjadi dalam komunitas akuntansi tersebut ada ataupun tersedia. 

Berbagai pendapat yang berbeda tentang relasi antara simbol laba dengan realitas denotasinya sebagaimana diungkapkan melalui kajian kritis filosofis dari Macintosh et al. (2000) dan Mattessich (2003) tersebut, memberitahukan adanya peluang yang akan terjadi perbedaan antara interpretasi laba akuntansi dalam sebuah ruang berkomunikasi. 

Perbedaan interpretasi laba akuntansi ini akan mempengaruhi efektivitas komunikasi informasi laba itu sendiri, karena realitas yang sebenarnya ialah ingin direpresentasikan oleh simbol laba ternyata akan diinterpretasikan secara berbeda oleh berbagai pihak yang terlibat dalam komunikasi. Jika hal ini terjadi, maka efek pengaruhnya yang diinginkan dalam pengkomunikasian laba akuntansi tidak tercapai karena respon terhadap informasi menjadi bias atau tidak tentu.

Gambar 3, Konsep Laba, Dokpri
Gambar 3, Konsep Laba, Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun