Mohon tunggu...
LAILATUS ZUHROH
LAILATUS ZUHROH Mohon Tunggu... Guru - GURU MA DARUSSALAM KALIBARU

PENDIDIKAN KEAGAMAAN SANGAT PENTING BAGI UMAT MANUSIA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Mind Mapping pada Materi Kebudayaan Masyarakat Mekkah sebelum Islam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X di MA Darussalam Kalibaru

30 November 2023   06:41 Diperbarui: 30 November 2023   06:43 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fungsional. Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya (Purwanto, 2011:44).

Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya (2011:13) berpendapat bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Gagne berpendapat bahwa hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori (Purwanto, 2011:42). Menurut Winkel dalam Purwanto (2011:45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku (Oemar Hamalik, 2013:30).

Gagne dalam Deni Kurniawan (2014:14) mengajukan lima kategori hasil belajar yang ingin dibentuk dari proses pembelajaran yaitu: (1) keterampilan intelektual (intellectual skill),(2) strategi kognitif (cognitive strategy), (3) informasi verbal(verbal information), (4)keterampilan gerak (motoric skill), (5) sikap (attitude).

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dialami sebagai akibat dari kegiatan belajar menyangkut kignitif, afektif dan psikomotorik.

Jenis-Jenis Hasil Belajar

Kingsley dalam Deni Kurniawan (2014:9) membedakan hasil belajar siswa menjadi tiga jenis yaitu: a. Keterampilan dan kebiasaan, b. Pengetahuam dan pengertian, c. Sikap dan cita-cita.Bloom et al. dalam Deni Kurniawan (2014:10) menggolongkan hasil belajar itu menjadi tiga bagian, yaitu:

a.Hasil belajar kognitif

Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan ingatan, kemampuan berfikir atau intelektual. Pada tingkatan ini hasil belajar terdiri dari enam tingkatan yang sifatnya hierarkis. Keenam hasil ranah kognitif ini meliputi:1) pengetahuan, 2) pemahaman, 3) aplikasi, 4) analisis, 5) sintesis, 6) evaluasi, dan 7) kreativitas.

Hasil belajar ranah afektif yaitu merujuk pada hasil belajar yang berupa kepekaan rasa atau emosi. Jenis hasil belajar ranah ini terdiri dari lima jenis yang membentuk tahapan pula. Kelima jenis ranah afektif itu meliputi: 1) kepekaan, yaitu sensitivitas mengenai situasi dan kondisi tertentu serta mau memperhatikan keadaan tersebut, 2) partisipasi, mencakup kerelaan dan kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, 3) penilaian dan penentuan sikap, mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap. 4) organisasi, kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman atau pegangan hidup; 5) pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

Hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik yaitu berupa kemampuan gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat mulai dari gerak sederhana yang mungkin dilakukan secara refleks hingga gerak kompleks yang terbimbing hingga gerak kreativitas. Menurut Simpson seperti yang dikutip oleh Dimyati dan Mujiono dalam Kurniawan gerak psikomotorik ini meliputi: (1) persepsi yaitu kemampuan memiliki dan memilah serta menyadari adanya suatu kekhasan pada sesuatu; (2) kesiapan yaitu kemampuan menempatkan diri dalam keadaan siap melakukan suatu gerakan atau rangkaian gerakan tertentu; (3) gerakan terbimbing yaitu mampu melakukan gerakan dengan mengikuti contoh; gerakan terbias keterampilan gerak yang berpegang pada suatu pola tertentu; (4) gerakan kompleks mampu melakukan suatu gerak secara luwes, lancar, gesit, dan lincah;   ( 5) penyesuaian yaitu kemampuan untuk mengubah dan mengukur kembali gerak.

5. Kajian Masyarakat Mekkah Sebelum Islam

1.Sejarah Singkat Mekkah Sebelum Islam

Mekkah dianggap sebagai Kota Suci di mana Nabi Muhammad SAW lahir dan menerima wahyu. Namun sebelum Islam hadir sebagai rahmatan lil alamin, masyarakat Mekkah memiliki tradisi-tradisi tidak baik yang penuh kesesatan, kekufuran dan penyimpangan. Inilah yang disebut masa jahiliyah atau zaman kebodohan.

Pada saat itu masyarakat Mekkah dan Arab secara umum memiliki kemajuan di bidang perekonomian, khususnya dalam perdagangan dan pertanian. Ini tidak lepas dari letak geografis Mekkah yang berada pada jalur perdagangan ramai.

Meski demikian, mereka tetap tidak dapat terlepas dari kebodohan. Jahiliyah bukan berarti bodoh dari segi keilmuan, namun mereka bodoh dalam hal keimanan kepada Allah.

2.Kepercayaan Masyarakat Mekkah Sebelum Islam

Mengutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam publikasi Kementerian Agama (2014: 11-12), dalam hal kepercayaan, pada awalnya masyarakat Mekkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS dan kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Ismail AS. Namun sepeninggal Nabi Ismail, mereka mulai berpaling dari Allah SWT dan menyembah berhala.

Selain menyembah berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang. Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan roh leluhur. Mereka akan mengurbankan binatang sebagai persembahan agar terhindar dari marabahaya.

3.Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah Pra Islam

Masih mengutip dari sumber yang sama, masyarakat Mekkah di masa jahiliyah memiliki kebiasaan buruk seperti minum khamr, berjudi, berzina, merampok, dan menganggap rendah kaum perempuan. M. Abdul Karim (2015:51) dalam Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam menulis bahwa perempuan tidak dapat menjadi pewaris suami atau orangtua. Para lelaki juga bebas menikah tanpa batasan jumlah.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut Tony Buzan (2004:4) Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan "memetakan" pikiran-pikiran kita. Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Mind Mapping menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak (Tony Buzan, 2011:5). Mind Mapping lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional yang cenderung linear dan satu warna (Tony Buzan, 2011:9).

Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya (2011:13) berpendapat bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta:Teras, 2011), hal. 64.

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal.5

Peters, F. E. (1994). Mecca: A Literary History of the Muslim Holy Land. Princeton University Press.

Watt, W. M. (1988). Muhammad: Prophet and Statesman. Oxford University Press.

Donner, F. M. (1998). Narratives of Islamic Origins: The Beginnings of Islamic Historical Writing.Darwin Press.

Lings, M. (2014). Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources. Islamic Texts Society.

Al-Azmeh, A. (2012). The Emergence of Islam in Late Antiquity: Allah and His People. Cambridge University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun