Dalam beberapa tahun terakhir, acara wisuda di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Wisuda, yang dulu hanya identik dengan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi, kini juga menjadi perayaan bagi siswa SMP dan SMA. Pemandangan siswa sekolah menengah mengenakan toga dan merayakan kelulusan semakin sering dijumpai di berbagai sekolah di seluruh Indonesia. Momen ini menjadi spesial bagi siswa dan orang tua, meski sempat menuai pro dan kontra.
Apa alasan di balik kebijakan sekolah-sekolah yang mengadopsi toga di upacara kelulusan sekolah menengah? Apakah tren ini akan terus berlanjut? Dalam artikel ini, kita akan melihat alasan budaya dan sosial di balik fenomena ini, pandangan dari siswa, orang tua, dan mahasiswa.Â
Wisuda adalah momen penting dalam perjalanan akademik seseorang. Di Indonesia, wisuda tidak hanya menjadi simbol pencapaian akademik, tetapi juga menjadi ritual yang dinantikan oleh siswa dan mahasiswa. Tradisi mengenakan toga, yang awalnya diperuntukkan bagi lulusan perguruan tinggi, kini juga diadopsi oleh siswa SMP dan SMA. Artikel ini akan membahas makna wisuda dan alasan di balik penggunaan toga oleh siswa SMP dan SMA.
Sejarah dan Makna Wisuda
Wisuda berasal dari tradisi akademik Barat, yang pada awalnya dilakukan di perguruan tinggi. Mengenakan toga dan topi mortarboard adalah simbol kehormatan dan pencapaian. Di Indonesia, wisuda menjadi bagian integral dari budaya akademik yang merayakan pencapaian pendidikan seseorang. Ini adalah momen yang menandai transisi dari satu tahap pendidikan ke tahap berikutnya. Adapun makna wisuda yaitu :Â
Simbol Pencapaian: Wisuda adalah simbol dari kerja keras dan dedikasi yang telah dicurahkan selama bertahun-tahun. Ini adalah pengakuan atas usaha dan pencapaian akademik yang diperoleh siswa atau mahasiswa.
Transisi Hidup: Wisuda menandai transisi dari satu tahap pendidikan ke tahap berikutnya. Bagi lulusan perguruan tinggi, ini bisa berarti memasuki dunia kerja atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Motivasi dan Inspirasi: Upacara wisuda memberikan motivasi kepada siswa dan mahasiswa untuk terus mengejar pendidikan dan mencapai tujuan mereka. Ini juga menjadi inspirasi bagi adik kelas dan orang-orang di sekitar untuk mengikuti jejak kesuksesan mereka.
Wisuda di Berbagai Jenjang Pendidikan
Wisuda Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
Di Indonesia, wisuda tidak hanya dilakukan di perguruan tinggi tetapi juga di tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Meski mungkin terdengar tidak biasa, wisuda di jenjang ini memiliki tujuan tertentu:
Pengenalan Tradisi Akademik: Memperkenalkan anak-anak pada tradisi akademik sejak dini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap pendidikan.
Perayaan Pencapaian Kecil: Meskipun mereka berada di awal perjalanan pendidikan, merayakan transisi dari TK ke SD atau dari SD ke SMP dapat memotivasi anak-anak untuk terus belajar.
Wisuda SMP dan SMA
Di tingkat SMP dan SMA, wisuda menjadi lebih bermakna karena siswa berada di masa transisi remaja:
1. Persiapan Masa Depan: Wisuda di tingkat ini menandai persiapan menuju pendidikan yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja.
2. Kebanggaan dan Identitas: Menggunakan toga dan mengikuti prosesi wisuda memberikan rasa bangga dan identitas sebagai pelajar yang telah menyelesaikan tahapan penting dalam pendidikan mereka.
Wisuda Perguruan Tinggi
Wisuda perguruan tinggi adalah puncak dari perjalanan akademik:
Pengakuan Profesional: Lulusan diakui secara profesional dengan gelar yang diperoleh, membuka peluang di dunia kerja atau studi lanjut.
Jaringan dan Hubungan: Wisuda adalah kesempatan untuk bertemu dengan rekan satu angkatan dan membangun jaringan profesional yang berharga.
Alasan Penggunaan Toga di SMP dan SMA :Â
Simbol Transisi: Sama seperti di universitas, wisuda di SMP dan SMA menandai transisi penting. Bagi siswa SMP, ini adalah langkah menuju masa remaja di SMA. Bagi siswa SMA, ini adalah awal dari perjalanan menuju pendidikan tinggi atau dunia kerja.
Motivasi: Menggunakan toga dapat memotivasi siswa untuk mencapai lebih banyak dalam pendidikan mereka. Ini memberikan rasa pencapaian dan menanamkan kebanggaan akan usaha mereka selama bertahun-tahun.
Penyetaraan Pengalaman: Dengan mengenakan toga, siswa SMP dan SMA merasakan pengalaman serupa dengan mahasiswa universitas. Ini memberikan mereka rasa kesetaraan dan persiapan mental untuk tahapan pendidikan selanjutnya.
Budaya dan Kebanggaan: Di beberapa daerah, wisuda telah menjadi bagian dari budaya lokal. Ini adalah kesempatan bagi keluarga untuk merayakan pencapaian anak-anak mereka, memperkuat ikatan keluarga dan kebanggaan komunitas.
Peran Wisuda sebagai Simbol Penghargaan
Secara tradisional, wisuda dan toga dianggap sebagai simbol pencapaian tertinggi di bidang pendidikan. Ketika seorang mahasiswa menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, wisuda dengan mengenakan toga melambangkan akhir dari masa studi dan awal perjalanan baru dalam karier profesional mereka. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, konsep ini mengalami perluasan. Wisuda kini juga diterapkan di tingkat SMP dan SMA sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan atas usaha siswa selama menjalani pendidikan.
Menurut Desi Rahmawati, salah satu guru di Jakarta, pengenalan toga untuk siswa SMA adalah bentuk apresiasi kepada siswa yang telah menyelesaikan tahapan pendidikan. "Kami melihat toga sebagai simbol formalitas dan keseriusan dalam menghargai usaha para siswa. Ini bukan hanya perayaan biasa, tetapi juga pengingat bagi mereka untuk terus berjuang di jenjang berikutnya," jelasnya.
Dalam banyak kasus, sekolah ingin memberikan pengalaman berkesan bagi siswa yang akan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Para siswa merasa bahwa memakai toga membuat momen kelulusan lebih istimewa dan berkesan.
Pandangan Siswa: Makna Toga Bagi Kami
Bagi siswa, mengenakan toga saat wisuda memiliki arti yang mendalam. Salah satu siswa SMA yang baru saja lulus, Yuliana Dewi, berbagi pengalamannya mengenai wisuda yang dilengkapi toga di sekolahnya di Surabaya. "Sejak kecil, saya sering melihat foto wisuda kakak-kakak yang lulus kuliah. Ketika tahu bahwa saya juga bisa memakai toga, meski masih SMA, saya merasa seperti mimpi jadi kenyataan. Ini membuat saya merasa dihargai, bahwa kelulusan ini bukan sekadar akhir dari belajar, tetapi juga prestasi yang patut dirayakan," katanya.
Yuliana juga menambahkan bahwa mengenakan toga menjadi simbol penting bahwa setiap tahap pendidikan adalah pencapaian. "Di keluarga aku, tidak semua orang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Jadi, saat lulus SMA dengan toga, kami merasa sudah mencapai sesuatu yang besar."
Tidak hanya Yuliana, Fikri, siswa SMP yang baru saja lulius, juga merasa bangga mengenakan toga saat wisuda. Ia berpendapat bahwa toga menambah kesan serius dalam acara kelulusan. "Rasanya bangga bisa memakai toga meski baru lulus SMP. Ini ngingetin aku bahwa perjalanan pendidikan masih panjang, dan aku harus bekerja keras untuk mencapai lebih banyak lagi," ujarnya.
Orang Tua Menyambut Tradisi Baru dengan Antusias
Dari perspektif orang tua, penggunaan toga di tingkat SMP dan SMA dipandang sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan anak-anak mereka dalam menempuh pendidikan. Evi Kartini, seorang ibu dari siswa SMP di Jakarta, mengungkapkan bahwa wisuda di tingkat SMP dengan toga adalah bentuk dukungan emosional bagi anak-anak. "Melihat anak memakai toga, saya merasa bangga karena ia telah menyelesaikan tahap pendidikan dengan baik. Kami merasa momen ini layak untuk dirayakan karena pendidikan sangat penting," kata Evi.
Orang tua lain, Budi Santoso, yang anaknya baru lulus dari SMA di Jakarta, juga memberikan pandangannya. "Anak-anak kita sekarang menghadapi banyak tantangan dalam belajar.Â
Melihat mereka memakai toga adalah momen berharga bagi kami. Ini memberikan anak-anak dorongan semangat untuk lebih termotivasi di jenjang berikutnya," ungkap Budi. Para orang tua berharap bahwa wisuda dengan toga bisa menjadi momen yang diingat anak-anak mereka seumur hidup, bukan hanya sebagai perayaan kelulusan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa mereka harus terus mengejar pendidikan lebih tinggi.
Pendapat Mahasiswa Mengenai Penggunaan Toga di SMP dan SMA
Untuk mendapatkan pandangan dari kalangan mahasiswa, saya berbincang dengan beberapa mahasiswa di Jakarta mengenai tren penggunaan toga pada wisuda SMP dan SMA.
Dinda, seorang mahasiswa semester akhir di Universitas Indonesia, menyatakan bahwa tradisi ini memiliki dua sisi. "Menurut saya, penggunaan toga untuk anak SMP dan SMA itu bisa jadi cara baik untuk memotivasi mereka terus belajar dan menuntut ilmu. Namun, saya khawatir makna toga jadi terlalu sederhana karena semua jenjang memakai tanpa memahami perjalanannya," katanya. Dinda juga menekankan bahwa makna toga di perguruan tinggi lebih mendalam karena melalui proses yang panjang dan menantang.
Di sisi lain, mahasiswa lain bernama Andi dari Universitas Negeri Jakarta memiliki pendapat yang sedikit berbeda. "Saya pribadi merasa toga untuk anak SMP dan SMA itu agak berlebihan, tapi saya juga melihat sisi positifnya. Ini mungkin cara sekolah-sekolah buat anak-anak ngerasain keberhasilan dan kebanggaan, meskipun masih di jenjang pendidikan menengah. Tapi ya tetep aja sih kaya ngga adil kalo kita yang kuliah cape buat perjuangin biar pake toga sedangkan anak SMP dan SMA tuh jadiin ini sebagai tren. " ujarnya. Andi merasa bahwa kebanggaan ini dapat memberikan kepercayaan diri kepada anak-anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi namun di lain sisi, ia merasa bahwa tren toga pada siswa SMP Â dan SMA tidak untuk di normalisasikan.
Bagaimana Masa Depan Tradisi Wisuda di Indonesia?
Dengan semakin banyaknya jenjang pendidikan yang merayakan wisuda, para pendidik, mahasiswa, dan orang tua di Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan antara perayaan dan makna pendidikan. Prosesi wisuda dengan toga mungkin masih akan terus berlangsung, tetapi penting bagi sekolah-sekolah untuk menekankan bahwa kelulusan bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari perjalanan baru yang lebih menantang.
Kesimpulan: Toga sebagai Simbol Pencapaian dan Harapan Masa Depan
Penggunaan toga di tingkat SMP dan SMA mungkin menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, tetapi satu hal yang pasti, prosesi wisuda menjadi momen yang dinantikan oleh banyak siswa dan orang tua di Indonesia. Di satu sisi, toga memberikan kesan pencapaian dan membuat siswa merasa lebih termotivasi. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa makna toga yang sarat akan simbol kehormatan akademis akan kehilangan esensinya. Bagi para mahasiswa dan pendidik, penting untuk melihat wisuda sebagai bagian dari pendidikan yang mendorong siswa meraih cita-cita mereka dengan semangat belajar yang kuat. Akhirnya, tradisi wisuda di Indonesia, termasuk bagi siswa SMP dan SMA, dapat dilihat sebagai cara untuk menanamkan semangat perjuangan, dedikasi, dan harapan bagi masa depan generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H