"Te-", ucapannya terpotong.
Tak sempat Dara melanjutkan ucapannya, lelaki itu langsung berkata, "Langsung masuk lalu ganti pakaianmu" Â
"I-iya", jawabnya gugup.
Saat hendak menanyakan nama lelaki itu, ternyata lelaki itu sudah lebih dulu memperkenalkan dirinya.
"Saya, Gavin Keanu Mahardika. Kamu bisa panggil saya Gavin saja", ucapnya singkat, lalu langsung beranjak pergi dari hadapan Dara.
Di kamarnya Dara terus mengingat kejadian ketika lelaki itu mengejaknya. Ia tidak menyangka lelaki pemilik mata tajam itu bisa bersamanya dalam jarak yang cukup dekat. Ntah mengapa pertemuan singkat itu rasanya ingin ia ulangi.
Gavin Keanu Mahardika. Seorang Perwira Tentara yang begitu tampan dan gagah. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona kepadanya. Dilihat dari perawakannya, usia Gavin terpaut lebih tua dari umur Dara.
Ia kini mengetahui sosok pemilik mata tajam itu, Gavin. Â Bahkan, saat hendak tidur pun Dara terus membayangkan sosok lelaki itu. Sejak sepasang matanya bertemu dengan mata Gavin, ia merasa ada hal yang berbeda saat menatapnya.
•
Sejak pertemuan kemarin, Dara selalu melihat Gavin rutin datang ke Rumah Sakit. Tidak tahu apa yang dilakukan lelaki itu, tapi semenjak hari itu mereka selalu beradu tatap. Terkadang Dara selalu mencari keberadaan Gavin ketika waktu istirahat tiba. Kehadiran Gavin itu membuat Dara semakin semangat melakukan koas. Tetapi diantara keduanya tidak ada yang niatan untuk saling mengenal bahkan sekedar tegur sapa pun tidak.
"Ekhmmm", ucap Keisha sambil menyenggol bahunya.
"Hah? Kenapa Sha?", tanya Dara.
"Diliatin mulu tuh om-om kalo suka bilang aja napa, Dar. Nanti keburu di ambil yang lain tuh", ucap Keisha meledek.
"Dih, apaan sih lo", jawabnya ketus.
Mereka hanya saling kagum dalam diam tanpa mengutarakan isi hati mereka, pikir Keisha.
Tidak terasa koas yang ia lakukan kini sudah selesai yang kemudian ia pun harus lanjut ketahap selanjutnya untuk mengejar gelar dokternya itu. Namun, kini Dara bingung antara sedih dan senang. Sedih karena ia takut akan kehilangan sosok pemilik mata tajam itu, senangnya karena ia bisa lanjut ke tahap berikutnya dengan lancar.
Semenjak koasnya nya berakhir Dara sudah tidak melihat lagi sosok pemilik mata tajam itu. Namun, rasanya kepada lelaki itu tidak pernah luntur. Bahkan, Dara selalu berahap bertemu lagi dengan Gavin di ketidaksengajaan berikutnya bahkan lebih lama lagi. Dara melalui hari-hari biasanya dan mulai membiasakan diri lagi.
Beberapa tahun kemudian...