Mohon tunggu...
Laila Nur Fitria
Laila Nur Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, impianmu adalah milikmu sendiri. Jangan perdulikan apa yang orang pikirkan tentangmu"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Perkembangan Sistem Saraf pada Masa Anak Usia Dini serta Ketahui Stimulasi yang Tepat bagi Pertumbuhannya

24 April 2022   06:54 Diperbarui: 25 April 2022   11:15 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anak Usia Dini merupakan anak yang berada pada rentan usia 0 sampai 6 tahun. Dalam hal ini anak mengalami masa pertumbuhan serta perkembangan yang sangat pesat atau dapat dikatakan dengan masa Golden Age (masa keemasan). Oleh karena itu, pada masa ini sebagai masa pertumbuhan anak sangat penting kita memberikan stimulasi yang tepat agar anak dapat mengembangkan seluruh aspek pertumbuhan serta bakat, minat, potensi yang dimiliki oleh setiap individu anak.

Hai Sahabat, Alhamdulillah masih terus bisa berjumpa kembali. Jika Kita sebelumnya telah membahas mengenai Perkembangan sistem saraf manusia pada tahun pertama kelahirannya. 

Nah, kali ini kita akan mempelajari suatu hal yang baru dan sangat menarik yaitu perkembangan sistem saraf pada masa anak usia dini. Tema ini sangat menarik untuk dipelajari secara lebih mendalam dan detail, agar kita mengetahui bagaimana sistem saraf tumbuh dan berkembang pada usia kanak-kanak. Yuk bersama-sama kita mencari dan mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut.....

Perkembangan serta pertumbuhan pada anak merupakan suatu hal yang sangat krusial. Terlebih lagi dalam hal ini perkembangan otak pada anak sejak bayi hingga usia kanak-kanak sangat perlu diperhatikan oleh orangtua. 

Mengapa demikian, karena dengan mengetahui setiap tahapan serta perkembangannya sebagai orangtua akan mampu mendampingi serta memberikan stimulasi yang tepat bagi si anak sesuai dengan tahapan yang di laluinya. 

Berikut mari ketahui dan pelajari bersama bagaimana alur dan tahapan perkembangan saraf pada anak dimulai pada tahun pertama kelahirannya.

Tahapan Perkembangan Saraf Tahun Pertama kelahiran 

Perkembangan otak pada anak merupakan salah satu point terpenting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan serta pertumbuhan mereka. Dalam hal ini, otak sebagai pusat kontrol dari tubuh manusia yang tersusun oleh milyaran sel-sel saraf dan sejumlah jaringan pendukung lainnya yang saling terhubung untuk mengatur sebagian besar, gerakan, perilaku serta fungsi tubuh misalnya seperti tekanan darah, jantung, suhu tubuh dan cairan tubuh. Perkembangan otak anak usia dini sudah dimulai sejak dalam kandungan (rahim) dari seorang ibu.

Banyak ahli yang menyatakan bahwa masa pertumbuhan anak dikatakan sebagai masa atau emas dikenal dengan Golden Age sejak bayi dilahirkan hingga berusia enam tahun. 

Pada rentang masa usia ini, perkembangan otak anak akan mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga penting bagi orangtua dalam memahami setiap tahapan serta perkembangannya. Lalu Tahukah kalian alur tahapan perkembangan saraf mulai tahun pertama kelahirannya?

Tahapan perkembangan sistem saraf otak dimulai pada usia satu tahun, diperkirakan rata-rata ukuran otak bayi telah mencapai dua kali lipat dari ukuran otaknya ketika lahir. 

Pada usia 2 tahun, berat dari otak sudah mencapai 75% dari berat otak orang dewasa. Akan terjadi banyak perkembangan yang sangat luar biasa pada otak si kecil pada periode masa ini. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dalam emosional serta rasa ingin tahu anak mengenai hal yang dilihat atau dirasakan dari sekitarnya yang semakin besar.

Pada usia 1 atau 2  tahun, anak juga telah memiliki kemampuan dalam mengenali benda atau sesuatu yang ditangkap dari sekitar, hingga mampu menyusun kata atau kalimat secara sederhana dan mengungkapkannya. Ketika anak berusia 2 tahun, si kecil akan lebih terasah dalam perkembangan motorik. 

Hal tersebut dapat dilihat dari anak yang sudah mulai bisa berjalan, kemudian berlari serta melakukan lompatan kecil. Lalu ketika memasuki usia 3 tahun, perkembangan jumlah sel-sel serta besar volume otak anak sudah mencapai 80% dari ukuran otak orang dewasa. 

Pada usia ini, jumlah dari sinapsis di dalam otak anak pada dasarnya tiga kali lebih banyak dibandingkan jumlah pada orang dewasa. Sinapsis merupakam penghubung antara satu neuron dengan neuron yang lainnya.

Seiring dengan perkembangannya, otak dalam hal ini akan secara bertahap untuk memangkas sinapsis dengan cara menghancurkannya. Otak akan mulai memfokuskan energinya untuk koneksi penting dengan cara menyingkirkan koneksi yang tidak berfungsi atau tidak digunakan. Pada tahapan ini, anak sudah mulai masuk fase berhitung dan anak sudah mulai memahami aturan-aturan yang telah diberikan oleh orangtua yakni ayah dan ibunya.

Ketika menjelang usia 5 tahun, perkembangan dari otak anak akan semakin menyesuaikan dengan pengalaman berdasarkan lingkungannya. Peristiwa atau kejadian pada kehidupan anak akan membentuk sinapsis secara langsung. Oleh karena itu, faktor lingkungan menjadi faktor yang sangat penting pada perkembangan otak anak usia dini dalam melewati setiap tahapannya. 

Pengalaman yang terjadi pada anak dapat memberikan pengalaman negatif atau positif, dengan pengalaman positif yang didapat anak akan menjadikan hal tersebut sebagai program intervensi dini dalam melatih anak agar dapat mengahadapi serta mampu memecahkan masalah yang terjadi padanya. 

Menjelang masa dewasa, otak anak sudah terbilang mendekati ukuran dari orang dewasa, namun perkembangannya dari otak tersebut masih belum dikatakan matang.

Apa itu Sistem Otak Pada Anak Usia Dini?

Ilmu pengetahuan telah memberikan kita tahu bahwa pengalaman yang kita miliki pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan kita sebenarnya mempengaruhi bentuk atau arsitektur fisik dari otak yang sedang berkembang, ini berarti dapat dikatakan bahwa otak tidak hanya dilahirkan, namun juga dibangun dari waktu ke waktu berdasarkan pengalaman yang kita peroleh.

Jika diibaratkan sama seperti halnya dengan sebuah rumah yang membutuhkan pondasi yang kokoh untuk mampu dan kuat dalam menopang dinding dan atap, dan otak manusia membutuhkan dasar yang baik dalam mendukung seluruh perkembangan di masa yang akan datang. 

Interaksi yang baik antara orangtua dengan anak usia dini akan benar-benar membangun bentuk/arsitekstur otak yang sedang berkembang. Membangun pondasi yang kokoh berguna dalam membentuk mental yang baik berfungsi bagi kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan. Berikut simak video ini agar lebih memahami mengenai otak dibangun sejak awal pertumbuhan pada anak.


Otak pada anak usia dini akan mengalami pertumbuhan serta perkembangan sejak anak mulai berkembang dalam inderanya seperti apa yang dilihat, dirasakan, dicium atau indera penciuman, dicicipi, serta indera pendengaran. Setiap anak akan memaksimalkan minat atau bakat dengan mengekspresikannya lewat indera yang dimilikinya.

Penyempurnaan sambungan otak terjadi apabila sel syaraf telah mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik yang mampu membentuk sambungan-sambungan sel syaraf yang baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Sehingga informasi yang masuk akan di serap oleh otak pada manusia.  

Bagaimana Stimulasi yang Tepat bagi Perkembangan Saraf Anak Usia Dini?

Perkembangan saraf otak pada anak berkembang secara cepat dan pada setiap pertumbuhan serta perkembangannya perlu diberikan stimulasi yang tepat bagi anak. Agar anak dapat memaksimalkan pertumbuhan serta perkembangannya dengan apa yang telah dimiliki anak tersebut. Stimulasi pada anak sangat mendukung otak dalam menghasilkan hormon serta impuls yang dibutuhkan oleh si anak. Berikut beberapa stimulasi yang dapat diberikan pada anak dalam membantu perkembangan sistem saraf otak anak usia dini sebagai berikut.

1. Orangtua dapat mulai memberikan mainan atau buku cerita edukatif bagi anak

Orangtua bisa menstimulasi anak dengan mainan-mainan yang dapat mengasah perkembangan otak dari anak. Misalnya seperti teka-teki silang, puzzle, dan lain sebagainya. Selain itu dengan membacakan buku cerita anak akan mampu menangkap serta merespons sesuatu hal yang baru baginya.

2. Ajak anak untuk Berkomunikasi

Coba terus ajak anak berkomunikasi, bercerita, atau mengobrol dengannya. Dengan kita melatih anak dalam berkomunikasi maka nantinya anak akan mampu bersosialisasi dengan orang yang ada pada lingkungan sekitarnya. Serta anak akan mampu memahami aktivitas dari orang sekitarnya.

3. Ajukan pertanyaan sederhana untuk merangsang anak berproses dalam berpikir

Apabila telah selesai membaca buku cerita, coba tanya si kecil mengenai pendapatnya tentang buku tersebut. Dan memberikan stimulasi atau rangsangan si kecil dengan bertanya, untuk anak dapat mampu mendeskripsikan suatu objek atau agar anak mampu bercerita tentang buku tersebut.

4. Memberikan stimulasi penalaran logis dan pengambilan keputusan anak

Anak --anak secara alami mampu atau dapat berpikir secara logis. Kita hanya mampu merangsang aktivitas otak mereka dan meningkatkan proses berpikir mereka. Coba tanyakan pada anak mengenai hal yang sederhana seperti anak ingin memilih baju apa yang dia kenakan atau mainan yang ingin dimainkan, hal tersebut mendorong anak berpikir kritis.

5. Memberikan Asupan gizi dan Nutrisi yang baik

Nutrisi dan asupan gizi pada anak juga sangat menentukan stimulasi yang baik bagi anak. Dengan memberikan anak makanan yang bergizi tinggi dan sehat akan mendorong anak tumbuh sehat baik fisik atau psikisnya.

Dari pembahasan artikel diatas dapat dikatakan bahwa pertumbuhan serta perkembangan sistem saraf otak dari anak sudah sangat berkembang apalagi sejak anak belum di lahirkan sampai anak tumbuh dan berkembang dewasa nantinya. Perkembangan otak anak juga sangat mengalami perkembangan dapat dilihat dari ukuran dan volume otak anak jika dibandingkan dengan otak dari orang dewasa. 

Tahapan perkembangan saraf otak anak juga sangat penting diperhatikan bagi orangtua, agar dalam hal ini orangtua dapat memberikan pengawasan serta stimulasi yang tepat bagi perkembangan otak anak. Demikian pembahasan artikel di atas semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya, tunggu artikel selanjutnya yaa, see you....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun