Interaksi yang baik antara orangtua dengan anak usia dini akan benar-benar membangun bentuk/arsitekstur otak yang sedang berkembang. Membangun pondasi yang kokoh berguna dalam membentuk mental yang baik berfungsi bagi kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan. Berikut simak video ini agar lebih memahami mengenai otak dibangun sejak awal pertumbuhan pada anak.
Otak pada anak usia dini akan mengalami pertumbuhan serta perkembangan sejak anak mulai berkembang dalam inderanya seperti apa yang dilihat, dirasakan, dicium atau indera penciuman, dicicipi, serta indera pendengaran. Setiap anak akan memaksimalkan minat atau bakat dengan mengekspresikannya lewat indera yang dimilikinya.
Penyempurnaan sambungan otak terjadi apabila sel syaraf telah mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik yang mampu membentuk sambungan-sambungan sel syaraf yang baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk unit-unit. Sehingga informasi yang masuk akan di serap oleh otak pada manusia. Â
Bagaimana Stimulasi yang Tepat bagi Perkembangan Saraf Anak Usia Dini?
Perkembangan saraf otak pada anak berkembang secara cepat dan pada setiap pertumbuhan serta perkembangannya perlu diberikan stimulasi yang tepat bagi anak. Agar anak dapat memaksimalkan pertumbuhan serta perkembangannya dengan apa yang telah dimiliki anak tersebut. Stimulasi pada anak sangat mendukung otak dalam menghasilkan hormon serta impuls yang dibutuhkan oleh si anak. Berikut beberapa stimulasi yang dapat diberikan pada anak dalam membantu perkembangan sistem saraf otak anak usia dini sebagai berikut.
1. Orangtua dapat mulai memberikan mainan atau buku cerita edukatif bagi anak
Orangtua bisa menstimulasi anak dengan mainan-mainan yang dapat mengasah perkembangan otak dari anak. Misalnya seperti teka-teki silang, puzzle, dan lain sebagainya. Selain itu dengan membacakan buku cerita anak akan mampu menangkap serta merespons sesuatu hal yang baru baginya.
2. Ajak anak untuk Berkomunikasi
Coba terus ajak anak berkomunikasi, bercerita, atau mengobrol dengannya. Dengan kita melatih anak dalam berkomunikasi maka nantinya anak akan mampu bersosialisasi dengan orang yang ada pada lingkungan sekitarnya. Serta anak akan mampu memahami aktivitas dari orang sekitarnya.
3. Ajukan pertanyaan sederhana untuk merangsang anak berproses dalam berpikir