5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah bagaimana cara menyampaikan cerita. Misalnya penulis cerpen menggunakan sudut pandang pertama (Aku) atau sudut pandang orang ketiga (Dia, mereka).
6. Amanat
Pesan moral yang terdapat pada sebuah karya sastra secara implisit ataupun eksplisit. Implisit, jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh-tokoh cerita. Eksplisit, jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, anjuran; larangan dan sebagainya (Sudjiman, 1986:57-58). Pesan moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikannya kepada pembaca.
Sementara unsur ekstrinsik adalah berbagai unsur pembentuk yang membentuk cerpen diluar dari cerpen-nya sendiri, misalnya: latar belakang penulis, latar belakang masyarakat yang menyelubungi cerpen, norma di masyarakat, dsb. Berikut adalah penjelasannya:
1. Latar belakang penulis. Latar belakang penulis memberikan pengaruh tidak langsung terhadap cerpen. Bagaimana cara penulis memandang hidup, apa ideologinya, kondisi psikologis hingga ke aliran tulisan yang diusungnya.
2. Latar belakang masyarakat. Melalui bahasa yang digunakan dalam cerpen, secara tidak langsung cerpen juga akan mendapatkan berbagai latar belakang masyarakat penuturnya. Misalnya bagaimana waktu shalat dapat menjadi penunjuk waktu juga dalam bahasa Indonesia. "Saya akan berangkat ke rumahmu ba'da ashar" (sore). Selain itu, kondisi politik, ekonomi dan keadaan sosial dari suatu negara dimana masyarakat tersebut juga dapat secara tidak langsung berpengaruh pada cerpen.
3. Nilai atau norma di masyarakat. Berbagai nilai yang dijunjung oleh masyarakat dimana penulis hidup dan tinggal juga dapat memberikan ke-khas-an tersendiri pada cerpen yang ditulisnya. Nilai agama apa yang menjadi mayoritas, seperti apa nilai budayanya, apakah moralnya terhitung lurus, Bagaimana etika yang dijunjung, dsb.
B. Konsep Pragmatik
1. Pengertian Pragmatik
Ratna mengatakan pendekatan pragmatik memiliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasannya, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatik memberikan manfaat bagi pembaca (2009:72).