Mohon tunggu...
lailatur rohmah
lailatur rohmah Mohon Tunggu... Editor - untuk edukasi

mahasiswi milenial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Stay At Home terhadap Perkembangan Psikis Anak

6 Juni 2021   21:41 Diperbarui: 6 Juni 2021   21:46 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gangguan perilaku adalah gangguan tingkah laku dan emosi dimana anak sering menunjukan perilaku kekerasan, suka merusak benda tertentu, dan cenderung  susah mengikuti aturan di rumah maupun di sekolah.

Dimasa pandemi ini banyak anak-anak yang mengalami conduct disorder, sebagai penyebabnya adalah rasa bosan yang timbul akibat di berlakukanya stay at home. Anak yang mengalami conduct disorder biasanya memiliki perasaan yang cepat berubah-ubah tanpa sebab yang pasti, baru sebentar anak minta makan ia langsung mengatakan tidak mau makan.  Selain itu, anak juga susah untuk di nasehati ketika dinasehati mereka cenderung membantah.

Pemberlakuan stay at home memang baik dalam menekan angka korban covid-19 yang tiap hari mengalami peningkatan. Namun, tidak semua dampak dari stay at home ini positif. Akibat diterapkan peraturan ini pendidikan pun terkena imbasnya. Pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka harus dilakukan secara daring (online) karena kondisi inilah yang kemudian berakibat pada perkembangan psikis anak.

Anak yang semula memiliki fitrah menjelajah dan mengeksplorasi lingkungan sekitar harus terbatasi karena diberlakukanya stay at home. Bagi orang dewasa keadaan ini mungkin bisa terbilang biasa dan dapat diatasi, namun bagi anak-anak ini merupakan hal yang sangat berat. Anak yang biasanya bermain dan bergaul dengan teman sebayanya harus berdiam diri didalam rumah. Sebagaimana yang kita tahu lingkungan sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak. Dengan situasi ini anak mengalami penghambatan perkembangan psikisnya. Anak banyak yang menjadi stress akibat tidak tahu apa yang harus diperbuat selama dirumah. Ditambah lagi tugas menumpuk yang harus di kerjakan anak.

Anak yang merasa bosan dengan kondisi ini kebanyakan menjadi manja dan mengalami gangguan perilaku / conduct disorder. Padahal kita tahu, kedua hal ini sangat tidak baik bagi anak karena dapat mempengaruhi masa depan anak.

Sebagai orang tua, dengan adanya keadaan ini mereka dituntut bisa menjadi orang tua yang kreatif dan inovatif. Selain hanya kreatif dan inovatif, orang tua harus banyak meluangkan waktu dan perhatiian kepada anak meski sekedar menemani belajar atau menemani bermain anak. Dengan harapan supaya mereka dapat mengatasi segala kebosanan yang dialami anaknya. Sehingga dalam perkembangan psikisnya anak tidak mengalami hambatan yang dikemudian hari berpengaruh buruk pada masa depan anak.

KESIMPULAN

Stay at home, berdiam diri dirumah maksudnya pembatasan interaksi dengan lingkungan sekitar. Bagi kebanyakan orang dewasa hal ini mungkin biasa saja, namun bagi sebagian besar anak-anak hal ini adalah masalah yang cukup besar. Pasalnya, fitrah anak yang cenderung suka menjelajah dan bereksplorasi dengan lingkungan sekitar harus dibatasi dirumah saja.

Kita tahu, lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak. Akan tetapi, pada kondisi yang sekarang ini anak menjadi terbatas dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena harus berdiam diri di rumah.

Masa yang terbilang cukup lama di berlakukanya peraturan stay at home membuat kebanyakan anak merasa bosan. Dari kebosanan inilah yang kemudian berlanjut pada penghambatan perkembangan psikis anak.

Supaya hal buruk yang tidak diinginkan terjadi pada anak-anak di masa mendatang akibat situasi ini, orang tua dituntut dapat bertindak kreatif dan inovatif dalam mengahadapi keadaan ini untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada anak agar perasaaan stress, manja dan gangguan perilaku / conduct disorder.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun