"Ah, Kau, Athar ... Siapa yang tidak mau semua itu praktis? Asal kau tau saja." Lyona tertawa mendengarnya.
   "Kamu tidak ingin memberi tahuku bagaimana caranya, Lyon?"
   Dia senang dipanggil dengan namanya, Lyona. Anak kecil seusia Athar sekalipun, menanggilnya Lyona. Dia berusaha dekat dengan siapa saja. Termasuk anak-anak. Bulu matanya lentik, pupil matanya hitam bulat. Sangat cantik.
   "Bukan begitu, Athar. Dengarkan dulu," Lyona akan memulai membocorkan rahasianya selama ini. Namun ia menjeda sebentar, merasakan sesuatu yang tidak beres sembari memperhatikan sekitar.
   Jalur yang akan dilewati, terhimpit dua batuan besar. Ini sangat rawan. Biasanya dipakai sebagai markas bajak laut. Lyona menarik tangan Athar menjauh dari sudut depan kapal. Awak kapal kembali beraksi, meminta seluruh orang masuk ke dalam kabin.
   Sebab Lyona salah satu awak kapal, dia tidak kembali masuk ke dalam. Athar dimintanya duduk di sebelah tabung gandum, di balik pintu menuju kabin. Lyona, tangannya siap menggenggam ujung pedang yang disarungkan di panggul kirinya. Dia sedikit menariknya, hingga berbunyi 'king'. Gesekan antara besi pedang dan sarungnya yang terbuat dari besi dan juga kulit.
   Capt bersiap dengan busur dan panahnya. Tajam pandangan menelusuri sisi batuan dari atas sampai ujung bawah di permukaan air. Sepuluh orang di kanan dan kiri Capt juga bersiap dengan panah.
   "Sekarang!" Capt berteriak sembari melepas anak panah. Dia bersama awak kapal lainnya telah mengetahui sepuluh orang di sisi kanan dan kiri jalur ini. Bajak laut itu sedang bersiap melompat ke kapal.
   Luncuran anak panah masih menghujam pada mereka. Hingga akhirnya, dua yang tersisa itu tumbang dan jatuh ke laut. Seluruh awak kapal masih bersiaga. Kini, angin telah mendorong layar kapal. Jalur yang menakutkan ini ditempuh. Untungnya tidak ada lagi gagak-gagak pengganggu itu. Mereka berkali-kali berucap syukur.
   Lyona mendorong kembali pedang ke dalam sarungnya. Ia membantu Athar berdiri dari persembunyiannya, dan beranjak pergi menaiki anak tangga. Wanita dengan rompi kulit serta celana hitamnya ini mengajak Athar menuju main deck --geladak paling atas.
   Berdiri di tepian. Lyona menghela napas. "Yah, mari kita lanjutkan. Sihir yang ingin kau ketahui, ya?"