Wanita itu membuang muka, sebal. Kemudian menjentikan jari bak seorang bos memanggil anak buahnya. "Jek, anak baru ya?"
"Ah, kau." Jeko---yang sedang menyusun botol-botol kaca di atas---segera turun menghampiri gadis yang statusnya sebagai pelanggan Daren pertanyakan.
"Datang kapan?" Alih-alih menjawab, Jeko malah balik bertanya.
"Nggak peduli! Jek, siapa orang ini?"
"Oh iya, tahun ini kau selalu datang di hari Minggu makanya tidak pernah lihat dia," Â jelas Jeko berbisik. "Dia hampir setahun kerja di sini."
"Oh, kenalkan dong!"
Jeko mendengus pelan. Paham betul maksud gadis ini bahwa semua pegawai harus tahu dia adalah orang yang ramah lagi suka bercanda. Walaupun cucu pak bos, tidak apa untuk bersikap kasual pada gadis itu.
Oke. Daren, kenalin. Ini..." Belum selesai bicara, gadis itu buru-buru menurunkan kacamata.
"Daren?"
"I, iya. kau kenal?" tanya Jeko memastikan.
"Satu-satunya anak beasiswa di kelas 1 yang lulus ujian akselerasi tiga tahun yang lalu."