Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rumah Kecil Untukmu

23 April 2020   22:46 Diperbarui: 23 April 2020   22:49 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Rijalul  Fikri

pada hujan selepas kemarau panjang

rumput-rumput kering bersuka cita

deru angin tertawa ria

kepulan suara dalam dada kembali terbuka

burung-burung gereja berhamburan terbang

sekujur kota bergetar, basah menggelinang

di sana ada aku menyulam benang berunjungkan kenang

ditemani bising dengan perasaan asing

detik jam terus memutar rangkaian aksara tak bermuara

waktu telah berlalu

sejak kau melangkah lebih dulu menuju sang Maha

kau abadi dalam ingatan

sedang aku tenggelam dalam pengharapan

memang tidak semua kehilangan memiliki kesempatan mengucap perpisahan

tetap saja

sulit memaafkanmu

mengingkarkan janji-janji yang pernah kita ucap

begitu saja lenyap

hingga kemudian

dari tempat hujan membuang sauh

benih-benih kembali merekah

nampak sesosok wajah

menatapku

tersenyum, kamu

aku memelukmu

melepas resah yang kian rusuh

"kamu masih di sini?" tanyaku

"aku selalu di sini, memperhatikanmu"

senyum teduhmu

meredakan senduku

hingga

sepasang burung gereja diam-diam mengendap

menyadarkan lamunku

sialan

kutatap bangku sebelah

kosong

detak angin lagi-lagi melengking

mencipta udara semakin dingin

kata orang

akan ada masanya luka-luka itu akan sembuh

tapi

mungkin tidak saat ini

saat kepala masih ricuh berusaha acuh

tiap malam

sungai-sungai dalam darah terus-menerus mengalir

berserak

bergemuruh

maaf

sampai saat ini kepulan ingatan masih membuatku takluk

mencipta gaduh

menarik bimbang

enggan menghilang

rumah kecil untukmu

terawat utuh di kepalaku

dalam isak dan jejak yang terus menerus menginjak

di bawah tatapmu

aku masih terjebak

Jakarta, 13 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun