Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dear Jacob Van Hank

22 April 2020   08:15 Diperbarui: 22 April 2020   08:19 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.walpaperlist.com

Dear Jacob Van Hank

Karya: Kheyra AnastasyaAbang, apa kabar? Gimana di sana enak tidak? Kangen aku tidak bang? Abang adikmu yang cantik ini kangen kamu, buruan pulang. Jaga kesehatan di sana. Awas saja kalau aku mendengar kamu sakit. Tiba di rumah, ku banting mu bang. Aku rindu dengan semuanya, Bang. Rindu dengan senyumanmu, rindu akan dijitak sama abang dan rindu membuat abang kesal. Jadi ingat, waktu itu tengah malamku minta ice cream padahal saat itu aku sedang sakit dan pada akhirnya abang jitakin aku.

----------------->>>>>>

"Khaira." Seorang cowok mengagetkan Khaira ketika sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.

"Assalamu'alaikum, abang Jay." sapa Khaira kepada abangnya itu.

"Khai jelek kamu tahu? abang sudah 3 kali mengucapkan salam tapi kamu tidak menyahut sama sekali makanya aku teriak."

"Benarkah? Aku tidak mendengarnya." jawabku sambil melanjutkan pekerjaanku.

Jay yang merasa diabaikan oleh adiknya itu langsung duduk di samping Khaira sambil menatap layar laptop adiknya karena penasaran dengan apa yang telah membuat adiknya itu mengabaikan dirinya.

"Abang Please, jangan kepo dengan pekerjaan ku ini."

"Ya habisnya kamu itu terlalu fokus kali ke sana, sehingga mengabaikan cowok ganteng seperti ku ini." Jay menjawabnya sambil manyun.

"Apa? aku tidak salah dengar kan bang? abang sehatkan?"

"Khaira semua orang pada tau kali kalau aku ini cowok ganteng seperti Jae."

Khaira hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku abangnya itu. Jihan Alchana khaira Ahmad adalah seorang wanita berusia 20 Tahun yang sedang bekerja di salah satu perusahaan jurnalistik di Canberra.

"Khai, kamu tahu gak? Kalau aku itu ingin kamu perhatikan dan temani aku sehari saja. Apakah kamu tidak kangen dengan abang mu yang tampan ini?"

"Abang ku yang jelek, diriku lagi sibuk tunggu beberapa jam lagi ya."

"Lah, kalo sibuk ngapain suruh aku menemanimu di apartemen? Tahu gini mending aku tidur nyenyak di rumah." Jay pun berdiri dan mengambil kunci mobil yang berada di atas meja berjalan menuju pintu.

Melihat abangnya ngambek, Khaira pun mengakhiri pekerjaannya dan mendekati abangnya.

"Ngambekan banget bang, ya sudah jalan yuk."

"Malas. Takut ganggu kamu, mending kamu lanjutin kerja saja."

"Gak, aku udah selesai kok. Ayuk jalan, kita ke restaurant tempat biasa." sambil menarik tangan abangnya.

Mereka masuk mobil yang dikendarai oleh Khaira sendiri dengan kecepatan yang sedang. Mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Jay yang keponya kebangatan akhirnya melontarkan pertanyaan yang membuat Khaira kaget dan membisu.

"Dik, kau kenapa melamun? Apakah karena ucapan mama dan papa yang tadi pagi itu?"

"Mmmm... tidak bang, aku hanya merindukan kehadiran abang Jacob diantara kita."

"Baiklah. Dia pasti akan segera pulang ke sini. Dik, nanti malam kan kamu makan malam tuh sama orang pilihan mama dan papa. Kamu sudah siapkah?"

"Siap tidak siap harus siap bang, mungkin itu yang terbaik untukku."

"Baiklah dik, sekarang kita sudah sampai ditempat tujuan. Ayuk keluar karena cacing di perut abang sudah berteriak."

"Hahaha, baiklah kapten."

Mereka pun berjalan masuk ke restaurant favorit mereka berdua dan memilih tempat duduk di dekat jendela. Mereka langsung memilih menu yang akan di pesan. Khaira hanya diam menatap keluar jendela, melihat hal itu Jay pun angkat bicara.

"Adikku jika kamu memang tidak ingin dijodohkan dengan orang piliihan mama dan papa kamu bisa menolaknya, jangan dipaksakan karena itu tidak baik."

"Abang, aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit grogi bertemu orang baru." ujarnya sambil tersenyum tipis

Bah, ku kira kamu itu kenapa ternyata hanya grogi. Nanti jangan lupa berdoa agar tidak grogi.

Pesanan mereka datang dan mereka pun melahapnya dengan cepat. Setelah makan mereka memutuskan untuk berpisah karena Jay harus masuk kerja. Jay mengantarkan Khaira pulang ke apartemen dan dia pun langsung tancap gas ke tempat kerja.

Khaira dengan lesu mengayunkan langkahnya menuju kamarnya namun ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Ia segera mengangkat telpon tersebut.

"Assalamu'alaikum Khai, kamu sudah siap-siap untuk nanti malam?"

"Wa'alaikummussalam wr.wb, Ma. Belum, Ma karena aku baru saja pulang dari jalan-jalan bersama abang Jay."

O-oh, oke selamat mempersiapkan diri bertemu pangeran.

Iya ma. Aku mau bersih-bersih dahulu nanti aku kabari mama lagi.

Baik, mama tutup ya teleponnya. Assamualaikum cantik.

Wa'alaikummussalam wr.wb, ma.

Khaira pun segera memilih baju yang akan digunakannya untuk menghadiri jamuan makan malam tersebut. Setelah ia mendapati baju yang cocok, ia pun segera mandi karena satu jam lagi sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu setempat.

Setelah berdandan dengan cantik, Khaira segera turun ke lobi karena ia sudah dapat telepon dari sopir yang menemput. 15 menit kemudian ia tiba ditempat tujuan dan menuruni mobil berjalan memasuki restaurant mewah.

Selamat malam, ada yang bias dibantu, nona?

A-ah iya, saya Khaira, meja saya di mana ya?

Baik. Mari ikuti saya,, nona.

Khaira pun mengikuti pelayan restaurant tersebut. Setibanya di meja yang dituju, ia hanya tersenyum canggung.

Hai, Khaira pasti? Silakan duduk.

E-eh. Iya, terima kasih,

Perkenalkan saya Eric, di sebelah kiri saya Dean dan sebelah kanan kamu Meilan, tunangansaya.

A-ah iya salam kenal,

Sudah berbincangnya? Bisa dilanjutkan nanti saja? Saya lapar. Ujar Dean sembari menatap Khaira dengan tatap datar

Sudah kok. Mari makan.

Nona, sebaiknya batalkan saja perjodohan ini karena saya gay. Ujar Dean sembari meninggalkan meja makan

Khaira kaget mendengar semua ucapan Dean sehingga ia hanya terdiam membisu. Eric pun segera angkat bicara. Khai, saya tahu kamu orang baik. Dean hanya butuh waktu saja menerima perjodohan ini, kamu harus semangat. Mari kami antar kamu pulang.

Ya Allah, bagaimana ku bisa semangat jika calonku saja dingin seperti itu? Gumam Khaira

Mereka pun sampai di rumah Khaira, Eric dan Meilan langsung pamit dikarenakan ada urusan lain yang harus mereka urus. Baru saja Khaira ingin mengucapkan salam pintu rumah sudah terbuka lebar dan ia disambut oleh ke dua orang tuanya dengan wajah cemas.

Khai kamu pulang dengan siapa tadi?

Sepupunya Dean dan tunangannya, kenapa ma, pa?

Dean, Khai, dia kecelakaan dan sekarang sedang kritis di rumah sakit. Kami ingin membesuknya, kamu mau ikut?

Astaghfirullah, boleh ma.

Ayuk.

----------------->>>>>>>>>>

5 Hari Khaira merawat Dean dengan penuh kasih sayang, ia selalu mendoakan Dean dalam setiap sujudnya. Pagi itu Dean sadar mendengar hal itu Khaira langsung menghampiri Dean dan memeluknya. Dean kaget, karena yang pertama kali memeluknya adalah wanita yang ia tinggalkan di restaurant pada waktu itu. Menyadari hal itu Khaira langsung pamit keluar, dan menangis sejadi-jadinya.

Eric pun menceritakan apa yang telah terjadi selama Dean koma kepada Dean, mendengar penuturan Eric, Dean langsung mengatakan ia siap membangun rumah tangga dengan Khaira. Semua orang yang berada di dalam ruangan tersenyum bahagia.

Dean dan Khaira melangsungkan pertunangan di rumah sakit dengan sederhana dikarenakan Dean masih dalam keadaan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun