Khaira pun mengikuti pelayan restaurant tersebut. Setibanya di meja yang dituju, ia hanya tersenyum canggung.
Hai, Khaira pasti? Silakan duduk.
E-eh. Iya, terima kasih,
Perkenalkan saya Eric, di sebelah kiri saya Dean dan sebelah kanan kamu Meilan, tunangansaya.
A-ah iya salam kenal,
Sudah berbincangnya? Bisa dilanjutkan nanti saja? Saya lapar. Ujar Dean sembari menatap Khaira dengan tatap datar
Sudah kok. Mari makan.
Nona, sebaiknya batalkan saja perjodohan ini karena saya gay. Ujar Dean sembari meninggalkan meja makan
Khaira kaget mendengar semua ucapan Dean sehingga ia hanya terdiam membisu. Eric pun segera angkat bicara. Khai, saya tahu kamu orang baik. Dean hanya butuh waktu saja menerima perjodohan ini, kamu harus semangat. Mari kami antar kamu pulang.
Ya Allah, bagaimana ku bisa semangat jika calonku saja dingin seperti itu? Gumam Khaira
Mereka pun sampai di rumah Khaira, Eric dan Meilan langsung pamit dikarenakan ada urusan lain yang harus mereka urus. Baru saja Khaira ingin mengucapkan salam pintu rumah sudah terbuka lebar dan ia disambut oleh ke dua orang tuanya dengan wajah cemas.