"Mmmm... tidak bang, aku hanya merindukan kehadiran abang Jacob diantara kita."
"Baiklah. Dia pasti akan segera pulang ke sini. Dik, nanti malam kan kamu makan malam tuh sama orang pilihan mama dan papa. Kamu sudah siapkah?"
"Siap tidak siap harus siap bang, mungkin itu yang terbaik untukku."
"Baiklah dik, sekarang kita sudah sampai ditempat tujuan. Ayuk keluar karena cacing di perut abang sudah berteriak."
"Hahaha, baiklah kapten."
Mereka pun berjalan masuk ke restaurant favorit mereka berdua dan memilih tempat duduk di dekat jendela. Mereka langsung memilih menu yang akan di pesan. Khaira hanya diam menatap keluar jendela, melihat hal itu Jay pun angkat bicara.
"Adikku jika kamu memang tidak ingin dijodohkan dengan orang piliihan mama dan papa kamu bisa menolaknya, jangan dipaksakan karena itu tidak baik."
"Abang, aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit grogi bertemu orang baru." ujarnya sambil tersenyum tipis
Bah, ku kira kamu itu kenapa ternyata hanya grogi. Nanti jangan lupa berdoa agar tidak grogi.
Pesanan mereka datang dan mereka pun melahapnya dengan cepat. Setelah makan mereka memutuskan untuk berpisah karena Jay harus masuk kerja. Jay mengantarkan Khaira pulang ke apartemen dan dia pun langsung tancap gas ke tempat kerja.
Khaira dengan lesu mengayunkan langkahnya menuju kamarnya namun ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Ia segera mengangkat telpon tersebut.