Mohon tunggu...
Cerpen

Celengan Kasih Sayang

20 Maret 2017   10:41 Diperbarui: 20 Maret 2017   10:56 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat sekolah, Ayya pun memutuskan untuk tidak menjajakan uang sakunya dan lebih memilih untuk menabungnya semua. Meskipun perutnya sesekali berbunyi sebagai tanda bahwa dia merasa lapar, Ayya pun akhirnya meminum air dalam botol yang ia bawa dari rumah setiap hari. Dia lebih memilih untuk melawan rasa laparnya

“Aku tidak boleh menjajakan uangku. Aku harus kuat menahannya sampai pulang sekolah. Semangat, Ayya! Kamu pasti bisa!” seru Ayya pada dirinya sendiri.

Kelas pun berakhir di siang hari. Ayya pun pulang bersama dengan teman-temannya yang lain dengan jalan kaki. Meskipun banyak temannya yang mengira Ayya terlihat lemas, ia pun menyangkal dengan senyuman.

“Ayya, mengapa hari ini dirimu terlihat tidak begitu semangat?”

“Apakah kamu sakit, Ayya?”

"Aku bahkan tidak melihatmu membeli makanan saat di sekolah, Ayya.”

“Aku melihatmu hanya meminum bekal air dalam botol.”

Teman-teman secara bersamaan menanyai Ayya. Mereka takut jika terjadi sesuatu pada Ayya karena sikapnya yang tidak seperti biasa. Anak seusia mereka memang sangat ingin tahu terhadap hal-hal yang menyangkut tentang temannya. Apalagi, Ayya bisa dibilang merupakan salah satu anak yang paling berpengaruh di kelas karena prestasinya.

“Ayya, kau sungguh tidak apa-apa?” tanya salah satu temannya.

“Aku baik-baik saja, teman. Hanya saja aku sedang tidak ingin menjajakan uangku,” jawab Ayya dengan senyuman tipis di wajahnya.

Ayya tidak ingin melihat teman-teman khawatir dan lebih memilih untuk menyembunyikannya dengan senyuman. Padahal, sebenarnya dirinya merasa lemas karena tidak membeli makanan saat di sekolah. Kali ini Ayya memang berniat sungguh-sungguh untuk membantu orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun