Berjalan ke zaman logam, ada ngoko yang digunakan sebagai mas kawin dan memanggil hujan. Lalu beranjak ke zaman klasik, terdapat peninggalan zaman Hindu, Buddha, dan Islam. Prasasti pengumulan yang berisi tentang pembebasan membayar upeti. Lalu masuk ke perkembangan bahasa, dari Bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, Bali Kuno, dan Aksara Jawa sekarang ini. Masing-masing menggunakan media berbeda secara berurutan batu, perunggu, daun lontar, hingga kertas.Â
Masih di zaman klasik, tersimpan dalam lemari kaca touch screen, tersaji beragam bentuk dan jenis keris. Berbeda dengan benda-benda lainnya, keris ini dipamerkan secara digital. Ketika pengunjung menyentuh layar, keterangan seperti nama keris, asal usulnya, dan sejarahnya akan ditampilkan. Selain deskripsi itu, juga akan terdengar bunyi-bunyian yang berbeda-beda setiap kerisnya. Ide memadukan sejarah dengan teknologi ini sangat menarik dan interaktif.Â
Ruangan ini menjadi favorit saya. Saya cukup lama memainkannya.Â
Masuk ke masa Islam, terpampang hiasan dekorasi dinding bertuliskan dua kalimat syahadad. Dua naskah yang terdiri surat Al-Anbia yang menggunakan huruf tegon, tulisannya Arab namun bahasanya Jawa dan buku tuntunan agama Islam.Â
Di samping itu juga ada Alquran tulisan tangan Sultan Hamengkubuwono V yang berbahan kulit, sajadah dari mendong atau daun pandan, rebana, dan lainnya.Â
Ruang Batik
Dari Ruang Klasik beralih ke Ruang Batik. Di dinding disajikan proses pembuatan batik dari kain polos, menggambar batik dengan malam, pewarnaan, pelarutan malam, dan seterusnya. Juga ada contoh penggunaan kain batik untuk pengantin adat Jawa. Selain itu, perkembangan membatik juga diceritakan dari yang manual hingga batik cap yang menggunakan kayu kemudian karena dianggap rapuh maka diganti dengan besi. Beberapa peralatan membatik juga dipamerkan, seperti malam, porcelen, cap batik dan canting dengan bermacam lubang. Cantik-cantik sekali ya motif batik ini.
Ruang WayangÂ
Memasuki Ruang Wayang, dimulai dari cerita Ramayana dan Mahabharata. Wayang-wayang berjajar rapi, sebelah kanan yang berkarakter baik dan sebelah kiri yang berkarakter jahat. Lagi-lagi, di Ruang Wayang juga disajikan dengan teknologi. Animasi wayang kulit cerita Ramayana, dari kisah Shinta diculik hingga Rahwana gugur. Durasinya kurang lebih 5-6 menit.Â