Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

History Tersusun Rapi di Museum Sonobudoyo Yogyakarta

7 Agustus 2024   22:58 Diperbarui: 7 Agustus 2024   23:01 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Replika Peti Kubur (Dokpri)
Replika Peti Kubur (Dokpri)
Di ruang kedua, berupa-rupa benda dari jaman prasejarah, seperti tengkorak, kapak, batu, beliung, dan patung-patung dari zaman megalitikum yang digunakan untuk pemujaan. Di sini juga terdapat replika peti kubur batu di atas tanah. Penguburan jenazah pada masa itu tidak dipendam, melainkan disimpan di dalam peti batu dan diletakkan di atas tanah. 

Berjalan ke zaman logam, ada ngoko yang digunakan sebagai mas kawin dan memanggil hujan. Lalu beranjak ke zaman klasik, terdapat peninggalan zaman Hindu, Buddha, dan Islam. Prasasti pengumulan yang berisi tentang pembebasan membayar upeti. Lalu masuk ke perkembangan bahasa, dari Bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, Bali Kuno, dan Aksara Jawa sekarang ini. Masing-masing menggunakan media berbeda secara berurutan batu, perunggu, daun lontar, hingga kertas. 

Masih di zaman klasik, tersimpan dalam lemari kaca touch screen, tersaji beragam bentuk dan jenis keris. Berbeda dengan benda-benda lainnya, keris ini dipamerkan secara digital. Ketika pengunjung menyentuh layar, keterangan seperti nama keris, asal usulnya, dan sejarahnya akan ditampilkan. Selain deskripsi itu, juga terdengar bunyi-bunyian yang berbeda-beda setiap kerisnya. Ide memadukan sejarah dengan teknologi ini sangat menarik dan interaktif. 

Keris (Dokpri)
Keris (Dokpri)

Masuk ke masa Islam, terpampang hiasan dekorasi dinding bertuliskan dua kalimat syahadad. Dua naskah yang terdiri surat Al-Anbia yang menggunakan huruf tegon, tulisannya Arab namun bahasanya Jawa dan buku tuntunan agama Islam. 

Naskah kuno (Dokpri)
Naskah kuno (Dokpri)
Di samping itu juga ada Alquran tulisan tangan Sultan Hamengkubuwono V yang berbahan kulit, sajadah dari mendong atau daun pandan, rebana, dan lainnya. 

Ruang Batik

Dari Ruang Klasik beralih ke Ruang Batik. Di dinding disajikan proses pembuatan batik dari kain polos, menggambar batik dengan malam, pewarnaan, pelarutan malam, dan seterusnya. Juga ada contoh penggunaan kain batik untuk pengantin adat Jawa. Selain itu, perkembangan membatik juga diceritakan dari yang manual hingga batik cap yang menggunakan kayu kemudian karena dianggap rapuh maka diganti dengan besi. Beberapa peralatan membatik juga dipamerkan, seperti malam, porcelen, cap batik dan canting dengan bermacam lubang.

Ruang Batik (Dokpri)
Ruang Batik (Dokpri)

Ruang Wayang 

Memasuki Ruang Wayang, dimulai dari cerita Ramayana dan Mahabharata. Wayang-wayang berjajar rapi, sebelah kanan yang berkarakter baik dan sebelah kiri yang berkarakter jahat. Lagi-lagi, di Ruang Wayang juga disajikan dengan teknologi. Animasi wayang kulit cerita Ramayana, dari kisah Shinta diculik hingga Rahwana gugur. Durasinya kurang lebih 5-6 menit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun