Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Walking Tour Medan: Kawasan Kesawan yang Menawan

31 Juli 2024   23:30 Diperbarui: 1 Agustus 2024   01:13 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Es Kopi Dingin dan Roti Bakar| Dok. pribadi

Lagi-lagi kami tidak bisa masuk ke dalam lantaran tidak ada penjaganya. Kami hanya bisa mengintip museum yang masih asli ini dari jendela. Nampak beberapa foto tokoh-tokoh Islam dan para ulama dipasang pada dinding-dinding kayu bagian dalam. 

Museum Al Washliyah| Dok. pribadi
Museum Al Washliyah| Dok. pribadi

Masjid Lama Gang Bengkok Medan

Masih satu kawasan dengan Museum Al Washlyah, berdiri sebuah masjid dengan corak senada. Namanya yang unik berasal dari lokasinya yang berada di gang bengkok. Keunikan lainnya ditunjukkan pada bentuk kubahnya yang lebih menyerupai Klenteng. Ukirannya yang cantik disebut "Lebah Bergantung" mengandung makna tersembunyi yaitu seorang raja yang rela berkorban untuk mewujudkan kerukunan masyarakat. 

Masjid Lama Gang Bangkok| Dok. pribadi
Masjid Lama Gang Bangkok| Dok. pribadi

Masjid tertua kedua setelah Masjid Raya Al-Osmani ini dibangun di atas tanah yang diwakafkan oleh Datuk Kesawan Haji Muhammad Ali, sementara biaya pembangunan diberikan oleh saudagar kaya Tionghoa, Tjong A Fie. Perpaduan menarik antara Islam, Melayu, dan Cina menunjukkan tingginya toleranasi di kota multikultural ini.

Es Krim Apo

Henok mengajak saya untuk lanjut berjalan. Tujuan berikutnya adalah Es Krim Apo. Salah satu kuliner legendaris Kota Medan yang patut dicoba. Tidak seperti es krim biasa, Es Krim Apo menggabungkan es krim yang lembut dengan soda. Perpaduannya menciptakan rasa segar nan ciamik.

Es Krim Apo| Dok. pribadi
Es Krim Apo| Dok. pribadi

Pajak (Pasar) Ikan Lama

Selanjutnya, kami memutari kawasan pasar perniagaan yang lebih populer dengan nama Pajak Ikan Lama. Dulunya memang pasar ini menjadi pusat perdagangan ikan. Namun kini tidak lagi, kawasan ini justru dipenuhi pedagang tekstil, seperti pakaian, bahan-bahan, kebaya, hingga perlengkapan sekolah dan ibadah. Juga kedai-kedai makanan yang turut meramaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun