Dari jalur pendakian Kawah Ijen, kami melanjutkan trip menuju ke Taman Nasional Baluran. Masih dengan jasa wisata yang sama Jalan-jalan di Banyuwangi. Namun, tidak ada lagi guide yang memandu kami. Hanya driver yang mengantarkan dan menunjukkan spot menarik di padang savana. Spot foto pertama yang kami singgahi adalah Pohon Raisa.Â
Sebuah pohon kering, yang tumbuh di tengah hamparan luas tanah gersang Baluran, mendadak popular lantaran pernah menjadi tempat syuting video clip penyanyi kondang tanah air, Raisa. Selaras dengan judul lagunya "Jatuh Hati", pohon akasia ini selalu memikat dan membuat jatuh hati para pengunjung Taman Nasional Baluran.
Sejauh mata memandang, jalan panjang, tanah tandus yang lapang, dan gunung Baluran. Lalu driver membawa kami melaju sejauh 8 km menuju pantai Bama yang bersebelahan dengan Selat Bali. Berbeda dengan padang rumput yang panas, di sini terasa sejuk sekali. Banyak pepohonan untuk berteduh, monyet-monyet liar berkeliaran dengan lincah, serta pasir putih dan laut yang tenang menentramkan.Â
Mohon berhati-hati dengan barang bawaan, kera abu-abu berekor panjang  ini kerap mencuri makanan wisatawan.
Lama kami di Pantai Bama. Meromantisasi momen kebersamaan dengan teman perjalanan. Nampak jauh di tengah lautan, kapal wisata sedang berlayar. Beberapa pengunjung bergantian memainkan wahana ayunan.Â
Menjelang sore, kami kembali ke Savana Bekol. Di sini, wisatawan bisa mengamati beragam flora dan fauna yang dilindungi. Dari kejauhan kami melihat kawanan kerbau berjalan pelan, seekor merak yang kesepian, dan di seberang nampak puluhan rusa guyup beriringan. Sayang sekali kamera ponselku tidak cukup mampu mendokumentasikan aktivitas sore satwa-satwa liar itu.
Saat kami sedang duduk-duduk di bawah pohon kering yang daunnya menguning, rombongan wisatawan melintas dengan jeep wisata. Terlihat mengasyikkan sekali ya, duduk di atas jeep bersama teman-teman perjalanan. Jika Sobat Kompas tertarik, bisa mecoba one day trip Baluran dengan jeep dengan harga mulai dari Rp 850.000.
Terakhir, kami menuju ke satu sudut di kawasan Taman Nasional yang ikonik. Fosil-fosil kepala banteng dipajang rapi berjajar. Konon, dulunya populasi banteng sangat banyak di sini.Â
Sebenarnya, masih banyak spot-spot menarik yang bisa wisatawan kunjungi, seperti Hutan Musim, Hutan Evergreen, Goa Jepang, Menara Pandang, dan menikmati luasnya Africa van Java ini hingga matahari tenggelam. Barangkali Sobat Kompas punya waktu lebih banyak, boleh sekali mengambil paket wisata lengkap Baluran.
Plesir ke Banyuwangi, rasanya kurang afdal jika tidak mencicipi kulinernya yang khas. Salah satunya adalah nasi pecel rawon, perpaduan dua menu yang memberikan citarasa istimewa. Sedapnya kuah rawon, lezatnya bumbu pecel, segarnya sayuran, ditambah peyek sebagai pelengkap, menjadi favorit wisatawan. Nikmatnya nasi pecel rawon ini cocok sekali sebagai pamungkas trip Banyuwangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H