Kesederhanaan dalam ajaran kebatinan ini bukan hanya tentang gaya hidup yang sederhana, tetapi juga tentang sikap batin terhadap dunia dan kekayaan. Dengan mengutamakan kesederhanaan, seseorang tidak akan mudah tergoda oleh nafsu untuk memperkaya diri secara tidak sah. Sikap sederhana ini akan mengarahkan seseorang untuk hidup lebih fokus pada nilai-nilai spiritual dan moral daripada pada pencapaian materi yang tidak ada habisnya.
Ki Ageng Suryomentaram mengajarkan bahwa kekayaan sejati bukanlah harta benda atau kekuasaan duniawi, melainkan kedamaian batin, kebahagiaan sejati, dan rasa syukur terhadap hidup yang telah diberikan. Oleh karena itu, dengan menumbuhkan sikap hidup sederhana dan menghindari ketamakan, seseorang akan lebih tahan terhadap godaan yang dapat menuntunnya ke dalam praktek-praktek koruptif.
3. Peningkatan Keadilan Sosial dan Penghormatan terhadap Sesama
Keadilan adalah prinsip dasar yang tidak bisa dipisahkan dari ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram. Dalam ajarannya, keadilan bukan hanya dimaknai sebagai sebuah peraturan atau hukum yang harus ditegakkan, tetapi juga sebagai nilai universal yang mengatur cara manusia memperlakukan sesama. Keadilan harus dijalankan dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan antar-individu maupun dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan dan alam.
Dalam konteks pencegahan korupsi, ajaran keadilan ini mengingatkan kita bahwa tindakan yang merugikan orang banyak demi keuntungan pribadi adalah tindakan yang tidak adil. Korupsi sering kali terjadi ketika individu atau kelompok merasa berhak untuk mengambil keuntungan yang lebih besar dari orang lain, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat atau negara. Oleh karena itu, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keadilan dalam setiap aspek kehidupan sangat penting untuk mengurangi dan mencegah terjadinya korupsi.
Kesadaran akan keadilan ini juga akan memperkuat rasa tanggung jawab sosial. Ketika seseorang memahami bahwa setiap tindakan mereka akan mempengaruhi orang lain, mereka akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Kejujuran dan keadilan yang ditanamkan melalui kebatinan akan menjadikan setiap individu lebih sadar akan hak dan kewajiban mereka terhadap sesama, serta akan mengurangi praktik-praktik penyalahgunaan kekuasaan.
4. Mengajarkan Tentang Kebenaran dan Kejujuran dalam Tindakan
Salah satu ajaran inti dari kebatinan Ki Ageng Suryomentaram adalah tentang kebenaran dan kejujuran. Kebenaran menurut beliau adalah sesuatu yang harus dicari, dihargai, dan dijalankan dengan penuh komitmen. Kebenaran bukan hanya berkaitan dengan ucapan atau pengakuan, tetapi juga dengan tindakan yang mencerminkan moralitas dan etika yang tinggi.
Korupsi adalah bentuk penyimpangan dari kebenaran. Praktik korupsi berakar pada kebohongan dan ketidakjujuran, baik dalam hal penggunaan kekuasaan, pengelolaan keuangan negara, maupun dalam transaksi bisnis. Dengan mengedepankan kebenaran dan kejujuran dalam segala aspek kehidupan, individu akan lebih enggan untuk terlibat dalam tindakan koruptif, karena mereka tahu bahwa hal tersebut bertentangan dengan prinsip moral yang lebih tinggi.
Ajaran kebatinan ini dapat membantu individu untuk membangun karakter yang jujur dan transparan, yang pada gilirannya akan menciptakan sistem yang lebih bersih dan bebas dari korupsi. Oleh karena itu, dalam usaha memberantas korupsi, sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai kebenaran dalam diri setiap individu, mulai dari pendidikan di sekolah hingga kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
5. Transformasi Batin sebagai Kunci Perubahan Sosial