Dalam ajaran beliau, kebatinan adalah jalan untuk memperoleh kesadaran spiritual, yang akan membimbing individu untuk bertindak secara lebih bijaksana, adil, dan penuh kasih sayang. Kesadaran spiritual ini adalah kunci untuk menghindari godaan duniawi, seperti kerakusan dan ketamakan yang sering menjadi penyebab utama dari tindakan koruptif. Sebagai contoh, apabila seseorang mampu mengembangkan kebatinan yang dalam, ia akan dapat mengenali keburukan dari perbuatan yang merugikan orang lain demi keuntungan pribadi, serta menghindarinya.
2. Kesadaran Diri dan Pemahaman terhadap Hakikat Hidup
Salah satu aspek penting dari ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram adalah pentingnya kesadaran diri. Menurut beliau, hidup yang benar adalah hidup yang penuh kesadaran. Ini berarti seseorang harus memiliki kemampuan untuk merenung dan mengenali tujuan hidupnya, serta bagaimana tindakan sehari-hari mereka berhubungan dengan nilai-nilai moral yang lebih tinggi. Dalam banyak ajarannya, Ki Ageng Suryomentaram menyarankan agar setiap individu terus-menerus bertanya pada diri sendiri tentang tujuan hidupnya dan apa yang sejatinya diinginkan dari kehidupan ini.
Melalui proses refleksi dan perenungan, seseorang dapat memahami hakikat dirinya, serta nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar dalam bertindak. Dengan demikian, kebatinan menjadi proses transformasi batin yang memungkinkan seseorang untuk menjadi lebih bijaksana, rendah hati, dan jujur. Ini adalah prinsip dasar dalam pencegahan korupsi: dengan memahami diri dan niat hati, seseorang akan mampu menjauhkan diri dari godaan untuk mengejar keuntungan pribadi dengan cara yang tidak sah.
3. Prinsip Keadilan dan Kebenaran
Keadilan dan kebenaran adalah dua konsep yang sangat penting dalam kebatinan Ki Ageng Suryomentaram. Beliau mengajarkan bahwa hidup yang benar haruslah berdasarkan prinsip keadilan, di mana setiap orang diperlakukan dengan adil tanpa memandang status, kekayaan, atau kedudukan sosial. Keadilan bukan hanya dimaknai dalam konteks hukum atau peraturan, tetapi juga dalam hal hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam serta Tuhan.
Keadilan menurut Ki Ageng Suryomentaram meliputi keadilan sosial, keadilan dalam tindakan, dan keadilan dalam pikiran. Ajaran beliau mengajarkan bahwa tindakan korupsi, yang merugikan orang banyak demi keuntungan pribadi, adalah bentuk pelanggaran terhadap prinsip keadilan. Korupsi adalah tindakan yang tidak hanya merugikan orang lain secara materiil, tetapi juga merusak tatanan moral masyarakat dan menghancurkan rasa kepercayaan antar sesama. Oleh karena itu, ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram sangat relevan dalam upaya untuk menanggulangi korupsi, dengan membangun kesadaran akan pentingnya bertindak adil dalam segala aspek kehidupan.
4. Penghormatan terhadap Kebenaran
Kebenaran adalah hal yang tidak bisa dinegosiasikan dalam ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram. Beliau mengajarkan bahwa dalam hidup ini, kebenaran harus dicari, dihargai, dan dijalankan tanpa kompromi. Menurut beliau, kebenaran tidak hanya berkaitan dengan pernyataan yang benar secara faktual, tetapi juga tentang hidup yang selaras dengan prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi. Kebenaran dalam ajaran kebatinan adalah suatu nilai yang meliputi kejujuran dalam berpikir, kejujuran dalam bertindak, dan kejujuran dalam hubungan dengan sesama.
Korupsi, dalam pandangan beliau, adalah bentuk penghianatan terhadap kebenaran. Ketika seseorang terlibat dalam korupsi, mereka tidak hanya mengkhianati hukum, tetapi juga mengkhianati nilai-nilai moral dan spiritual yang mengajarkan tentang kejujuran dan kebenaran. Dalam kerangka kebatinan, kebenaran tidak bisa dipisahkan dari tindakan yang murni dan luhur, yang bertujuan untuk kebaikan bersama. Inilah yang menjadi landasan moral bagi upaya pemberantasan korupsi: dengan menanamkan nilai-nilai kebenaran dalam diri setiap individu, diharapkan masyarakat akan lebih cenderung untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai kejujuran dan keadilan.
5. Kesederhanaan sebagai Landasan Moral