Kesederhanaan mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam ambisi materi atau status sosial, sementara kejujuran mengingatkan kita untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai moral yang luhur. Kesadaran diri dan pencarian jati diri membantu individu untuk memahami dirinya secara lebih mendalam, sehingga mereka dapat bertindak dengan bijaksana dan menghindari godaan korupsi.
Selain itu, pentingnya harmoni sosial dan keseimbangan hidup mengarah pada terciptanya hubungan yang adil dan seimbang dalam masyarakat, yang sangat dibutuhkan dalam menghindari ketimpangan yang menjadi penyebab utama munculnya ketidakadilan dan korupsi.
Dengan mengimplementasikan ajaran-ajaran ini, baik di tingkat individu maupun masyarakat, kita dapat menciptakan perubahan yang lebih baik, di mana nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari. Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram bukan hanya ajaran spiritual, tetapi juga pedoman praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern untuk menciptakan masyarakat yang lebih damai, adil, dan bebas dari korupsi.
Daftar pustaka
Rahardjo, D. (2010). Filosofi Jawa: Pandangan Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ramdan, Tashawwuf dan Aliran Kebatinan Perbandingan Aspek-aspek Mistikisme Islam dengan Aspek-aspek Mistikisme Jawa, cet. 2, LESFI: Yogyakarta, 1995.
Subagya, Rahmat, Kepercayaan Kebatinan Kerohanian Kejiwaan Dan Agama, cet.7, Kanisius: Yogyakarta, 1989
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI