Sehingga jelaslah mengapa PAUD menjadi pondasi bagaimana tumbuh kembang anak selanjutnya dapat membangun pola pikir, karakter. keterampilan sangat bergantung dari bagaimana yang ia terima di masa keemasannya. Anak mengenal belajar itu seoananjang atau beban tergantung apa yang ia dapatkan saat di PAUD. Fitrah sempurna anak belajar dan beriman dipengaruhi dari dukungan yang ia terima dari lingkungan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih paham disekelilingnya. Bearagm kegiatan mainnya menjadi bagian dari bagaimana ia memahami lingkungan sebagai modal bagaimana ia menyeelsaikan kehidupan di masa yang akan datang. (Ahsyari, 2014)
Menurut Vygotsky (1962, 1978), terdapat dua garis perkembangan yang berkaitan pada cara berpikir anak baik secara spontan maupun tidak spontan. Perkebangan spontan terjadi saat anak melakukan kegatan sendiri menuangkan ide dan gagasan kedalam alaur kegiatan main menggunakan bahan dan alat yang menurut anak dapat mempresentasikan menjadi sebiah karya atau kegiatan baru. Sedangkan perkembangan spontan adlah perkembangan yang terjadi pada anak saat ada guru atau orang dewasa lainnya membantu memberikan dukungan berupa pemntik munculnya ide dan agagasan anak. Anak akan mencoba mengaitkan ide dan gagasannyadalam sebuah karya coretan atau bangun ruang atau aktivitas yang  dapat diterima sesuai meurut nilai dan norma yang ada  dilingkungan.inilah yang dikatakan Vygotsky terkait rentang perkembangan yang dicaoai  anak antara capaian yang diekspresi pada kegiatan min mandiri sepeuhnya dengan bermain menggunakan dukungan guru atau orang dewasa (Adachi, 2021)
Dalam kajian  islam, dukungan  terhadap pendidikan anak usia dini (PAUD), semua  sikap, keterampilan dan pengetahuan akan maksimal dengan dukngan orang dewasa disekitarnya menguatkan pendapat Vygotsky terkait ZPD.  Kita orang dewasa memberikan kesempatan anak menentukan rencana main, keputusan-keputusan dan Analisa mainnya sendiri. Guru hanya memfasilislati dukungan main dengan penataan lingkungan dan dukungan verbal yang akan mengajak anak menaganalisa apa yang sebaiknya ia pertimbangkan dalam kegiatan mainnya.(Ahsyari, 2014).
KESIMPULAN
Dukungan yang dilakukan guru dan orang dewasa disekitarnya akan menjadi kekuatan besar dalam memfasilitasi anak usia dini mencapai seluruh aspek perkembangan dengan maksimal. Dengan penuh kecintaan bagaimana guru dapat memberikan dukungan bermain, sehigga anak selalu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru untuk terus menguatkan bagaimana sikap terus menjadi lebih baik secara bertahap dan konsisten. Bagaimana dukungan bukan hanya dalam capaian kognitif tapi juga social emosional yang terlihat dari bahasa dan tindakan anak. Melalui bermainnya anak akan terus menemukan beragam hal dalam mengeksplor lingkungannya. Bagaimana melalui bermainnya seluruh capaian perkembangan anak menjadi maksimal dengan cara mereka temukan  dari apa yang dilakukan, dirasakan dan didengarnya. Dari lingkungan selama anak bermain dan berinteraksi dengan benda dan alat yang ada di kegiatan mainnya. Bagaimana lingkungan fisik baik lingkungan social dan lingkungan alam akan menjadi tempat anak bereksplorasi memahami dan mengambil sarinya untuk terus memperbaiki diri agar dapat doterima dilingkungannya. Dengan berkegiatan aktif beragam tantangan dan solusinya akan anak temukan secara mandiri. selain orang tua sebagai pemberi dukungan utama bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal. Bagaimaan perkembanganpotensinya secara berkesinambungan didukung orang dewasa di sekolah dan di rumah.melalui berbagai kegiatan main yang bermakna dan terus meningkatkan capaian sikap pengethauan dan keterampilannya.  Keragaman alat dan bahan dengan bahan yang ada dan bekaitan dengan keterampilan hidup akan semakin maksimal bagi tumbah kembang anak, Dari yang dilakukan, di dengar dan dirasakannya ia akan menalar terus pengetahuan lamanya. Dan menjadi sesuatu tindakan baru disertai kemampuan berbahasa dan bersosialiasai yang lebih baik. Interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih tua memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang tidak dapat digunakan ketika mereka sendirian. Pandangan sosialisasi ini sejalan dengan teori perkembangan kognitif Vygotsky. (Ahsyari, 2014)
REFERENSI
Abduh, M. (2017). Bermain dan Regulasi Diri (Kajian Teori Vygotsky). Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Adachi, M. (2021). The role of the adult in the child's early music socialization: A Vygotskian perspective. Visions of Research in Music Education, 16(5), 25.
Ahsyari, E. R. N. (2014). Kelelahan Emosional Dan Strategi Coping Pada Wanita Single Parent (Studi Kasus Single Parent Di Kabupaten Paser). Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(3).
AISYAH SARTIKA, N. (2018). PENGARUH PELATIHAN BERBASIS TEORI VYGOTSKY TERHADAP KOMPETENSI GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK. UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Forman, G. (2021). Constructive play. In Play from Birth to Twelve and Beyond (pp. 392--400). Routledge.