Mohon tunggu...
Laela Nurhayati
Laela Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Praktisi PAUD

Ibu Rumah Tangga, Guru PAUD, Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Menurut Perspektif Vygotsky

17 Juli 2022   05:17 Diperbarui: 17 Juli 2022   05:24 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vygotsky mengembangkan teori perkembangan sosiokultural dimana anak akan berkembang maksimal melalui hubungan aktivitas dan komunikasi serta pemikiran sesuai nilai budaya disekeliling anak saat bertumbuh dan berkembang. Menurut Vygotsky (1978: 57), setiap tonggak perkembangan anak terlihat dalam dua waktu yaitu saat anak berinteraksi dan saat anak menunjukkan siapa dirinya atau jati dirinya dalam menata dirinya saat berinteraksi. Dengan memnhami norma dan nilai agama dan budaya anak akan merangakai caranya berpikir memahami lingkungannya. Hal seusai dengan teori belajar konstruktivisme, diaman sekitar anak adalah potensi luar biasa meningkatkan cara berpikir anak secara maksimal. (Vygotsky, 1978: 88). Jadi bagaimana begitu pentingnya anak dapat bermain dan berinteraksi dengan lingkungan akan memaksimalkan perkembangan kognitifnya. (AISYAH SARTIKA, 2018).

Arti penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997) ZPD dan dukungan jarak antara kemamapuan sebenarnya dengan kemampuan potensial dalam menyelesaikan problematika masalah. Selain itu dukungan adalah beberapa pertolongan bagi anak secara berangsur dipermulaan belajarnya, yang kemudian bertahap berkurang berpindah pada memberikan kesempatan pada mereka untuk menemukan sendiri bagimana menyelesaikan masalahnya sendiri. (Utami, 2016)

Pendapat Vygotsky terkait bermain terutama adalah bagaimana bermain membangun adalah mewujudkan daya khayal anak yang dibatasi oleh suatu kesepakatan (Wink & Putney, 2002). Dalam bermain membangun ini anak akan berhubungan dengan lingkungan social di sekitarnya. Dengan kata lain perkembangan berpikir anak akan difasiliatsi lingkungan sekitarnya dalam membangun pondasi mengenal lingkngan social di sekelilingnya.  Pada saat anak membangun sesuatu abiasanya akan dilanjutkan dengan bermain peran apa yang dapat dihadirkan di dalamnya baik di luar maupun di dlam ruangan.

Pendapat Vygotsky, bermain adalah self help tool yang tidak jarang mengaitkan anak secara otomatis pada perkembangan dirinya (Tedjasaputra, 2001: 10). Menurut  Vygotsky secara utuh bermain memiliki tugas meningkatkan kemamapuan berinteraksi dan mengatur emosi anak (Hasanah & Agung, 2019)

Bermain membangun pada anak-anak terjadi saat anak membangun sesuatu dan meniru sekelilinganya. Sesuai dengan pendapat Frobel permainan membangun adalah kegiatan yang mengembangkan kemampuan motoric halus anak seperti meronce, menggulung, menjahit, menyusun, atau merangkai (Roopnarine & Johnson 2005). Bermain dengan menyusun dan merangkai balok, membentuk pasir dan beragam cipta bentuk baru dari bentuk sebelumnya merupakan permainan membangun. Permaianan ini memberi kesempatan belajar menyeesaikan tugasnya hingga tuntas.  Bermain membangun juga akan melibatkan kemampuannya merubah bentuk dan fungsi suatu benda sesuai agagsan , kepahaman dan nalarnya (Puteh & Ali, 2016)

Dalam rangkaian kegitan membangun menurut Glasersfeld dibutuhkan beberapa kompetensi seperti: 1) kompetensi menghafal dan menyatakan kembali pengalamannya, 2) kompetensi membedakan dan mengenal persamaan, menentukan apa Langkah selanjutnya, 3) kompetensi memilih beragam peluang yang ada. Kompetensi tersusun dari beragam kesempatan berhubungan dengan lingkungannya melalui bermain (Komalasari, 2011). Kompetensi membedakan secara lebih spesifik dari unsur-unsur yang menjadi karakteristik khusus dengan membandingkan, mengelompokkan dan menyusun suatu pengetahuan.  Kemampuan memilih sesuatu yang dipandang lebih baik dari pilihan lainnya akan membentuk nilai dari pengalaman yang tersusun.

Cahyono (2010) menurut perspektif proses scaffolding atau dukungan yang diberikan oleh guru, bagaimana anak dapat menyampaikan apa yang ia pahami dan menalar pengetahun lama nya dengan pengetahuan barunya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep anak yang sangat signifikan dalam pemahaman pengetahuan anak.

Makna Zona digunakan Vygotsky bukan satu titik, tetapi merupakan rentang rangkaian perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang berbeda. Bagaimana rentang perkembangan antara capaian potensial dan capaian sebenarnya dapat dimaskimalkan melalui dukungan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih paham yang ada disekelililingnya dengan lebih cepat. Bagaimana setiap kegiatan main yang anak lakukan baik pembiasaan mau aktivitas penguatan kognitif, bahasa dan social emosional anak akan terus meningkat dengan dukungan orang dewasa.  Dengan dukungan baik penyadiaan tempat main dalam penataan yang memfasilitasi beragam alat dan bahan yang apat anak gunakan bereksplorasi menuntaskan kegiatan mainnya, serta ide ide pemantik yang disampaikan guru akan memaksimalkan gasan mainnya terus berkembang secara maksimal.

Menurut Lev S. Vygotsky (1896-1934), bagaimana anak dapat mengekspresikan capaian perkembangan tertinggi adalah sat anak bermain seolah-olah ia menjadi siapa menggunakan benda benda yang dapat memiliki fungsi menyerupai atau sama. Saat bermain ini Vygotsky menegaskan bagaimana bermain seolah -olah akan menjadi lebih cepat membantu capaian perkembangan anak, Saat itu pendidik akan memotivasi anak auntuk terus mengmbangakan ide dan agagasan mainnya dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan baru yang terangkai dalam kegiatan bermain seolah-olahnya. Jelas akan terlihat rentang capaian perkembangan saat anak bermain mandiri dangan anak bermain didukung dengan pijakan guru. Saat guru memberikan dukungan pijakan berupa motivasi atau pertanyaan yang membantu anak lebih dalam memahamai kegiatan mainnya akan membantu anak juga merangkai kepahamnnya yang mungkin masih terserak dan belum menjadi rangkaian kepahaman yang terstruktur dan sistematis (Smolucha & Smolucha, 2021)

Pendidikan Anak Usia Dini sebagai pendidikan yang pertama bagi anak. Pendidik harus dapat memahami betul bagaimana Teori ZPD ini akan membantu guru memilih strategi, tehnik dan cara yang berbeda untuk tiap anaknya. Anak dengan beragam pengalamn, lingkungan dan hasil turunan dari gen yang berbeda akan didukung guru menurut keunikannya. Kecepatan capaian tentu akan berbeda dari tiap anak, tergantung dari latar belakang siapa anak ini dan bagaimana pola asuh yang melatari tumbuh kembangnya. Komunikasi dan penggalian data awal anak menjadi dasar guru memberikan dukungan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan dan keterampilannya. (Ahsyari, 2014)

Vygotsky mengatakan bahwa Zone of Proximal Development (ZPD) memastikan pendidik memiliki tugas yang sangat penting dalam membantu anak melalui pijakan main untuk dapat terus meningkatkan sikap, pengetahuan dan keterampilannya.  Kegiatan menjelajah dan uji coba anak dengan beragam kegiatan menggunakan beragam alat dan bahan akan berdampak langsung atau  tidak langsung pada anak melalui rangkaian penguatan komunikasi dalam bentuk pertanyaan yang mengajak anak menguatkan memukan rangkaian seba akbat atas Tindakan yang dilakukan anak. Saat itu pendidik akan melihat samapai sejauh mana capaian perkembangan terus tergali lebih dalam. Hal ini akan menjadi suatu proto polio kerja pendidik sebagai (1) pengembangan keprofesionalan melalui observasi, pengatan, tanya jawab, dokumentasi dan catatan ankdot yang kemudian di Analisa sejauh mana capaian anak dalam bermain pembangunan (2) dengan dukungan atau pijakan yang diberikan guru akan mempercepat peningkatan capaian perkembangan anak dan menjadi dasar perencanaan dukungan pendidik selanjutnya (3) seluruh rangkaian informasi yang guru temukan daro capaian perkembangan anak akan menjadi dasar perubahan mendasar dalam memfasilitasi sarana bermain selanjutnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun