Mohon tunggu...
Laela Nurhayati
Laela Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Praktisi PAUD

Ibu Rumah Tangga, Guru PAUD, Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Menurut Perspektif Vygotsky

17 Juli 2022   05:17 Diperbarui: 17 Juli 2022   05:24 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermain dalam pandangan Vygotsky

Prinsip-Prinsip Teori Vygotsky menyatakan bahwa faktor biologis mempengaruhi perkembangan.  Anak memiliki keunikan tersendiri dan menerima dukungan dari lingkungan dalam menghadapi suasana tertentu yang diekspresikan berbeda-beda menurut kepahamannya. Tetapi Vygosky lebih utama membahas tentang bagaimana pengaruh lingkungan terhadap peningktan capaian perkembangan anak. Lingkungan manusia dan kebiasaan disekitarnya mempengaruhi cara berpikir anak. Prinsip-prinsip dalam teori Vygotsky (Ormrod, 2012: 13): a) beberapa cara berpikir anak memiliki kekhasan tertentu yang tidak sama dengan yang lainnya. Hal ini karena dua jenis proses berpikir yang berbeda, pertama fungsi mental rendah denganreaksi yang kecil pada lingkungannya. Yang kedua fungsi mental tinggi yang focus pada proses berpikir dengan kemampuan mengingagt dan menganalisi yang tinggi, Fungsi mental rendah didasarkan pada gen sedangkan gungsi mental tinggi karna dukungan lingkungan dan pembiasaan. Hal ini dapat dilihat daeri capaian perkaembangan linguistic,  hitungan, natural,  seni, dan lain sebagainya. (AISYAH SARTIKA, 2018)

Perbincangan tidak formal adalah salah satu cara yang sesuai digunakan orang dewasa disekitar anak terkait pengetahuan dan pembiasaan abaik yang harus dianalisa anak. Dengan pembiasaan melalui kegiatan fisik dan berpikir menjadikan anak dapat menjadi manusia yang lebih baik dan terampil serta tepat mengambil  dan memutuskan di setiap tindakannya. Anak melakukan eksplorasi dengan beragam abahn dan alat untuk menguatkan nalarnya menyikapi suatu benda atau kejadian sebagai upaya menyelesaikan kesulitan dengan menemukan solusi terbaiknya dengan pola pikir dari sudut pandang yang mungkin berbeda karena beragam asal usul. (AISYAH SARTIKA, 2018)

Cara berpikir dan komunikasi akan mengikuti berapa lama anak ini berinteraksi dengan lingkungan. Dari cara berkomunikasi anak ini dapat terlihat sampai sejauh mana capaian proses berpikir anak saat itu.  Saat awal usia kehidupannya anak berkomunikasi hanya dengan meniru apa yang dia dengar dan rasakan, Walaupun itu kadang masih didasarkan pada pandangan keakuannya dalam proses berpikir. Saat anak berkomunikasi dengan dirinya melalui berbicara sendiri ia sedang menguatkan dirinya bagaimana ia akan bertindak selanjutnya. Saat berbicara sendiri ini anak mencoba menuntaskan cara mengeksperesikan pengetahuannya dalam sebuah komunikasi atau tindakan yang membantu ia menuntut kemana arah mana ia akan berkembang. Jadi dengan bahasa lisannya anak mencoba menunjukkan apa yang ia ketahui dan pahami secara naluri (AISYAH SARTIKA, 2018)

 Proses penguatan mental yang beragam dimunculkan pada anak  melalui kegiatan interaksi dengan beragam orang di sekitarnya menggunakannya secara mandiri. Vygotsky beranggapan fungsi mental yang lebih tinggi didasarkan pada bagaimana anak berinteraksi dengan teman dan orang dewasa di sekitarnya. Dalam pandangan Vygotsky anak akan berkomunikasi, bergerak, beraktivitas. Dalam konteks budaya secara bertahap dan berproses menguatkan diri untuk memilih cara, alat dan bahan untuk menyelesaikan kegiatan bermainnya. Dengan menggunakan bahasa, cara berpikir dan tehnik-tehnik yang dipahami anak menuntaskan kegiatan mainnya. Melalui interaksi ini bagaimana karakter dan keterampilan anak mengkristal (AISYAH SARTIKA, 2018)

Anak-anak berpikir sesuai dengan pembiasan dan pola asuh yang diterima anak melalui cara mereka.  Dari apa yang anak dengar, lihat dan rasakan ia tuangkan dan ekspresikan dalam beragam cara. Beberapakali mereka merubah cara dan alat yang digunakan untuk terus menyempurnakan apa yang ingin mereka capai. Teori Vygotsky mengandung kesesuaian dengan landasan teori konstruksivisme. Berdasarkan proses internalisasi anak akan menyesuaikan gagasan dan tehnik bermainnya secara mandiri. (Aisyah Sartika, 2018)

Anak dapat menuntaskan bermain yang lebih menantang dangan dukungan orang dewasa dan teman sebaya disekitrnya yang lebih paham. Saat ini anak berada pada tahapan perkembangan potensial. Secara bertahap anak akan terus mencoba secara mandiri apa yang ia dapatkan dari dukungan sekelilingnya, hingga ia benar-benar dapat secara mandiri menuntaskannya, sehingga saat ini capaian perkembangan kompeten  (Aisyah Sartika, 2018)

Dengan tantangan yang bertahap semakin sulit meningkatkan capaian kognitif anak. Kembali anak akan butuh bantuan dahulu orang yang lebih aham dilingkungannya sebelum ia dapat menyelesaikan tantangan secara mandiri. (Aisyah Sartika, 2018)

Susunan berulang, pemilihan beragam tindakan atas suatu benda, rangkaian kerja terstruktur dan kegiatan seolah menjadi sesuatu akan terjadi saat anak melakukan kegiatan dengan menggunakan alat dan bahan bermain. Penataan lingkungan main anak-anak yang disusun guru terus di sesuaikan dengan tujuan kegiatan tentu akan menyediakan suasana baru dalam menemukan tantangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang berbeda. Dengan bahan dan alat baru anak akan bermain pembangunan sebagai ekspresi ide dan gagasan yang berbeda sebagai bagian perubahan capaian pembelajarannya. Bermain kontruktif dengan mengekspresikan kemampuan tata ruang akan mencoba menggabungkan beberapa bentuk bagun ruang dalam suatu rangkaian tatanan bagian-bagain ruang yang indah. Saat itu anak akan mencoba mengekspresikan kepahaman akan beragam ruang. Anak akan membuat benda-benda disekitarnya terbangun menjadi sesuatu yang menyimbolkan suatu bentuk di luar karakteristik benda tersebut. Anak akan memaksimlakan imajinasinya dalam menyusun bentuk bentuk baru dari benda-benda ini dengan merangkai, menambahkan, meindahkan, menyusun dan menggabungkan dengan benda -benda lainnya. Terkadang imajinasi anak diluar akal dan pemikiran kita orang dewasa, tetapi saat diobservasi anak akan dapat menyampaikan alasan kenapa ia melakukan atau membuat itu. Kita dapat mengamati hal ini terjadi bukan saja saat anak bermain terpisah walau ada dekat teman lainnya tetapi juga saat mereka bermain bersama mengekspresikan apa yang ia lihat dari tingkah laku orang dewasa di sekitarnya dengan simbolik. (Forman, 2021)

Pada saat bermain anak melakukan interaksi dengan beragam orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang berbeda. Saat itu anak akan mengaitkan dengan pengalaman bermainnya dan menganalisa apa yang dapat diterima lingkungan akan keberadaan dirinya dalam pandangan Vygotsky,(1978: 102).  Saat inilah kemampuan kognitifnya terus dikembangkan, dan melalui bermainlah kemapuan di atas rata-rata anak akan muncul, ini berbeda dengan sikap kesehariannya. Saat bermain anak akan membuat standar standar perilaku apa yang dapat ia lakukan.  Anak meniru apa yang dilakukan sekitarnya seolah dirinya ada mereka. Melalui bermain anak berproses belajar membuat desain atau rencana dengan mengasosiasikan pengetahuan sebelumnya yang dapat diterima lingkungan, kemuaidan ia tuangkan dalam ekspresi suara dan karyanya. (AISYAH SARTIKA, 2018)

Peran orang dewasa dan teman sebaya di seputar anak sangat dibutuhkan untuk mempercepat peningkatan capaian perkembangannya. Hal ini sesuai degan teori belajar, bahwa seseorang selalu belajar dari dukungan orang sekitarnya. Yang dikuatkan Vygotsky dalam ZPD serta dikutip oleh Moll (1993: 157) bahwa Zone of Proximal Development (ZPD) diartikan sebagai upaya memaksimalkan fungsi-fungsi tersebut yang belum matang, dalam proses pematangan. Sama seperti bakal buah yang akan terus dimatangkan oleh bantuan lingkungan seperti cuaca dan tindakan lingkungan. (AISYAH SARTIKA, 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun