Mohon tunggu...
Ahmad MA
Ahmad MA Mohon Tunggu... -

blogger yg jarang update | traveller kere | jazz | senja | fotografer dadakan | google wannabe | Blogger Anging Mammiri Makassar | dari timur indonesia | www.bebmen.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Putu Cangkir dan Pengalaman Hidup Sang Pembuatnya

10 Oktober 2009   11:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:37 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Me : sepertinya saya harus mencoba putu cangkir ibu sepertinya putu cangkir ibu ini enak. Buktinya masih banyak pelanggan ibu yang masih setia dengan putu cangkir ibu

Daeng Tayang : yah alhamdulillah mereka-merekalah yang membantu ibu. ibu hanya bisa membuat kue dan mereka membantunya dengan membeli kue buatan ibu. karena hanya ini yang bisa menyekolahkan anak ibu.

Me : ohh iya bu saya tambah pesenan saya jadikan doble orderan


Mendengar percakapan saya dengan daeng tayang begitu giat beliau membanting tulang dengan bermodalkan keahliannya membuat PUTU CANGKIR hingga dapat memberikan makan keluarganya dan menyekolahkan anaknya begitu gigih ia dalam menjalani hidup yang penuh dengan cobaan ini.


Setelah pesanan saya selesai saya pun bergegas pulang dengan membawah sebungkus PUTU CANGKIR dan selembar pengalaman hidup yang saya dapatkan dari Daeng Tayang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun