Perlakuan: Kelompok eksperimen menerapkan model pembelajaran self-directed learning pada mata pelajaran IPS selama satu semester, sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Posttest: Setelah perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest untuk mengukur sikap prokrastinasi akademik akhir pada mata pelajaran IPS.
Analisis data yang diperoleh dari pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:
Uji-t sampel berpasangan (paired-sample t-test) untuk membandingkan skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok.
Analisis kovarian (ANCOVA) untuk membandingkan skor posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan mengontrol pengaruh skor pretest. Uji asumsi normalitas dan homogenitas varians juga dilakukan sebelum melakukan analisis statistik di atas. Selain itu, ukuran efek (effect size) juga dihitung untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran self-directed learning terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam sikap prokrastinasi akademik antara kelompok eksperimen yang menerapkan model pembelajaran self-directed learning dan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pada kelompok eksperimen, terjadi penurunan sikap prokrastinasi akademik yang signifikan setelah penerapan model self-directed learning, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan.
Uji-t sampel berpasangan menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest sikap prokrastinasi akademik (t = 5,27, p < 0,001). Skor rata-rata posttest (M = 68,2) lebih rendah secara signifikan dibandingkan skor rata-rata pretest (M = 75,8), yang mengindikasikan penurunan sikap prokrastinasi akademik setelah penerapan model self-directed learning. Sementara itu, pada kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest (t = 0,84, p = 0,406).
Analisis kovarian (ANCOVA) juga menunjukkan bahwa setelah mengontrol pengaruh skor pretest, terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor posttest sikap prokrastinasi akademik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (F = 18,74, p < 0,001). Rata-rata skor posttest yang disesuaikan pada kelompok eksperimen (M = 67,9) lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (M = 74,6), yang menunjukkan bahwa model self-directed learning lebih efektif dalam menurunkan sikap prokrastinasi akademik siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.
Ukuran efek (effect size) yang dihitung menggunakan eta kuadrat parsial (partial eta squared) menunjukkan bahwa model pembelajaran self-directed learning memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap prokrastinasi akademik siswa (2 = 0,14). Ini mengindikasikan bahwa 14% dari variasi dalam sikap prokrastinasi akademik dapat dijelaskan oleh penerapan model self-directed learning.
Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong kemandirian belajar, seperti self-directed learning, dapat membantu mengurangi prokrastinasi akademik (Grunschel et al., 2013). Dengan model self-directed learning, siswa memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengelola proses belajar mereka sendiri, mengidentifikasi kebutuhan belajar, merumuskan tujuan, dan mengevaluasi kemajuan belajar. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian, dan komitmen untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik, sehingga mengurangi kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian tugas (Bembenutty, 2011).