Durasi : 2 JP (90 menit)Moda : Mandiri - Â Konferensi
Tujuan Pembelajaran Khusus: Â CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
Salam bahagia.....kepada seluruh pembaca yang budiman di seluruh nusantara. Perkenankan penulis membagi informasi terkait dengan salah satu tugas Calon Guru Penggerak Angkatan 9 pada Modul 3.2 sub modul 3.2.a.8 Koneksi Antar Materi. Pada sesi pembelajaran kali ini, Bapak/Ibu CGP membuat kesimpulan dan mengoneksikan materi yang ada di dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
- Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.Â
- Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.Â
- Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
- Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
- Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Â Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.
Ekosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.Â
Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:Â
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru - Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Â Masyarakat sekitar sekolahÂ
- Dinas terkait
- Pemerintah daerah
Sedangkan faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:Â
- Keuangan
- Sarana dan prasaranaÂ
- Lingkungan alam
Mari sahabat budiman, kita membahas satu-persatu pemantik Sub Modul 3.2.a.8 sebagai berikut :
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.Â
Jawaban dari Pertanyaan pemantik di atas :
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ialah seorang pemimpin atau  manajer yang mampu memanfaatkan aset-aset sekolah yang di miliki dan di kelola dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran sebagai sebuah kekuatan/potensi sekolah sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.
- Implementasinya di dalam kelas, diantaranya :
1) Â Â Memanfaatkan sarana prasarana di kelas secara efektif dan efisien.
2) Â Mengoptimalkan kolaborasi guru dan murid dalam melaksanakan pembelajaran
3) Â Menggunakan kelas untuk pemanfaatan bersama secara efektif.
4) Â Mengoptimalkan potensi dan kreativitas siswa untuk melaksanakan suatu kegiatan.Â
5) Â Memberikan keleluasaan kepada siswa dalam penyusunan kesepakatan kelas
6) Â Menciptakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid
- Â Implementasi di Sekolah
1) Â Â Memanfaatkan sarana prasarana di sekolah secara efektif dan efisien.
2) Â Mengoptimalkan kolaborasi semua warga sekolah dalam melaksanakan suatu kegiatan.
3) Â Â Menggunakan sumber daya finansial untuk menunjang setiap kegiatan.
4) Â Â Memaksimalkan fungsi komunitas sekolah.
5) Â Â Mengoptimalkan pengembangan kompetensi guru melalui (KKG) atau MGMP
- Â Implementasi di Lingkungan Masyarakat
1) Â Kerja sama dengan masyarakat sekitar untuk menunjang program sekolah.
2) Â Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran.
3) Â Kerja sama dan kolaborasi dengan masyarakat, lembaga kesehatan, lembaga pemerintah/swasta serta masyarakat.
4) Â Memanfaatkan aset Agama, adat dan kebudayaan untuk pembelajaran.
5) Â Melibatkan masyarakat sekitar atau orang tua wali murid dalam pembelajaranÂ
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.Â
Jawaban dari Pertanyaan pemantik di atas :
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas karena setiap sumber daya yang ada bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam mendukung proses pembelajaran yang berpihak kepada siswa. artinya bukan saja sekolah yang berada di  perkotaaan yang memiliki kelengkapan infrastruktur, namun di desa atau di pelosokpun bisa memanfaatkan aset sekolah serta sumberdaya alam atau lingkungan sebagai media pembelajaran.
Ada 7 modal aset yang bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran menjadi berkualitas, yakni modal manusia, fisik, lingkungan/alam, sosial, agama dan budaya, keuangan/finansial, dan politik.
Contoh pengelolaan sumber daya akan meningkatkan kualitas pembelajaran
Misalnya suatu sekolah akan menggelar  karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah bisa memanfaatkan aset-aset atau modal yang ada, yakni:
Misalnya suatu sekolah akan menggelar  karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah bisa memanfaatkan aset-aset atau modal yang ada, yakni:
- Modal Manusia
      Gelar karya P5 bisa dilaksanakan dengan kolaborasi antara siswa, guru, orang tua siswa, dan warga sekolah lainnya.
- Modal Fisik
Gelar karya P5 bisa memaksimalkan sarana prasarana yang dimiliki sekolah, misalnya aula, lapangan, meja, kursi, LCD proyektor, ruang kelas, dan lain-lain.
- Modal Lingkungan/Alam
Siswa bisa menggunakan bahan-bahan di sekitar lingkungannya untuk mendukung proyek P5 maupun gelar karya. Misalnya, proyek P5 mengambil tema "Kearifan Lokal", siswa bisa membuat produk-produk yang bahannya adalah komoditas khas dari daerah asal siswa.
- Modal Sosial
Modal sosial bisa menunjang pelaksanaan gelar karya P5, misalnya adanya kolaborasi dan kerja sama yang baik antarwarga sekolah. Selain itu, rasa peduli, rasa memiliki, dan kekeluargaan tentunya akan sangat mendukung terlaksananya gelar karya P5.
- Modal Agama dan Budaya
Produk kebudayaan di lingkungan siswa bisa menjadi salah satu penampilan untuk mendukung gelar karya P5, misalnya tari sawat buru, tari cakalele, tari-tarian( manari), dll. Adapun toleransi antarumat beragama juga akan mendorong kerja sama dalam pelaksanaan gelar karya P5.
- Modal Finansial
Kita bisa memanfaatkan beberapa modal finansial untuk mendukung pelaksanaan gelar karya P5, misalnya menggunakan dana BOS, kas kelas, iuran komite, sponsor, dan lain-lain. Selain itu juga, jika dalam gelar karya ada penjualan produk, hasil penjualannya bisa menjadi kas untuk mendukung proyek selanjutnya.
- Modal Politik
Adanya relasi yang baik antara pihak sekolah dengan lembaga di luar sekolah bisa menunjang pelaksanaan gelar karya P5, misalnya untuk mendukung finansial dari dana sponsor. Relasi dan komunikasi yang baik tentunya akan memperlancar cairnya dana dari sponsor. Jika gelar karya melibatkan masyarakat umum, kita bisa menggunakan kekuatan wali murid yang mungkin menjabat di posisi strategis, seperti perangkat desa, perangkat kecamatan, dan lain-lain untuk mendukung kegiatan atau menyosialisasikan kegiatan.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Jawaban dari Pertanyaan pemantik di atas :
1. Â Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 1
a. Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.1.
Pendekatan berbasis aset/kekuatan yang dipelajari di modul 3.2. akan mendukung terciptanya pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga potensi siswa akan tergali secara maksimal(1.1)
b. Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.2.
Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan mendukung peran guru, khusunya peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
c. Â Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.3.
Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan membekali seorang guru untuk memanfaatkan aset yang ada di sekitarnya untuk mencapai visi yang impikan.
d. Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.4.
Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan mendukung terciptanya budaya positif di lingkungan sekolah(1.4)
2. Â Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 2
a. Â Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.1.
Pendekatan berbasis aset yang dipelajari di Modul 3.2. akan membekali guru dalam mengidentifikasi aset-aset di sekitarnya dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1.)
b. Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.2.
Guru sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus berada dalam kesadaran penuh dan menggunakan kompetensi sosial emosionalnya dalam memanfaatkan semua aset yang ada di sekitarnya(2.2)
c. Â Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.3.
(3.2) Guru sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dalam identifikasi aset, sekaligus bisa menggali kekurangan-kekurangan atau masalah dengan menerapkan praktik coaching bersama dengan warga sekolah yang lain (2.3)
 3.   Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 3.1.
(Modul 3.2) tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya akan mendukung peran seorang guru/kepala sekolah untuk membuat suatu keputusan . Apalagi, jika keputusan-keputusan itu berhubungan dengan beberapa aset yang dimiliki sekolah, baik aset biotik maupun abiotik  (Modul 3.1)
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Jawaban dari Pertanyaan pemantik di atas :
- Pemahaman sebelum Mempelajari Modul 3.2.
Sebelum mempelajari modul 3.2. saya belum paham tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan dengan memanfaatkan 7 modal aset tersebut. Apalagi suatu kegiatan  tersebut membutuhkan biaya yang besar. Anggaranlah yang menjadi persoalan sehingga ketika perencanaan tersebut bersinggungan dengan anggaran yang cukup besar pasti kegiatan tersebut tidak terlaksana.
- Pemahaman setelah Mempelajari Modul 3.2.
Setelah mempelajari modul 3.2. saya menjadi paham tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan, baik proses pembelajaran ataupun kegiatan kegiatan lainnya. Saya meyakni pendekatan berbasis aset dengan melihat kelebihan kelebihan,  tentang pembagian aset yang terdiri atas 7 modal utama, yakni modal manusia, fisik, lingkungan/alam, sosial, agama&budaya, keuangan/finansial, dan politik. bisa meningkatkan proses pembelajaran dan bisa menjadi solusi pelaksanaan kegiatan kegiatan apapun di sekolah bisa berjalan  maksimal dengan memanfaatkan kelebihan kelebihan modal  aset tersebut.
- Pemikiran yang Berubah
1)     Seorang pemimpin yang baik yakni pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan selalu mempertimbang  pendekatan berbasis aset guna menghasilkan suatu keputusan atau  merencanakan kegiatan/program bisa berjalan secara maksimal
2) Â Â Â Â Seorang pemimpin harus bisa menjadi manajer dalam mengoptimalkan potensi yang ada, baik potensi dari aset biotik maupun abiotik.
3) Â Â Â Â Ternyata, ada banyak aset/modal di sekitar kita yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran atau program sekolah. Pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan. serta Pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development) Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutanÂ
Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Â Unggahlah hasil pemikiran Anda melalui LMS/moda yang telah disepakati bersama.
Jawaban dari Pertanyaan pemantik di atas :
Adapaun kesimpulan dalam sub modul 3.2.a.8 saya share dengan menggunakan Halaman dashboard menulis - Kompasiana.comÂ
Demikian pembahasan Koneksi antar materi modul 3.2 semoga bermanfaat bagi saya pribadi dan pembaca yang budiman di seluruh nusantara. salam guru penggerak " bergerak, tergerak dan menggerakkan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H